Ting tong!Suara bel rumah menandakan adanya orang berkunjung terdengar di telinga sang pemilik rumah. Dia mengerutkan keningnya bingung, tidak seperti biasanya ada orang yang datang jam segini. Kalaupun itu suaminya, dia pasti langsung masuk saja, tak ada salam lagi.
"Bi, tolong coba cek. [Name] udah nyaman banget sama posisi ini soalnya. Nanti kalo bangun, susah lagi nyari posisi enak."
Sang bibi menggelengkan kepalanya pelan, bisa saja alasannya. Tinggal bilang 'malas' apa susahnya, sih? Oh, tentu susah untuk orang seperti [Name].
Saat bibi melihat dari balik jendela siapa yang datang, ternyata itu salah satu saudara suami Nyonya-nya. Terlihat ia datang dengan empat bayi perempuan di stroller.
"Kembarannya Mas Frosty, Neng."
"Yang mana?"
"Yang nomor dua deh kayaknya. Bibi gak hafal, coba gih kamu bangun. Itu matanya kayak panda banget."
Mendengar kata panda dari bibi saja [Name] langsung tahu siapa yang datang. Segera ia pergi menuju pintu untuk menyambut pria dari empat anak itu.
"Buset―! Panda banget tuh mata."
"... Aku baru dateng, loh. Tamu itu disambut, bukan dikata-katain."
[Name] terkekeh, dia membuka pintu lebar hingga mentok agar stroller bayi kembar yang ada berjumlah dua biji itu bisa masuk.
"Emangnya gak ada yang buat empat bayi kembar, kah? Ribet banget kalo bawa dua stroller begini. Satu stroller aja udah ribet karena ada dua tempat."
"Enggak ada. Makanya itu, mau gimana lagi? Toh anaknya empat bukan dua." ujarnya. Ia merebahkan tubuhnya di sofa kakaknya sambil menghela napas lega.
"Aku titip bayi-bayiku sebentar, boleh? Aku mau jenguk dia lagi. Mereka enggak rewel, kok. Paling kalo satu nangis, tiga lainnya juga nangis."
Glacier―ayah dari empat anak itu sekaligus ipar [Name]―membuat mata memohon pada [Name] agar menyetujuinya. Dia sudah pusing ingin menitipkan kemana lagi. Karena Sori dan istrinya lagi di luar, Supra lagi honeymoon bareng istrinya; mereka baru nikah sih, Gentar lagi sibuk urusan lamaran bareng ayah bunda mereka.
Sopan? Sopan sudah banyak membantu Glacier, saat ini saja, Sopan yang memegang pekerjaan Glacier―Glacier malah Sopan suruh ambil cuti sampai keadaan membaik. Jadi, Glacier tak mau merepotkan Sopan lebih banyak lagi.
Satu-satunya harapan ya FrostFire. Dia sudah menelpon FrostFire, dan jawabannya bisa. Makanya sekarang dirinya berada di rumah besar ini.
"Aku enggak berpengalaman, loh."
"Justru itu, latihan."
[Name] berdecak sebal, ia melihat keempat ponakannya secara satu-persatu dengan intens. Hal itu membuat Glacier kebingungan.
"Kenapa?"
"... Imut juga."
Mendengarnya, Glacier tertawa kecil. Kemana saja [Name] selama ini? Anaknya memang imut menggemaskan. Tingkahnya saja yang mudah membuat orang frutrasi.
"Apalagi yang ini," [Name] menunjuk salah satu bayi yang sedang tidur pulas, ingin dia cubit pipi bakpao nya itu namun sayangnya tak diizinkan oleh Glacier.
"Bayiku enggak boleh disentuh, dicium, dipeluk sama sembarangan orang."
"―oh, yang kamu tunjuk itu Kristal, si sulung. Cuma dia yang 'bisa disebut' paling 'kalem' di antara yang lain."
Iya guys, Mbak Kristal namanya. Cewek yang di masa depan nanti ditaksir sama dua--eh tiga anaknya Upan. Tapi endingnya gak sama salah satu dari ketiganya karena bapack Glacier enggak merestui.
KAMU SEDANG MEMBACA
sinting; b. frostfire [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy FrostFire x Reader 𝘍𝘳𝘰𝘴𝘵𝘍𝘪𝘳𝘦 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 ... 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘳 𝘮𝘪𝘯𝘪𝘮𝘢𝘳𝘬𝘦𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘪. 𝘙𝘦𝘧𝘭𝘦𝘬, 𝘮𝘶𝘭...