3. Long Wait

2.2K 116 2
                                    

Kringgggg

Suara bel sekolah berbunyi untuk memberitahu kepada seluruh siswa, bahwa pelajaran jam pertama akan dimulai.

Allcy, Kate, Elizabeth dan Jenny berjalan bersama sepanjang koridor sekolah untuk menuju kelas mereka. Tak sedikit pasang mata yang menatap kearah mereka.

"Tidak biasanya kita di lihatin seperti ini." bisik Kate pada Jenny.

"Semenjak kita berteman dengan Elizabeth, banyak yang memperhatikan kita." balas Jenny.

"Eumm, apakah aku melakukan kesalahan karena berteman dengan kalian?" tanya Elizabeth.

"Tidak!! Kenapa kamu berpikiran seperti itu?" seru Kate.

Mereka pun melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan tatapan dari seluruh siswa.

Setelah sampai di kelas, Allcy meletakkan tas nya dengan malas. Entah mengapa ia tak begitu semangat untuk hari ini.

"Allcy kenapa?" tanya Elizabeth pada Kate.

Kate pun mengalihkan pandangan nya kearah Allcy. "Itu sudah hal yang biasa terjadi pada Allcy. Hampir tiap pagi, ia tak begitu semangat."

Elizabeth berjalan menuju meja Allcy.

"Allcy, apakah nanti aku bisa bicara berdua dengan mu? Aku ingin menyampaikan hal sesuatu." ucap Elizabeth sepelan mungkin, agar tidak dapat di dengar oleh yang lain.

"Sesuatu? tentang hal apa? Apakah ini tentang Papa?" tanya Allcy.

"Iya. Aku ingin menyampaikan hal penting dari Daddy ku. Dan ini ada sangkut pautnya dengan Papa mu."

Allcy mengangguk.

"Nanti setelah pulang sekolah, aku ikut ke mansion mu." ujar Elizabeth.

"Huh? why? kenapa kamu ikut pulang dengan ku?"

"Aku ingin berbicara dengan Mama mu juga, nan—"

"Heii, Mrs Anya's coming." teriak salah satu siswa untuk menyampaikan info bahwa guru jam pertama akan datang.

Elizabeth yang belum menuntaskan omongannya pun, langsung bergegas kembali ke tempat duduk. Ia tak ingin membuat kesalahan sekecil apapun di sekolah ini yang akan membuat dirinya di permalukan.

"Good morning everyone." sapa Mrs Anya.

"Good morning too, Mrs." balas seisi kelas.

Jam pelajaran pertama tentang ekonomi pun di mulai. Allcy begitu tertarik dengan mata pelajaran pagi ini. Karena, cita-cita besarnya adalah menjadi seorang CEO besar. Tentu saja hal itu terinspirasi dari Papanya.

Ia begitu kagum saat mengetahui, jika Mad bukan hanya seorang Mafia. Melainkan juga seorang CEO besar yang sukses dan memiliki beberapa bangunan besar.

×××

"Iannnn, kembalikan pita rambutku!!!" teriak seorang anak perempuan yang sedang berlari mengejar seorang anak laki-laki.

Adrian Vallencio, anak itu tengah usil dengan mengambil pita rambut milik teman barunya. Anak kecil itu bernama Vallerina Midleton. Adik kandung dari Elizabeth Midleton.

"Ayo kejar aku Valle, maka kamu akan mendapatkan pita mu kembali." ujar Adrian saat melihat Valle yang terdiam karena capek terus-terusan mengejar Adrian.

"Ian, kembalikan pita ku sekarang." rengek Valle.

"Kejar aku dulu Valle." 

Vallerina mendengus kesal. Gadis kecil itu menatap kearah Adrian dengan tatapan kesal. Ia tak habis pikir dengan Adrian yang terus saja mengusilnya.

DETECTIVE ADRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang