14. Last Flashback

1.9K 87 155
                                    

Mad berjalan menyusuri taman yang ada di istana megah ini. Ia mendapati seorang gadis perempuan dengan kulit yang sangat putih bersih. Gadis cantik itu seperti seusia dengan putrinya yaitu Allcy.

Mad mendekat kearah gadis itu yang sedari tadi menunduk sambil memegang sebuah boneka gajah. Wajah cantiknya tak bisa Mad lihat karena tertutup oleh rambut panjangnya yang indah.

"Hei." sapa Mad terlebih dahulu. Gadis yang belum Mad ketahui namanya itu pun mengangkat kepalanya dan menatap kearah Mad.

"Kau siapa? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." ucap gadis itu dengan nada polosnya.

"Aku Madrick, sopir baru ayahmu." balas Mad.

"Sopir baru Daddy?" tanya nya lagi untuk memastikan.

Mad mengangguk sebagai jawaban. Ia juga meminta izin pada gadis itu untuk duduk disebelahnya. Gadis ini pun menyetujui dan memberikan ruang untuk Mad duduk.

"Ngomong-ngomong, ngapain kamu sendirian disini?" tanya Mad basa-basi. Entah sejak kapan, dirinya bertanya pada orang asing dengan kalimat panjang seperti tadi.

"Tidak melakukan hal apapun. Aku hanya berdiam disini." jawab gadis itu.

"Siapa nama mu?"

"Elizabeth Midleton."

Mad tersenyum. Nama yang bagus untuk gadis secantik dia. Ingat, Mad bukan lah seorang pedofil. Semenjak kehadiran Allcy dulu sebagai anak angkatnya, sikap kebapakan Mad muncul.

Jika ia tak bisa memberikan perhatiannya kepada putrinya, setidaknya ia bisa belajar untuk memberikan perhatian kepada putri Frans.

"Baiklah, kalau begitu, saya pergi dulu." pamit Mad.

Saat hendak melangkahkan kakinya, Ia merasakan sebuah tangan kecil yang mencegat tangannya, seakan tak memperbolehkan dirinya untuk pergi.

"Uncle, apakah aku bisa bermain bersama mu? Aku tidak punya teman bermain disini." ujar Elizabeth.

Mad tersenyum dan mengangguk, "Iya, kamu bisa bermain bersama Uncle. Tapi, disaat uncle tidak ada kerjaan ya."

Elizabeth tersenyum lebar. "Iya uncle."

Mad mengelus puncak kepala milik Elizabeth dan setelah itu pergi berlalu meninggalkan Elizabeth sendirian di taman.

Mad berjalan menuju pintu masuk Istana. Ia tak tahu jika pintu masuk itu hanya khusus keluarga istana saja. Pada akhirnya, Mad di cegat oleh prajurit penjaga pintu.

Kedua alis Mad bertaut tanda bingung. Mengapa kedua prajurit penjaga pintu ini menghadangnya untuk masuk? Apakah mereka pikir, Mad ini seorang penyusup?

"Hei, kenapa kalian melarang-ku untuk masuk? Minggir." Mad memaksa untuk menerobos masuk. Namun, lagi dan lagi usahanya di gagalkan oleh kedua prajurit itu.

"Setidaknya katakan kepadaku, kenapa aku tidak boleh masuk? Kalian sedari tadi hanya diam seperti tak mengerti kegunaan mulut." ujar Mad dengan sedikit geram.

"Anda dilarang masuk melalui pintu ini. Pintu ini hanya khusus untuk keluarga kerajaan."

Mad mengangguk. Ia tak ingin berdebat lebih panjang oleh kedua prajurit yang menurutnya aneh ini. Mad pun berjalan untuk mencari sendiri pintu masuk. Istana yang besar ini, membuat Mad kelelahan untuk berjalan.

Hingga pada akhirnya, ia melihat sebuah pintu yang dilewati oleh para prajurit.

Langkahnya membawa diri Mad untuk mendekat kearah pintu itu. Saat dibuka, Mad bangga atas dirinya yang menemukan pintu masuk istana tanpa bertanya kepada siapapun.

DETECTIVE ADRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang