Part 05

60 90 28
                                    

⛓️🌹 HAPPY READING 🌹⛓️

o0o

BRAKKKKK

Aksi geprakkan meja membuat Valley,Gea,Jihan dan Bianca menjadi pusat perhatian. Banyak pasang mata hanya melihat tanpa angkat suara. Seolah tidak terjadi apa-apa, ikut campur ah tidak termasuk list mereka. Disini mereka hanya mementingkan diri sendiri.

"Ulangi ucapan lo," geram siswi itu menatap tajam Gea. Bukan takut Gea malah mencibir dengan jurus mulut pedasnya.

"Dihh siapa lo, bapak gue!!" Hendak mendorong Gea tangannya lebih dulu dicekal oleh Valley. Ditatapnya Valley dengan wajah garang, bukan takut Valley menatap lawannya dengan datar. Pandangannya teralihkan pada name tag di seragam siswi itu.

"Delina Viola Gesino,"eja Valley dalam hati, Valley kenal dengan marga itu. Terkekeh geli Valley menatap Vio tajam.

Dengan susah payah Vio melepaskan cekalan tangan. Bahkan pergelangan tangannya sudah memerah. Berani-beraninya murid didepannya ini, apakah dia tidak tahu siapa dirinya disekolah ini.

"Lepas!!!" Valley melepaskan cekalan tangannya. Maju selangkah kini dia berdiri tepat didepan Vio tanpa takut. Bahkan banyak bisik-bisik murid dikantin,tapi Valley tidak menanggapinya.

"Lo!!" Telunjuk dengan cat kuku berwarna coklat terang terarah tepat di wajah Valley, dengan santainya telunjuk itu Valley tepis hingga tak sengaja mengenai cincinnya mengakibat telunjuk Vio terluka akibat cincin dengan bentuk ular yang didesain khusus untuk dirinya.

"Awshh."

"Lancang!!"tekan Valley tanpa bersalah sedikitpun. Valley dapat melihat jari telunjuk Vio terluka akibat cincin keramatnya ini.

"Jangan belagu Lo disini,"tuding Vio.

"Heh kok lo nyolot sih," Bianca ikut panas karena Vio datang -datang malah mencari masalah.

"Mending lo pergi Vio, jangan buat keributan disini," Jihan buka suara dibiarkan situasi pasti semakin memanas.

"Urusan gue belum selesai murid songong ini."

What The Hell, songong wah manusia didepannya ini minta digejreng pikir Valley. Valley menghela nafas belum sehari dirinya bersekolah disini sudah ada manusia bertingkah yang menyeretnya dalam
permainan tidak penting.

"Valley Giselda,"Valley langsung menepis kasar tangan Vio dengan lancang menyentuh papan name tag diseragamnya.

"Lo belum tau siapa gue anak baru," sombong Vio berdekap dada dengan tatap remeh ke arah Valley.

"Aduh gimana ni??"Bianca pada Jihan dengan berbisik.

"Itu si Valley aura mengintimidasinya malah terkoar-koar lagi. Agak menciut gue buat ngelerai-nya,"Jihan menatap kedua temannya, melorotkan mata supaya diam. Jihan ingin melihat bagaimana cara Valley menghadapi Vio yang notabenenya murid yang berkuasa disini.

"Ada apa nih?"

" Tu liat Queen bullying berulah."

"Bukannya itu murid baru diruang guru tadi pagi."

"Iya emang dia."

"Siswi pindahan California nggak sih."

"Udah tau, masih nanya lagi."

"Udah-udah ngapain kita ikut campur."

" Itu urusan mereka jangan dipedulikan."

"Murid baru???"Gumamnya langsung menatap Valley. Pantas seragam mereka berbeda, pantas saja wajahnya terlihat asing disini.


Lily Valley{On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang