Milan, Italy 03.00 PM
Hampir menjelang sore hari, jalanan kota Milan terus saja ramai kendaraan yang berlalu-lalang. Mulai dari mobil, pejalan kaki, truck besar, sepeda motor, serta kendaraan lainnya.
Empat orang gadis cantik yang sedang berada dalam mobil, sedang menikmati hujan di sore hari. Mereka merasa segar, karena baru saja melalukan perawatan wajah dan tubuh. Ditambah udara sejuk di sore hari.
Lampu hijau berubah menjadi merah. Kate yang saat ini menggantikan Jenny untuk menyetir mobil milik Jenny. Radio musik di putar dengan cukup kencang.
Elizabeth terus menatap jalanan yang ramai. Baru kali ini ia pergi keluar bersama seorang sahabat dan melalukan aktifitas seperti orang normal. Mungkin bagi diri Elizabeth, ini tidak normal. Setiap hari hidupnya selalu diatur dua puluh empat jam.
Hari ini ialah hari yang cukup membahagiakan bagi Elizabeth dan juga ketiga sahabatnya. Kesempatan bagi dirinya untuk membebaskan diri.
"Allcy, apakah kita mampir dulu ke supermarket?" tanya Kate sambil melajukan mobilnya disaat lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau.
"Buat apa?" tanya Allcy sambil menatap kukunya yang baru saja ia warnai.
"Untuk membeli snack dan minuman."
"Tidak perlu, sudah tersedia banyak snack dan minuman."
Kate hanya mengangguk, "Jadi ini kita langsung ke mansion mu?"
"Ya." balas Allcy dengan singkat.
"El, apakah kau sudah pernah nonton sebuah film di bioskop?" tanya Jenny.
"Kalau nonton film, aku pernah. Tapi kalau ke bioskop, aku belum pernah." jawan Allcy.
Jenny mengangguk. "Bagaimana kalau kita menonton film di bioskop?" ide Jenny yang langsung mendapatkan anggukan setuju dari Allcy dan juga Kate.
Elizabeth bingung. "Dimana kita nonton di bioskop?" tanya nya.
"Di mansion Allcy ada bioskopnya. Kita bisa menonton film disana." ujar Kate.
Elizabeth sedikit terkejut. Sebuah bioskop di dalam mansion. Menurut orang lain, itu hal yang biasa. Tapi, lagi dan lagi, tidak untuk Elizabeth. Meskipun castle nya terbilang cukup besar dan luas, tapi tidak ada ruangan yang disebut sebagai bioskop.
Elizabeth memuji mansion milik sopirnya itu. Mad. Ia pikir, Mad hanya orang biasa yang butuh pekerjaan. Tapi ternyata, Mad adalah seorang CEO besar yang memiliki beberapa bangunan menjulang tinggi. Begitu juga dengan mansion nya yang teramat megah.
Tidak ada rasa iri dalam diri Elizabeth mengenai kekayaan yang mengelilingi Allcy, Adrian dan juga Olivya. Dia hanya iri dengan kebebasan yang diberikan oleh Mad dan Olivya, selagi tidak melebihi batas.
"Boleh." balas Elizabeth.
Mereka pun kembali terdiam. Hanya terdengar alunan musik yang berputar di radio mobil. Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya mereka pun sampai disebuah mansion megah milik Madrick Vallencio. Meskipun Kate, Jenny, dan Elizabeth pernah menginjakkan kaki mereka disini, tapi tetap saja, rasa kagum itu masih ada.
"Ayah?" gumam Allcy saat melihat sebuah mobil tak asing baginya, terparkir tepat di sebelah Kate memakir mobil Jenny.
"Ayah?" gumam Kate dengan pelan.
Kate dan Jenny memang sudah mengetahui dimana keberadaan Papa Allcy yang menjadi buronan. Tapi mereka sebagai sahabat Allcy yang sudah lama, akan terus tetap tutup mulut dan tidak memnyinggung apapun tentan Mad, agar tidak terjadi keceplosan.
![](https://img.wattpad.com/cover/334387360-288-k494590.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTIVE ADRIAN
Action(Squel Dari Cerita My Dangerous Mafia) Announcement : DIHARAPKAN MEMBACA MY DANGEROUS MAFIA KESATU DAHULU AGAR MENGERTI ALUR CERITANYA !! Usaha Mad yang berhasil kabur dari jeratan hukum, membuat seluruh keluarga khawatir akan kondisi dan keberadaan...