MHA | 15

99 10 0
                                    

Pukul 3 dini hari, Rindou terbangun setelah tidur beberapa jam. Ia baru ingat terakhir kali dirinya menangis sampai terlelap dengan sendirinya.

Sunyi.

Atensi nya teralih pada jam dinding yang menjadi suara pengisi kesunyian di ruangan tersebut.

"Masih pukul 3," gumamnya.

Rindou keluar kamar bergegas ke dapur untuk minum, tenggorokannya terasa kering.

Saat menuruni anak tangga, hampir saja ia berteriak dan rasanya jantungnya mau copot. Bagaimana tidak, pukul 3 dini hari dalam keadaan sunyi dan gelap begini ada sosok yang duduk di tangga sendirian tanpa bersuara.

Dengan hati-hati, Rindou yang terperanjat kaget dan tadinya sontak menjauh kini dengan berhati-hati mencoba mendekati sosok tersebut.

"Sanzu?!" ucap Rindou saat tahu ternyata orang itu adalah Sanzu yang tampaknya tertidur di sana.

"Dia benar-benar nungguin aku buat minta maaf?" gumam Rindou masih tak percaya.

Namun kemudian ia mencoba membangunkan Sanzu menyuruhnya untuk tidur di kamar.

"San, bangun.. tidur di kamar gih, nanti kamu sakit kalo tidur di sini, Sanzu bangun.."

Tak ada respon sama sekali. Sanzu ini benar-benar ya, kalau sudah tertidur seperti orang mati, tidak akan bangun walau gempa bumi sekalipun.

Rindou memutuskan untuk membopongnya, walaupun berat tapi akan ia usahakan daripada si pinky itu sakit dia juga yang repot.

Sayangnya tubuh Rindou yang tidak cukup kuat untuk mengangkat tubuh kekar Sanzu justru malah ia yang oleng ke pelukan Sanzu.

Ok.. baiklah, ini sudah yang kedua kalinya Rindou berada di kondisi seperti ini. Saat ingin bangun, tubuh Rindou rasanya seperti kembali ditarik dan kali ini dengan dekapan erat.

"Rindou maafin gua Rin.. gua benar-benar minta maaf, gua khilaf.. ini salah gua, maafin gua Rin.." terdengar suara lirih Sanzu masih terus mendekap erat tubuh Rindou seperti takut kehilangannya.

Sementara Rindou? Tentu saja ia kaget, tidak bisanya.. ini bukan Sanzu yang ia kenal kan?

"San? Kamu sakit?" tanya Rindou mencoba melepaskan pelukan Sanzu.

"Gua bakal sakit kalo lo nggak mau maafin gua," tutur Sanzu menatap dalam manik ungu Rindou.

Rindou kembali menghela nafasnya dalam dan mengangguk singkat, "Aku maafin, tapi sekarang kamu pindah tidur ke kamar, kalo tidur disini kamu bisa sakit, dan kalo kamu sakit--"

"Kalo kamu sakit aku juga ikutan sakit.. gitu kan kata-katanya?" potong Sanzu antara menggoda sekaligus meledek.

"Kalo kamu sakit aku juga juga yang repot, udah sana pindah ke kamar! Lain kali jangan diulangi lagi! Orang kalo di drama-drama tuh tidurnya di sofa atau ruang tamu lah kamu malah tidur di tangga, ada-ada aja, untung nggak aku tendang ke bawah, kirain setan jam segini duduk sendiri di tangga!" semprot Rindou membuat Sanzu meringis pelan.

Sanzu melenggang pergi kembali ke kamar nya, sepertinya ia harus punya dokter THT pribadi jika setiap saat mendengar omelan Rindou seperti ini.

Sementara Rindou malah tersenyum-senyum sendiri menatap terus punggung Sanzu sampai menghilang dari pandangannya.

"Andai saja Mikey tidak hadir diantara kita San.."

"Ah! Mikir apasih?! Yang ada tuh kamu yang seharusnya tidak hadir dalam kehidupan mereka Rindou.. sadar dong sadar!" celetuk Rindou.

_MyHeartActor_


Pagi yang cerah, namun tidak dengan suasana hati pemuda manis bersurai ungu itu. Rindou duduk termenung di balkon kamarnya menatap kosong mobil-mobil mewah yang berlalu lalang di bawah sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Heart Actor (sanrin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang