11. risih

1.3K 214 104
                                    


Risih.

Satu kata yang saat ini sedang dirasakan oleh [Name]. Sedari tadi FrostFire meliriknya dari atas hingga bawah, dan kini, tiba-tiba saja dia hanya melirik perut [Name] yang agak rata.

Matanya bahkan tak berkedip. Ia hanya diam melihat dengan kerutan yang terlihat jelas di dahinya. Juga rautnya nampak kebingungan, seperti merasa ada yang aneh pada [Name].

Kan [Name] jadi risih. Dia gendut? Atau apa?

"Kenapa, sih?"

Akhirnya, [Name] membuka suara. Ia menutupi perutnya dengan kedua tangannya dilingkarkan pada dirinya sendiri. Sehingga FrostFire tak bisa melihat perutnya dengan lirikan seperti itu lagi.

"Hah?"

Dongo dulu.

"Ngapain liat-liat?"

"Oh, gapapa. Emang salah liat doang?"

"Ya lo liatinnya begitu! Serem."

FrostFire menggaruk tengkuknya, ia nampak bingung bagaimana cara menjelaskannya pada [Name] yang saat ini masih menunggu sebuah jawaban.

"Em...."

"Am em am em, tinggal ngomong aja, sih."

Sebel juga [Name]. Terakhir kali FrostFire ngomong 'em' ujung-ujungnya gak jadi ngomong, padahal [Name] udah sabar nunggu sampe delapan menit. Jarang, loh, [Name] sabar. Kesabaran [Name] itu kayak satu lembar tisu dibagi dua.

"Aku cuma sayang kamu aja, Yank. Hehehe."

Ceilah, alasan.

"Kamu tuh kalo mau ngubah topik yang pinter dikit, dong. Kayak gini orang malah curiga. Cepet, apa? Kenapa? Aku gendut?"

Jika FrostFire jujur, [Name] malah kurus. Tak seperti seorang wanita yang sedang hamil. Kan FrostFire bingung, ini bayinya belum jadi di dalam perut [Name] atau gimana? Tapi usianya udah tiga bulan. Masa ngumpet? Kalo pun ngumpet, kebentuk dikit lah pasti.

"Nah! Itu! Kamu tuh kurus, enggak kayak orang lagi hamil. Kan aku jadi penasaran. Kok enggak ada bentuknya kayak Istri Glacier waktu itu."

Mendengar perkataan FrostFire, [Name] jadi melirik ke arah perutnya. Dia pandangi perut yang tak membuncit miliknya, setelahnya, baru perkataan FrostFire dia tanggapi.

"Aku kurang tau. Tapi waktu itu Istri-nya Sori juga begini, kan? Mungkin karena ukuran badan orang itu beda-beda kali."

"Oh...."

FrostFire hanya mengangguk paham. Dia kembali fokus pada acara televisinya dengan wajah kurang suka. Membuat [Name] kembali merasa risih.

"... Kamu gak suka?"

"Hah? Enggak suka apa?"

"Yaaa itu! Kamu kayak gak suka atau kecewa gitu pas liat aku kurus begini. Kenapa?"

"Loh, aku gak bilang gak suka, tuh. Kan aku cuma jaga-jaga aja, biar sehat terus gak ada kendala apa-apa sampe dia lahir."

Dia kembali menoleh pada sang istri. Rautnya memang menunjukkan raut khawatir. "Perut mau gede kecil aku gapapa, yang penting sehat aja. Nanti kalo kamu gemuk, aku ikut gemuk juga. Biar romantis, gemuk bareng."

"?? Enggak. Nanti kamu makin mirip bapak-bapak yang biasanya sarungan itu."

"Kan emang itu niatku! Aku ini calon bapak. Nanti aku kutang-an buat kamu, Yank."

"Sinting."

Tuh, kan. Mereka ini sulit untuk diajak berbicara serius karena FrostFire-nya. Kecuali kalau FrostFire lagi mau serius gitu, baru bisa serius.

