10. kalah teruss

1.6K 231 82
                                    


Mendengar kabar kehamilan [Name], FrostFire sebagai suami yang baik mengadakan pesta besar khusus keluarga. Semuanya diundang tanpa kecuali. Mau itu dari pihak [Name] atau dari pihak FrostFire.

Baiknya lagi, FrostFire belum berdiskusi tentang acara ini dengan [Name]. Dia langsung mengundang banyak anggota keluarga. Cari masalah memang.

Makanya, hari ini [Name] dibuat panik, karena keluarga besar mereka pada datang ke rumah, apalagi itu ada sepupu FrostFire kembar tujuh belum lagi sama istri-istrinya.

[Name] pusing, kenapa keluarga FrostFire banyak yang kembar. Apalagi ponakannya juga ada yang kembar. Pusing, pusing.

Tiba-tiba, tepukan di bahu [Name] rasakan. Segera wanita itu menoleh ke belakang dan mendapati salah satu iparnya sedang berdiri di belakangnya.

"Selamat, ya, Kak." ucapnya. Dia memberikan kado yang berada di tangan kirinya kepada [Name], "ini dari aku sama Mas Supra."

Oh, istrinya Supra.

"Eh? Makasih, hehehe."

Giliran sama yang lain aja, nadanya lembut begitu. Sama suami sendiri, galak banget.

"Doain aku juga nyusul ya, Kak! Hehehe."

Istri Supra memang dari dulu selalu ingin memiliki keluarga kecil, dan pastinya anak. Anak perempuan atau pun anak laki-laki tak masalah baginya. Hal ini juga sudah dibicarakan baik-baik dengan Supra, dan Supra menyanggupinya.

Kalau kata orang, untuk sementara ini, Supra yang paling beruntung dapet istri gemesin kayak gini. Istrinya itu pendek-kurang tinggi, pipinya tembam, wajahnya gemas, sifatnya lucu, dan aura mudanya selalu terasa setiap saat. Mungkin karena ia sering bermain dengan anak kecil.

Makanya, Supra sendiri gak bisa nahan diri buat enggak peluk-peluk, uwu-uwu, mesra bareng istrinya di manapun, kapanpun. Bikin anak muridnya ngerasa iri―ada beberapa yang ngajuin diri mau gebet istri Supra ke Supranya langsung.

"... Kamu baru pulang dari kota sebelah, kan?"

[Name] tahu, adik iparnya ini habis bulan madu bersama saudara suaminya. Cukup lama mereka di kota sebelah, sekitar dua sampai tiga minggu.

"Iya,"

"Ke mana aja, tuh?"

Basa-basi, lah. [Name] lagi enggak ada topik.

Wanita di hadapan [Name] sedikit malu-malu, ia menggaruk pipinya yang tak gatal sebelum menjawab pertanyaan [Name].

"Umh, enggak banyak, sih. Kita kebanyakan di kamar ... paling keluar kalo pas cari makan atau ngedate malem. Eh tapi malem juga sering di kamar aja, sih...."

Waduh, kalo gitu mending di rumah aja, Mbak.

Dipikir-pikir, [Name] dan FrostFire tak ada bulan madu, tuh. Eh Glacier juga, sih. Tapi Sori ada! Dia sampai menghabiskan waktu empat minggu di sana. Ayahnya sampai berpikir jika Sori tak ingat pulang.

"Ngapain di kamar aja?"

Selanjutnya, wajah wanita itu memerah padam, dia memalingkan wajahnya malu dan memukul kecil lengan kakak iparnya,

"Kakak! Enggak boleh gitu, ih."

"Loh―aku kan nanya."

Sebenarnya sebagian besar jawaban istri Supra bisa ditebak oleh [Name], sih. Tapi kan, dia mau basa-basi gituu.

"Yaa―tapi, tapi, tapi ... malu tau!"

Tuh, kan. [Name] mengerutkan alisnya bingung pura-pura tak paham, "loh? Malu kenapa? Emang kalian ngapain?"

sinting; b. frostfire [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang