09. gara-gara glacier

1.5K 234 95
                                    


Hari ini, FrostFire tak jadi pergi ke kantor karena kondisi istrinya. Padahal dia sudah rapi, hanya tinggal pakai kaos kaki saja. Tapi begitu melihat [Name] yang berwajah pucat dan lemas di ranjang, FrostFire langsung mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantor.

Aduh, jika dihitung, FrostFire banyak sekali tak pergi ke kantornya. Sampai-sampai kemarin ia ditelpon sang ayah, dikatai tidak becus. Lalu hari ini dia berjanji dengan ayahnya, jika dia akan pergi ke kantor. Tapi ya, yang namanya juga lagi begini, gapapa kan, ya? Paling juga ayahnya mengizinkan.

"Duh, duuh, ayangnya Frosty sakit. Mau peluk gak nih? Sakitnya siapa tau hilang."

Walau [Name] dalam kondisi seperti ini pun, mulutnya tetap lancar mengeluarkan kata-kata manis untuk menggoda [Name]. Untung saat ini [Name] sedang tak bertenaga, kalau tidak, mampus sudah.

"Mau."

Walah.

Jawaban yang keluar dari mulut [Name] membuat FrostFire terdiam untuk beberapa detik. Dia melirik ke arah [Name] dengan pandangan 'serius lu?!'. Namun, [Name] malah menghela napas kesal.

Dia melebarkan kedua tangannya, memberi akses kepada FrostFire agar bisa memeluknya. Menyebalkan, tapi faktanya dia sangat membutuhkan pelukan saat ini. Andai saja sang ibu ada di sini, pasti [Name] sudah dipeluk erat tanpa diminta.

Sedikit info saja, [Name] ngata-ngatain FrostFire anak bunda, padahal sendirinya juga anak ibu. Kalo sakit selalu ditemenin ibu tercinta.

"Peluuk. Ah lama lo!"

Mendengar [Name] yang terkesan memaksa, dengan cepat FrostFire ikut merebahkan diri di samping [Name] tanpa mengganti baju terlebih dahulu. Ia memeluk [Name] erat dan mengelus punggungnya pelan.

"Jadi cewek gak sabaran banget, sih."

"Ck, berisik."

[Name] menyamankan dirinya di dalam pelukan FrostFire. Sama hal seperti FrostFire, [Name] juga semakin mengeratkan pelukan mereka. Seolah FrostFire tak boleh pergi.

"Kamu makan apasih kemarin?"

"Gak tau, gak inget."

"Tua lo?"

"Bisa diem gak, sih?!"

Sejujurnya, [Name] sedang tak ingin berpikir saja. Karena saat ini ia merasa pusing dan FrostFire dengan sikapnya itu malah bertanya hal-hal yang membuatnya harus berpikir.

"... Kamu pusing banget?"

"Makanya, diem."

Oke, FrostFire langsung diam. Selanjutnya dia hanya mengelus surai halus milik [Name], mencoba membiarkan wanitanya beristirahat untuk sementara waktu.

Sebenarnya FrostFire sempat ada pikiran tentang pekerjaan [Name]. Dia berniat untuk memaksa [Name] berhenti bekerja dari minimarket. Apalagi akhir-akhir ini dia sering ambil cuti. Kan FrostFire jadi gak enak sama [Name], sekaligus takut [Name] dimarahi atasannya.

"Hari ini cuti lagi ya, kamu." ujarnya. Dia mengecup lembut kening [Name] ketika [Name] terlihat mulai pulas, lalu kembali mengelus surainya dan memeluknya erat.

FrostFire kira sih, begitu. Namun, tiba-tiba [Name] bangun dan terlihat panik. Ia menyingkirkan tangan FrostFire yang masih memeluknya, lalu pergi menuju kamar mandi terdekat dengan membanting pintu kamar mandinya.

"Loh, [Name]?!"

Sebagai suami yang baik, FrostFire ikut bangun dari posisi tidurnya tadi. Ia mengejar sang istri yang kini berada di kamar mandi.

Ingin masuk, namun tak berani. Makanya, ia ketuk pelan saja pintunya, "sayang, kamu gapapa?" tanyanya.

"Ugh ... diem! jangan masuk, humph-"

sinting; b. frostfire [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang