|| 31 || Dilemma

9 5 0
                                    

Hubungan Flo dan Virgo perlahan kembali membaik, begitu juga dengan keakrabannya bersama Divna yang perlahan jadi seperti sedia kala. Harusnya Flo merasa senang dengan itu, tapi anehnya tidak. Ada rasa mengganjal di benaknya yang Flo sendiri bahkan tidak tahu harus mendefinisikannya sebagai rasa apa. Memang tampak kasat mata dia sudah menyapa, mengobrol, dan bertingkah seperti sedia kala pada Divna, tapi benaknya berkata lain.

Bahkan saat hari yang dijanjikan dimana mereka berencana nonton film horor yang sedang booming sampai-sampai trending tiga hari tiga malam di awal perilisannya. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya, walau diam-diam Flo menyadari kalau Vonny memandangnya dan Divna dengan cara yang berbeda. Ada kegusaran dan kekhawatiran yang cepat-cepat Vonny ubah jadi senyuman saat dipergoki.

Untungnya hangout mereka yang nggak lengkap karena Erina menolak ikut sebab ada agenda nge-date bareng calon ayang, secara keseluruhan lancar. Nggak ada momen dimana mendadak Flo dan Divna merasa canggung atau pembahasan tentang cowok yang mempermudah sesi girls time mereka.

"Kemarin lo nonton ya sama ciwi-ciwi edelweiss, ya?"

Flo baru saja berjalan melewati koridor pendek usai kelar dari lift ketika suara itu mendadak datang. Flo dibuat kaget dan berniat menggampar siapapun yang membuatnya kaget ketika Alfa muncul di balik punggungnya. Tanpa ba-bi-bu lagi dan mumpung keadaan juga lagi sepi Flo langsung menggampar lengan Alfa sampai menciptakan bunyi plak yang cukup nyaring.

"Anjrit! Sakit Flo!"

"Ya lo, sih! Kebiasaan banget dah lo muncul tiba-tiba terus ngagetin. Kalau bukan temen udah gue gampar lo."

"Jadi temen lo juga barusan gue lo gampar."

"Mau tambah lagi?!"

"Hehehe ... nggak, dong."

Respon Alfa yang satu itu bikin Flo langsung mengernyitkan dahi. Apa pula reaksi cowok ini? Tumben amat cengar-cengir begini di saat normalnya Alfa akan marah atau kalau dalam mode sabar hanya menghela napas pasrah. Lah ini?

"Lo lagi seneng, ya?"

Bukannya menjawab Alfa malah bergerak memeluk bahunya dan menyeretnya buat berjalan bersama. Dengan wajah bingung namun nggak berontak Flo mengikuti langkah kaki Alfa yang ternyata menuju ke gedung parkir. Memang sih niatnya Flo langsung pulang setelah kelas terakhirnya selesai, tapi dia juga nggak ada niatan buat nebeng ke Alfa atau Virgo yang siang ini masih ada kelas.

"Ha? Apa?"

Balasan Alfa makin membuat mata Flo memicing. Benar-benar sesuatu yang sangat nggak biasa apa lagi sekarang juga mau akhir semester. Masa-masa genting karena kebanyakan dosen memberi mahasiswanya banyak tugas dan project.

"Hmm... lo kelihatan mencurigakan."

"Perasaan lo doang itu, mah."

"Lo dari tadi nyengir mulu Alfa."

"Emang kenapa gitu? Senyum kan ibadah."

"Itu kalau lo senyumnya ke orang lain. Lah lo senyum-senyum sendiri kayak orang gila kehabisan obat."

"Ah, masa sih. Hehehe..."

Flo benar-benar melotot horor melihat cengiran Alfa entah yang keberapa kali. Dia baru saja mengatai Alfa orang gila kehabisan obat dan responnya cuma nyengir? Wah, ini jelas masalah serius. Ini kalau kebahagian yang sedang menimpa Alfa nggak sebesar kehujanan uang satu triliun kayaknya setelah ini Flo harus mempertimbangkan buat benar-benar menghubungi dokter kejiwaan.

LoverBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang