Entah kenapa hujan kali ini benar-benar awet bahkan sampai hari menjelang sore. Untungnya baju basah Flo dan rambut basahnya sudah diganti dengan baju lain dan rambut yang baru saja dikeringkan. Rasanya hangat, apa lagi di tangannya sekarang ada mug berisi cokelat panas yang bikin suasana jadi semakin hangat.
Pelan Flo meneguk cokelat panasnya sambil beranjak dari sofa dan menghampiri anak kucing berwarna oranye yang kelihatan meringkuk nyaman di salah sudut sofa laiannya. Flo membelainya pelan, merasakan bulu lembut kucing itu yang sudah bersih setelah sebelumnya dimandikan.
"Udah nggak dingin lagi?"
Ah, apa Flo sudah bilang kalau sekarang sedang ada di apartemen Virgo?
Sama sekali nggak bisa dipercaya, bahkan buat Flo sendiri yang jelas-jelas sudah duduk di salah satu sofa di ruang tengah milik Virgo. Cowok itu baru saja keluar kamar dengan setelan yang nggak jauh beda dengannya. Celana training dan kaus. Bedanya kaus dan celana Virgo kelihatan sangat kedodoran saat melekat di badan Flo.
"Udah," balas Flo sambil tersenyum manis sambil kembali duduk di sofa dekat anak kucing yang kelihatan sama sekali nggak terganggu dengan suara mereka.
Virgo cuma tersenyum lalu berlalu ke arah dapur begitu saja. Flo memperhatikan beberapa saat ke arah dimana hilangnya cowok itu dan kembali menatap genangan air cokelat di dalam mug. Walau nggak bisa melihat pantulan wajahnya, Flo seratus persen yakin kalau wajahnya sedang sangat berseri. Pelan jemarinya yang bebas kembali menyentuh bibir bawahnya dan wajahnya langsung merona lagi waktu kejadian di depan ruko kosong tadi kembali tadi terbayang.
Duh, kalau kayak gini caranya Flo punya tebakan kuat kalau dia nggak akan bisa tidur, karena pada akhirnya realita yang dialaminya terasa lebih menyenangkan.
Lagi enak-enaknya senyum jemarinya yang sejak tadi menyentuh bibirnya sendiri mendadak tergeser dengan keberadaan jari lain. Jari itu menyentuh bibir bawahnya, memberi belain lembut yang bikin Flo membeku menatap mata yang ada di depannya. Mata milik Virgo yang nggak pernah dia bayangkan akan bisa dilihatnya sedekat ini.
"Gue suka kalau lo senyum gini. Cantik," ujar cowok itu lalu duduk tepat di spot kosong di sampingnya dengan mug yang menguarkan bau kopi yang kuat.
"Makasih."
Cowok itu tertawa. "Apa lo selalu seperti ini?"
"Maksudnya?"
"Lo selalu berterimakasih waktu gue muji lo. Cute, cantik, tapi balasan lo selalu makasih."
Lah, terus Flo harusnya ngomong apa gitu? Masa di depan Virgo harus ngomong, 'Oh, sori, tapi gue udah tahu dari dulu.' kan sangat amat nggak mungkin kalau dia akan berbicara begitu di depan seorang Virgo. Baru kalau yang ada di depannya ini Delta atau Alfa, niscaya Flo nggak akan segan mengakui kalau dia cantik dan cute.
"Terus gue harus bilang apa?"
Virgo mengangkat bahu lalu menyesap kopi miliknya. "Mungkin kayak gini."
Usai mengatakan itu Virgo mencondongkan tubuh ke arahnya tiba-tiba yang membuatnya tersentak sedikit ke belakang. Untungnya Flo punya pertahanan yang kuat dan nggak sampai reflek menumpahkan atau menyiram Virgo dengan cokelat panas. Melihat reaksinya Virgo malah ketawa lagi.
"Dan kalau lo kaget kayak gini, lo berubah jadi kelihatan cute."
Ini hanya perasaannya atau sejak tadi Virgo mulau sangat terang-terangan memujinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
LoverBoy
Romance"I don't need a perfect one, I just need someone who can make me feel I'm the only one." *** "Flora." Panggilan itu membuat Flo langsung berbalik. "Hm?" "Janji balik sama gue, ya?" Tanpa bisa ditahan Flo langsung tersenyum. "Iya, gue pasti balik kok...