|| 17 || Sweet

19 4 0
                                    

Walau sudah menduga kalau Virgo bakalan datang ke kosan, tapi tetap saja Flo hampir dibuat jantungan saat salah satu adik tingkat memanggilnya buat memberi tahu kalau cowok itu sudah menunggu di bawah. Sebenarnya Virgo bukan cowok pertama yang main ke Edelweis. Banyak penghuni kos lainnya juga pernah membawa teman cowok, gebetan, atau bahkan pacar ke kosan. Asal sesuai peraturan nggak ada yang namanya nginap dan jam sembilan malam kosan harus bersih dari makhluk berbatang.

Tapi tetap saja Flo benar-benar kikuk saat naik ke lantai dua dan mengajak Virgo masuk ke kamarnya. Cowok itu kelihatan santai saja. Entah nggak menyadari wajah kaku Flo yang kemudian langsung lega saat pintu kamarnya tertutup.

"Kenapa tegang banget kelihatannya?"

Dan sepertinya gerak-geriknya terlalu jelas sampai Virgo aja sadar. Sebelum menjawab Flo bahkan sempat melihat ke pintu. Memastikan kalau pintu itu nggak akan tiba-tiba terbuka seperti yang terjadi biasanya.

"Ini kali pertama ada cowok main ke kosan gue. Jadi rasanya agak ... nggak biasa?"

Flo bahkan ragu dengan ucapannya sendiri, apa lagi saat Virgo merespon dengan wajah kaget yang dengan cepat hilang. Cowok itu nggak lama kemudian tersenyum lalu duduk di atas tepi kasurnya setelah meletakkan sekotak donat di meja juga kantung plastik besar berisi perlangkapan buat anak kucing yang mereka temukan. Mata Virgo untuk sejenak memandang ke sekitar dan terpaku cukup lama saat sampai di deretan fotonya di salah satu tembok kamar yang Flo fungsinya sebagai hiasan supaya tembok kamarnya nggak hambar.

"Mengejutkan."

Flo memiringkan kepala. "Apanya?"

"Sini."

Virgo mengulurkan tangan yang tanpa ragu Flo terima dan membuat mereka duduk berdampingan di tepi kasur nggak lama kemudian.

"Gue pikir lo sedeket itu sama Alfa. Lo pernah main ke kosannya, kan?"

Flo nggak mengerti kenapa mendadak Virgo menanyakan Alfa, tapi sepertinya ada sedikit kesalahan pahaman tentang pertemanannya dengan Alfa.

"Gue sama Alfa emang deket banget sih, tapi kita cuma teman. Bukannya gue pernah bilang gitu, ya?"

"Lo benar-benar anggap Alfa cuma teman?"

Tanpa ragu Flo langsung mengangguk. "Iya. Kenapa emangnya?"

Senyum lebar langsung terpampang di wajah Virgo dan seakan sudah menjadi kebiasaan, cowok ini lagi-lagi bikin Flo hampir jantungan saat mengulurkan tangan dan menyelipkan anak rambutnya yang berantakan. Senyum di wajah Virgo semakin sumringah bahkan ketika cowok itu memberi kecupan di pipinya.

"Baguslah kalau gitu."

"Bagus kenapa?"

"Nggak ada—ah iya, sesuai janji aku bawa sesuatu yang manis." Virgo kembali meraih kantung berisi kotak donat. "Suka donat, kan?"

"Suka, sih."

"Kok pakai 'sih'?"

Flo langsung nyengir. "Soalnya dari pada donat aku masih lebih suka es krim coklat sama martabak asin. Apa lagi yang ada kata spesialnya."

"Lain kali gue bawain, tapi nggak hari ini. Takutnya nanti flu soalnya kan kemarin lo habis hujan-hujanan."

Flo sangat tahu kalau Virgo sama sekali nggak berniat buat menyinggung ciuman mereka di depan ruko kosong, tapi tetap saja otaknya secara otomatis memutar lagi kejadian itu. Ada rona di wajah yang langsung menghiasi, membuat Virgo terdorong untuk mengulurkan tangan sekali lagi untuk membelai pipinya dengan halus.

LoverBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang