"Pagi, sayang! Bibi udah bikinin teh, duduk dulu sini, atau mau dipangku~?"Pagi-pagi seperti ini, mulut FrostFire sudah kembali menggoda [Name], dia dengan wajah tanpa dosanya itu tersenyum lebar pada sang istri―tanpa tahu jika saat ini sang istri masih memikirkan perkataannya yang semalam.
Iya, [Name] masih tak percaya dengan ucapan FrostFire tadi malam, karena sifatnya sangat berbeda dengan bocah laki-laki yang ia temui saat berumur dua belas tahun.
Seingat [Name], bocah laki-laki yang ia temui dulu itu sangat suram, lalu kalem dan tak banyak omong seperti pria yang berada di hadapannya sekarang. Makanya, sulit bagi [Name] untuk memercayainya.
Tapi―saat ditanya tentang hal itu, FrostFire mampu menjawabnya dengan benar bahkan tak ada salah―seolah-olah memang dia bocah laki-laki itu.
Pokoknya [Name] gak bisa percaya!
Mana tadi malem mereka gak jadi tidur pake batasan area gara-gara FrostFire udah ambil langkah buat meluk [Name]―dipukul juga gak ngaruh, kuat banget FrostFire. Akhirnya tadi malem [Name] pasrah tidur sambil dipeluk erat begitu sama FrostFire.
Kayaknya kesepakatan mereka emang udah gak berlaku lagi, deh. Tuh kan, susah-susah bikin kesepakatan, eh bertahannya cuma dua minggu.
"Kenapa liatin mukaku sampe segitunya? Aku ganteng, ya? Sampe terpesona begitu."
"?? Pede banget, lo. Masih mikir aja, masa sih kamu bocah laki-laki yang waktu itu? Mirip, sih. Tapi beda banget sifatnya."
Laki-laki itu terkekeh, dengan bangga ia menegakkan tubuhnya dan berucap,
"ini yang disebut perubahan, [Name]."
"Masa berubah sampe segininya? Gak mungkin, ah. Lagian yang aku temuin waktu itu ganteng, kamu agak jelek. Oh, apa yang kutemuin waktu itu saudaramu? Eh tapi yang mana? Kayaknya, sih, Sopan atau Glacier."
FrostFire cemberut mendengar ucapan blak-blakan yang keluar dari mulut istrinya itu, moodnya yang tadi sangat baik langsung menjadi buruk begitu saja karena ucapan sang istri.
"Tapi itu beneran aku tau! Huu [Name] jahat, ganteng begini masa dibilang jelek, sih?"
"Ya tapi kalo boleh jujur gantengan si itu ... aduh, siapa sih kakak sepupumu? Ganteng."
"Yang mana? Halilintar? Taufan?"
"Yang ganteng pokoknya!"
"FrostFire?"
"?? orang sinting."
Heran [Name], tuh. Kenapa suaminya ini sangat percaya diri sekali. Mana pas dikatain orang sinting malah ketawa aja.
"Tapi seenggaknya aku lega karena sekarang kamu tau, [Name]."
[Name] mengangkat satu alisnya, "tau apa?"
"Tau kalo aku serius sama kamu. Gak masalah kalo sekarang kamu masih gak percaya aku bocah yang kamu temenin dulu, yang penting kamu sudah tau kalo aku serius, serius suka sama kamu. Ah, apa cinta, ya? Hehehe."
Nyengir lagi.
Wanita itu sedikit tersipu, dia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain agar suaminya tak bisa melihat kondisi wajahnya saat ini. Walau sebenarnya suaminya itu tahu, dia sedang tersipu.
"Jiakh, ayangku salting."
"Berisik!"
"... Walah, ngaku? DEMI APA?! AKHIRNYA KAMU NGAKU KALO SALTING!"
"A-apasih...."
"IIIH! BIASANYA KAMU BILANG 'enggak, tuh' TAPI KALI INI BILANG 'apasih' SHJSH [NAME]!"
KAMU SEDANG MEMBACA
sinting; b. frostfire [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy FrostFire x Reader 𝘍𝘳𝘰𝘴𝘵𝘍𝘪𝘳𝘦 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 ... 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘳 𝘮𝘪𝘯𝘪𝘮𝘢𝘳𝘬𝘦𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘪. 𝘙𝘦𝘧𝘭𝘦𝘬, 𝘮𝘶𝘭...