Flo mendadak merasa jadi orang paling bodoh saat ini. Dia nggak tahu kejadian yang sebenarnya tapi kepalanya sudah memaksa buat menduga-duga. Benaknya jadi nggak tenang sama sekali bahkan ketika dia mengambil pakaian setengah keringnya ke rooftop untuk dijemur. Iya, Flo bohong soal ada deadline ke Virgo kemarin dan setelahnya menolak untuk mengangkat panggilan dan membalas pesan darinya.
Apa ini benar?
Apapun itu yang jelas Flo tahu benar kalau keputusannya buat menghubungi Alfa bukanlah suatu masalah besar. Nggak, dia nggak berniat menceritakan apa yang dia lihat kemarin karena Flo niatnya cuma minta ditemani buat bengong. Iya, karena entah karena apa perasaannya jadi kosong bahkan tanpa bisa ditahan Flo merasa awkward sendiri saat tadi pagi bertemu dengan Divna dengan mata bengkak di ruang makan.
Kakak tingkatnya yang satu itu tetap menyapanya seperti biasa walau dengan wajah yang lebih sendu. Harusnya Flo bisa membalas sapaan itu tanpa beban karena demi apapun Divna dan Virgo bahkan nggak tahu kalau dia ada di sana. Hanya Dimas, dan melihat bagaimana Divna menyapa tadi pagi mudah menebak kalau cowok itu nggak memberi tahu apapun.
"Flo."
Flora baru saja selesai meremas selimut dengan sekuat tenaga ketika panggilan itu terdengar dari arah belakang. Saat menyentak di sana sudah ada Liana diikuti keberadaan Alfa yang hari ini dengan santai cuma memakai kaus putih kedodoran dan celana jeans. Sangat cocok dengan cuaca panas yang bahkan belum mencapai siang hari.
"Yaudah gue tinggal lo berdua," ujar Liana lalu menyentak ke arah Flo. "Jangan selingkuh lo. Ingat ada hati yang harus dijaga."
Kalau ada salah satu hal yang paling nggak mungkin terjadi antara dia dan Alfa itu adalah pertemanan mereka yang berubah jadi hubungan romantis. Flo tahu kalau Alfa itu termasuk ganteng, tapi untuk jadi selain teman dia bahkan nggak bisa membayangkannya. Cowok itu sudah terlalu cocok untuk menjadi temannya dan Flo nggak bisa memandangnya lebih dari itu.
Usai urusannya menjemur selimut, sprei, dan lainnya Flo mengajar Alfa buat pindah ke balkon utama kosan. Kebetulan sedang sepi karena penghuni kosan entah kenapa hari ini kompak untuk menghabiskan weekend-nya dengan keluar.
"Tumben amat dah lo minta disamperin di kosan. Nggak ada apa-apa, kan?"
Tentu saja Flo langsung menjawab dengan gelengan kepala. "Temenin gue bengong di sini."
Flo berusaha untuk mengontrol suaranya agar biasa saja, namun sepertinya itu gagal. Entah bagaimana suaranya terdengar lebih lesu dari biasanya sampai mengundang Alfa yang tadinya mau mengeluarkan ponsel menoleh ke arahnya. Wajah cowok itu jelas terlihat penasaran, namun bukan jenis penasaran yang menyebalkan seperti cewek yang lagi kepo.
"Lo ... ada masalah sama Virgo?" Alfa bertanya dengan hati-hati yang efeknya langsung bikin jantung Flo berdegup dengan kencang. Nggak! Dia sama sekali nggak siap jika orang lain mengetahui tentang Virgo dan Divna.
"Nggak ada apa-apa. Kemarin kak Virgo masih nganterin gue balik ke kosan, gimana ceritanya ada masalah."
"Iya sih, tapi lo sama Virgo ini anget juga ya awetnya. Udah hampir setahun lo berdua, tapi gue juga lega sih karena ternyata cowok lo nggak seburuk yang gue pikirkan."
Lalu apa respon Flo? Dia hanya tertawa tipis dan singkat. Seperti tawa itu keluar bukan karena dia mau. Iya, karena ada kemungkinan kalau anggapan Alfa barusan salah. Tapi ... Virgo nggak mungkin seperti itu, kan? Walau apa yang Flo harapkan dan yang dilihatnya semalam terlalu kontradiktif tapi dia harap Virgo nggak akan pernah menyakitinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoverBoy
Romance"I don't need a perfect one, I just need someone who can make me feel I'm the only one." *** "Flora." Panggilan itu membuat Flo langsung berbalik. "Hm?" "Janji balik sama gue, ya?" Tanpa bisa ditahan Flo langsung tersenyum. "Iya, gue pasti balik kok...