"Aku nanti nyapu teras rumah sama nyiram tanaman pake sarung kotak-kotak coklat plus kaos kutang warna putih, kamu dasteran belanja sayur sambil ghibah. Nah, anak kita sekolah."

Waw, sudah ada rencana, ya.

"Enggak! Aku masih mau lanjutin karirku sebagai Mbak Minimarket."

"Ngapain?! Suamimu kaya raya gini."

"Dibilang buat jaga-jaga sama sekalian cuci mata―hehehe, siapa tau ada calon baru."

Perkataan [Name] barusan mampu membuat FrostFire melotot dan memasang wajah tak suka. "Heh! Satu udah cukup."

Lama-lama FrostFire beli juga minimarketnya demi istri tercinta stay di rumah.

Ets, kumpulin uang dulu, biar makin betah istrinya di sini. Ngomong-ngomong, apa kabar Sopan, ya?

Nah baru juga mau dibahas. /heh

Walaupun dirimu tak bersayap,
Ku akan percaya,
Kau mampu terbang bawa diriku,
Tanpa takut dan ragu.

―[Name] yang masih bujuk FrostFire biar dia tetep kerja di sana.

"Selamat siang, Nona [Name]."

Suara yang mirip dengan suaminya itu masuk ke dalam indra pendengarannya. Dia menoleh dan mendapati sosok iparnya yang tengah tersenyum manis―senyuman yang memiliki arti 'ada maunya'.

"Walah, Sopan?"

[Name] sedikit terkejut, ketika ia datang ke minimarket untuk bekerja, ia malah melihat Sopan yang sedang duduk di salah satu kursi dengan kopi kalengan di tangannya.

"Nona [Name] tidak berhenti bekerja?"

Perempuan itu menggeleng, "enggak. Kakak kesayanganmu itu juga nyuruh, tapi enggak, deh. Masih sayang."

"Kakak Pertama kalah dengan pekerjaan, ya."

Benar. Minimarket nomor satu, uang nomor dua, orang tua nomor tiga, FrostFire nomor tujuh.

Bercanda.

Orang tua dulu, baru FrostFire nomor dua.

"Lagian, kamu ngapain di sini?"

Heran [Name], tuh. Akhir-akhir ini Sopan sama FrostFire aneh banget. Kalau ketemuan pasti kayak gak akrab atau saling sebal gitu. Apalagi pas tau [Name] hamil, Sopan reflek banget ninju muka ganteng FrostFire.

Kayaknya karena sebel aja, sih. Kesempatan dia untuk menjadi pebinor sisa sedikit.

Padahal dia sudah belajar sama Beliung, ya tapi Beliung juga gak ada kabar tentang hasil usahanya ngerebut istri Solar, sih. / heh

Sopan tertawa, dia kembali meminum kopi kalengannya sampai habis, lalu mengelap mulutnya dengan tisu. "Mau bertemu dengan Nona."

"Aku maksudnya?"

"Iya." Sopan beranjak dari sana, ia menyentuh tangan [Name] sebelum digenggam. "Hamba, eh, aku―umh," dia sedikit gugup, rautnya juga terlihat tidak yakin, namun, tak lama dia mengatakan hal yang sedari tadi ingin dikatakan.

"Ham―aku sudah nunggu kamu sekitar lima belas menit. Nah, sekarang ... jalan, yuk. Aku sudah izin ke atasanmu itu."

Untuk pertama kalinya, kepada seorang perempuan―Sopan memakai gaya bicara saudaranya sehari-hari.

Apa yang menarik dari [Name], sih? Sampai segitunya. Oh, apa berkaitan sama kejadian pas umur dua belas tahun? Eh, tapi itu kan FrostFire.


__________

HAAAAI AKU BALIIIK

setelah lima hari enggak up, HAHAHA akhirnya up juga. Hari senin ini tamat. Aku lagi ngerevisi yang supra dulu jugaa, habis ini aku up supra.

tau ga habis supra aku up siapa dan judulnya apa? 👀 yh, pokoknya gentar penutupan karena glacier pembukaan.

dibuka dengan g, ditutup dengan g juga.

see u besok!

sinting; b. frostfire [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang