Menurutnya Flo, Virgo adalah jenis cowok yang gantengnya sudah sangat terjamin. Kalau diibaratkan dengan air mineral dalam kemasan Virgo ini benar-benar air mineral yang berasal dari sumber mata air yang terjaga keasrian dan kemurniannya. Habis itu pas sampai pabrik masih diuji lagi buat memastikan kalau airnya benar-benar bagus.
Singkat kata Virgo itu gantengnya asli walau nggak pakai filter.
Bukti lain yang membuktikan kegantengan Virgo yang juga menjadi salah satu cara bagi Flo buat menguji kegantengan cowok adalah Virgo kelihatan ganteng bahkan di bawah sinar matahari siang yang terik. Kalau kata Flo mah cowok yang kelihatan ganteng pas siang hari di bawah sinar matahari yang mana kebanyakan orang sudah kucel dan masih terlihat ganteng, niscaya kegantengan orang itu adalah murni.
"Flo, gue minta—anjrit! Gitu amat lo jadi cewek!"
Yang baru masuk adalah Divna, salah satu kakak tingkat beda fakultas yang paling dekat dengan Flo. Cewek itu adalah orang pertama yang mengajak Flo bicara dan makan mie bareng waktu pertama kali dia tiba di kosan ini.
Wajah Divna melongo melihat bagaimana posisi absurd Flo sekarang. Well ... sebenarnya nggak absurd banget sih, karena Flo yakin kalau posisinya ini adalah salah satu posisi pewe (posisi wenak) kalau lagi di kamar sendiri. Flo dengan santainya mengangkat kedua kaki dan menumpukannya di kepala ranjang yang terbuat dari kayu. Di atas dadanya ada buku pembawa berkah yang sangat berjasa membuat Flo bisa melihat story WA Virgo yang sedang dilihatnya sekarang. Kehadiran Divna bikin Flo mengubah posisinya jadi duduk.
"Namanya juga santai, Kak. Kayak lo nggak gitu aja."
"Gue mah kalau santai ya santai sekalian. Bukannya main hape sambil bawa buku."
Ucapan Divna itu bikin Flo melirik buku yang ada di pangkuannya dan tersenyum buat sesaat. Wajah Virgo yang menyejukkan hatinya kembali terbayang di kepalanya. Untuk sesaat Divna memandangnya dengan aneh lalu menghembuskan napas.
"Gue minta pembalut, dong. Barusan dapet gue dan punya gue habis, baru mau beli."
"Oh, tunggu bentar."
Secepat kilat Flo melompat dari kaus dan mengambil beberapa biji pembalut di lemari lalu kembali dengan cepat. "Ini."
"Thank you, Flo. Ah ya—gue kan tadi bilang mau ke Indomaret buat beli pembalut. Mau titip?"
"Titip es krim kayak biasanya aja."
Divna mengerutkan wajah tidak suka. "Dingin gini lo nitip es krim mulu kerjaannya. Mana tadi sore habis hujan lagi."
"Namanya juga suka. Nih ya, kalau misalnya gue tinggal di kutub Utara dan masih ada yang nawarin gue es krim rasa cokelat, nggak akan pernah gue tolak."
"Hadeh, yaudah. Pake duit gue dulu, ya?"
Flo meringis lalu sebelum Divna menutup pintu kamar kosnya dia menambahkan acungan jempol sebelum akhirnya kembali merebahkan tubuh ke kasur. Niatnya sih tadi mau ngerjain tugas, tapi kayaknya bisalah ya nanti aja. Soalnya sekarang dia lagi sibuk melihat bagaimana tampannya foto profil WhatsApp Virgo.
Ganteng banget karena di foto itu Virgo mengenakan kemeja putih panjang dengan kaca mata yang menghiasi wajah. Adem banget dan bikin Flo kalau bisa ingin menggeret kakak tingkatnya yang satu itu buat pergi ke KUA terdekat. Pokoknya sih ubin masjid kayaknya kalah adem dengan penampilan Virgo di foto ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoverBoy
Romance"I don't need a perfect one, I just need someone who can make me feel I'm the only one." *** "Flora." Panggilan itu membuat Flo langsung berbalik. "Hm?" "Janji balik sama gue, ya?" Tanpa bisa ditahan Flo langsung tersenyum. "Iya, gue pasti balik kok...