"BIII TOLONG!"
"JANGAN BII, SINIIN [NAME]-NYA! BIBII ADA DI PIHAK FROSTY KAN??"
"Heh! Sshut, tetangga keganggu nanti."
Jam delapan malam di hari Kamis seperti ini, bibi yang selalu bekerja di rumah mereka berdua ditahan agar tidak pulang. [Name] yang meminta tadi pagi. Dikira sih kenapa, ternyata karena ini.
Bibi kerjanya pulang-pergi, enggak nginep. Tapi khusus hari ini, sama [Name] disuruh atau lebih tepatnya dipaksa nginep. Buat jadi tamengnya [Name].
Saat ini saja, di belakang bibi ada [Name] yang menatap horor suaminya sambil memeluk pinggang sang bibi. FrostFire sendiri, ada di depan bibi tuk mencoba menarik istrinya keluar dari persembunyian abal-abalannya itu.
"Biii, FrostFire-nya usir keluar!"
"Jangan, Bi. Bibi mau liat dedek bayi, gak?"
Aduh, si bibi jadi teringat dua anaknya yang mirip seperti [Name] dan FrostFire sifatnya.
Bibi ini seorang janda, dia bercerai dengan suaminya yang ketahuan selingkuh juga selalu meminta uang padanya. Setelah bercerai, hak asuh ada di tangan bibi. Bibi besarkan dua anaknya seorang diri. Sekarang, keduanya sudah dewasa―dua atau tiga tahun lebih muda dari FrostFire dan [Name].
Keduanya juga sudah meninggalkan rumah, merantau ke kota sebelah dan cukup jarang pulang karena biayanya. Makanya, sekarang bibi tinggal seorang diri di rumah.
"Haish ... kalian tuh sudah menikah, sudah sah, kenapa mau begituan aja kayak orang dikejar maling?"
"[Name] gak mau, Bi!"
"Tapi Frosty mau, Bi!"
Sang bibi menggelengkan kepalanya pelan, ia melepaskan tangan [Name] yang melingkar di pinggangnya dari belakang, lalu segera menggenggam tangan kanan [Name] dengan tangan kirinya. Dia juga melakukan hal yang sama pada FrostFire, menggenggam tangan kanan FrostFire dengan tangan kanannya.
"Enggak boleh gitu! Nanti gak berkah."
"..."
"Salaman dulu,"
Disatukannya tangan [Name] dengan tangan FrostFire agar mereka bersalaman. Secara tidak ikhlas, [Name] menurut dan menjabat tangan FrostFire sampai seperti ingin diremukkan.
"Nah, gitu dong."
[Name] mendengus sebal. Niat hati ingin segera menarik tangannya kembali, namun, FrostFire malah menariknya hingga [Name] bersentuhan dengan dada bidang FrostFire.
Segera, FrostFire mendekap erat istrinya agar tak kabur lagi―lalu membuat senyum girang untuk si bibi, "makasih, Bi. Frosty sayang sama Bibi. Gaji Bibi bulan ini Frosty double, deh!"
"Hahahaha, Mas Frosty bisa aja."
"IIIH LEPAAASH! SESHAKH TAU!"
Bayangin aja, itu kepala [Name] nempel di dada dan ditahan sama tangan FrostFire, susah napas lah dia.
"Shut! Jangan kabur lagi, ih. Kamu kan udah janji, Yank."
"?? KAN BISA DIBATALIN."
"ENGGAK LAH!"
"BISAA!"
"GAK!"
Kan, berantem lagi. Bibi sebel juga lama-lama.
"Heh, keburu Jum'at kalo begitu terus!"
Si bibi bisa aja.
Keduanya langsung berhenti berteriak, [Name] menatap bibi dengan penuh harap, sedangkan FrostFire kembali memasang senyum girangnya itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
sinting; b. frostfire [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy FrostFire x Reader 𝘍𝘳𝘰𝘴𝘵𝘍𝘪𝘳𝘦 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 ... 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘳 𝘮𝘪𝘯𝘪𝘮𝘢𝘳𝘬𝘦𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘪. 𝘙𝘦𝘧𝘭𝘦𝘬, 𝘮𝘶𝘭...