18. Best Friend

4K 164 37
                                    

Kaki panjangnya melangkah menaiki anak tangga jet pribadi milik Madrick Vallencio. Eh, ralat, milik Olivya. Tidak lupa kan jika seluruh aset milik Madrick sudah berpindah tangan menjadi milik Olivya Vallencio? Semua penghasilan masuk dari perusahaan yang Madrick dirikan secara legal masuk kedalam rekening milik Olivya.

Jadi, siapa kini yang menjadi seorang Milioner? Posisi Madrick sudah tersisihkan dan sekaligus tergantikan oleh istrinya sendiri. Namun, dengan seluruh kekayaan limpahan yang Mad berikan pada Olivya, wanita itu tidak sesekali memiliki pemikiran untuk menghambur-hamburkannya. Bahkan berniat untuk mengembalikkan semuanya pada pemilik utamanya. Yaitu Madrick Vallencio.

Back to topic.

Dengan langkah penuh kekesalan dan kebencian, Adrian langsung membanting tubuhnya di bangku paling ujung dan memojok. Sudah tahu bukan apa pilihan Adrian? Yap. Ikut pindah bersama keluarga kecilnya. Seorang Adrian Vallencio tidak bisa berada jauh dari sang Ibunda dan kakaknya. Dia begitu mencintai keduanya.

Mata kesalnya menatap kearah seseorang yang baru saja duduk di bangku sebelahnya.
"Jangan menggangguku, lebih baik menghindar dari ku!" cerca Adrian.

"Kalau tidak mau bagaimana?" balas Madrick dengan nada menantang.

"Mommy, bawa suamimu ini pergi dari hadapanku. Aku tak sudi menatap wajahnya." teriak Adrian memanggil Mommy nya yang duduk di samping Allcy.

"Lihatlah, Vya. Didikan macam apa ini yang kau–"

"Jangan salahkan Mommy atas semua tindakan dan perilaku ku padamu!" potong Adrian dengan nada sedikit membentak.

"O-Oke."

Kali ini Madrick mengalah. Bukan karena ia tak bisa berdebat dengan putranya ini. Namun, dirinya mengerti kondisi hati putranya itu. Adrian sudah membuang mukanya kearah luar jendela. Tatapan Madrick memberikan isyarat pada Olivya untuk berpindah tempat duduk dengan dirinya. Mungkin, saat ini Adrian butuh penenang dari Olivya.

"Adrian sayang, mau diemin mommy juga?" tanya Olivya dengan lembut.

Pandangannya kini beralih menatap kearah wajah Olivya. Tak kuasa menahan air matanya, Adrian langsung memeluk Olivya dan menangis. Bodoh amat jika dirinya dikata cengeng. Saat ini, Adrian hanya ingin menangis di pelukan mommy nya.

"Mommy, Ian gamau pindah. Kenapa Mommy nurut saja sama Daddy?" tanya Adrian dengan nada manjanya. Madrick yang mendengar putranya menyebut dirinya 'Daddy' sudah sedikit lega. Setidaknya putranya itu tau siapa dirinya.

"Bukankah seorang istri harus menurut pada suaminya?" tanya Olivya balik.

"Iya. Tapi itu untuk suami yang tidak pernah meninggalkan istrinya dengan waktu yang sangat lama."

"Sama saja sayang."
Olivya mengusap pipi Adrian yang sudah basah dengan air mata menggunakan telapak tangannya yang halus nan lembut dan penuh kasih sayang.

***

"Parah banget sumpah, Yan." gerutu seorang remaja laki-laki yang tengah berbicara dengan seseorang melalui telepon.

Remaja itu adalah Alex. Kalian masih ingat bukan, soal Alex? Ya. Sahabat dekat Adrian. Anak itu merasa sangat sedih dan kehilangan ketika mendapati berita bahwa Adrian akan berangkat ke Los Angeles untuk menetap disana dengan jangka waktu yang lama. Atau selamanya?.

"Terus bagaimana dengan ku? Dibilang siap juga aku tidak pernah siap ketika berada di sekolah tanpamu. Kau ingat bukan? Kau tidak masuk sekolah, diriku juga memilih untuk di masuk sekolah."

"Memangnya kau pikir, aku juga mau gitu pindah? Kau tahu sendirikan, aku masih memiliki kasus pembunuhan yang belum aku selesaikan." Balas Adrian di seberang sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DETECTIVE ADRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang