MHA | 12

221 22 3
                                        

"Kau memberitahu Kak Shin semua tentangku?"

"Maksudmu?"

"Kenapa?"

"Ya karena.. Kak Shin sendiri yang bertanya tentang keluargamu padaku, tentu saja aku menceritakan padanya apa yang ku tau, apa itu salah? Kau juga tidak mengatakannya dari awal jika itu adalah privasi mu. Aku kan tidak tau, jadi itu bukan salahku," terang Sanzu jujur. Tumben.

Rindou terlihat membuang nafasnya kasar dan kembali diam melamun memikirkan sesuatu. Sanzu hanya meliriknya sekilas dan kembali fokus menyetir.

Beberapa saat terciptanya keheningan, momen langka jika duo berisik ini mendadak diam saat sedang bersama. Sanzu yang sepertinya mulai merasa kurang nyaman lantas menaikkan volume speaker mobil yang sejak tadi memutar acak lagu dari playlist-nya yang hampir rata-rata berisi beberapa lagu dari album yang dinyanyikan Mikey. Mikey lagi Mikey lagi.

"Terhitung sudah hampir dua bulan Aku berada di sini tapi kenapa aku sama sekali belum menemukan satupun petunjuk mengenai keberadaan orangtuaku sekarang. Tuhan.. kenapa kau tidak mendengar doaku? Di Kota yang seluas ini kemana lagi aku harus cari orang yang Bibi maksud itu? Apa aku benar-benar tidak akan pernah bertemu dengan orangtuaku? Walaupun hanya untuk sekali saja?" batin Rindou kali ini benar-benar kacau.

Mengingat perkataan Shinichiro tadi, itu semua tidak benar. Rindou juga manusia yang bisa saja down suatu saat jika terlalu lama menampung banyak beban pikiran, hanya saja mungkin itulah kelebihan Rindou pandai mengelabui orang dengan membuat dirinya tetap terlihat baik-baik saja walau dalam kondisi se-down apapun.

Tidak tahu mau sampai kapan masa berlaku senyum secerah mentari itu yang terus merekah begitu saja di wajah polosnya.

"Ekhem, jujur sebenernya aku juga sedikit penasaran tentang keluargamu. Tidak mungkin juga kan jika kau tidak punya keluarga lagi selain Bibimu itu? Dimana Ayah, Ibu ataupun saudaramu yang lain? Mau sampai kapan kau terus-terusan amnesia? Mungkin kalau kau ingat semuanya aku juga akan secepatnya memulangkanmu pada mereka. Dan setelah itu kita selesai, bebas, tidak ada hubungan lagi," papar Sanzu membuka suara membuat atensi Rindou sepenuhnya teralih padanya.

"Apa?" Sanzu dibuat tidak paham saat Rindou malah menatapnya aneh.

"Jadi selama ini kau kira aku ini anemia?!" Rindou sedikit histeris, bisa-bisanya si aktor tolol itu mengira dirinya hilang ingatan.

"Anemia, anemia.. AMNESIA!!" ralat Sanzu.

"Nah iya, sama saja. Maaf, tapi aku sama sekali tidak punya riwayat amnesia! Kenapa kau bisa berpikir begitu? Aku ingat semuanya! Bahkan aku juga ingat bagaimana kau ugal-ugalan menyetir mobil sampai menabrak ku waktu itu."

Sanzu diam, dia memang tidak bisa membantah apapun jika mengingat kejadian itu karena memang itu kesalahan. Bahkan plus nya tanpa kita sadari sampai detik ini Sanzu belum juga minta maaf secara langsung pada Rindou!! Gila banget kan?

Bagi Sanzu hanya dengan membawa Rindou ke rumah sakit dan membiayai semua pengobatannya itu sudah imbas. Lihat! Setinggi itu ego dan gengsinya Sanzu untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.

"Kalau bukan amnesia, lalu kenapa kau bisa tidak ingat sedikitpun mengenai orangtuamu? Mereka masih hidup kan?" Sanzu mencoba mengalihkan topik.

Rindou lagi-lagi terdiam dengan pertanyaan simpel tapi rumit dari Sanzu itu.

"Sejak kecil aku hanya tinggal berdua dengan Bibi, selama ini juga aku tidak pernah tau apapun mengenai keluarga asliku. Mereka dimana, apa mereka masih hidup, atau apakah Ibuku ingat pernah melahirkan aku atau tidak pun aku tidak tau, aku tidak tau semua itu."

My Heart Actor (sanrin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang