|| 10 || Song

18 4 0
                                    


Omongan orang tuh ya, walau sepele kadang bisa jadi beban pikiran. Memang kurang ajar Divna. Bisa-bisanya gara-gara omongan cewek itu Flo jadi kepikiran kalau bisa aja kemungkinan Alfa suka sama dia. Bahkan saking kepikirannya Flo sampai mengingat-ingat perlakuan cowok itu padanya selama ini. Flo jadi takut harus bertindak seperti apa kalau semua yang dikatakan Divna itu benar.

Flo nggak mau kehilangan teman sebaik Alfa dan kemungkinan hal yang dilakukannya jika benar cowok itu menyimpan rasa diantara mereka adalah pura-pura nggak tahu. Flo tahu dia akan terdengar sangat jahat, tapi katanya begitu pertemanan antara cowok dan cewek berubah jadi cinta maka kata pertemanan akan hilang untuk selamanya. Bahkan setelah cinta itu hilang.

Flo nggak mau itu terjadi.

"We meet again, Flora."

Flo yang sejak tadi fokus membaca komik di bawah pohon besar yang sudah digelari tikar mendongak. Tadinya sih mau marah sama siapapun itu yang mengganggu hari Sabtu yang sengaja dihabiskannya di perpustakaan umum. Bukan perpustakaan biasa sih, karena perpustakaan ini punya koleksi komik dan novel yang amat lengkap hingga menarik banyak kunjungan dari kalangan muda seperti dirinya. Namun Flo dibuat kena sesak napas dadakan saat melihat wajah Virgo yang berdiri tepat di hadapannya.

Cowok itu berdiri membelakangi cahaya, hingga yang tampak cuma wajahnya yang agak tersamarkan karena bayangan dedaunan dan ranting. Virgo tersenyum dan serupa dengan keberadaannya yang mencolok Flo langsung menyadari ada sebuah komik yang ada di salah satu tangannya.

"Kak Virgo?"

"Sendirian?" tanyanya sambil melihat ke kanan-kiri.

"Iya."

"Bagus. Boleh gue duduk di sini?"

Tempat yang didudukinya cukup luas karena di area ini cuma ada dia sendiri. Memang sih Virgo ini nggak baik untuk kesehatan jantungnya, tapi yakali Flo melewatkan kesempatan buat semakin dekat dengan cowok yang diniatkannya buat jadi pacar.

Nggak lama Virgo terduduk tepat di sebelahnya. Dekat banget sampai lengan mereka jadi agak bergesekan dan Flo bisa mencium wangi parfum cowok itu. Dengan kepala yang agak tertunduk Flo tersenyum karena hal sepele itu. Nggak menyadari bagaimana Virgo melihat semuanya dan ikut tersenyum.

"Lo jadi makin cantik kalau lagi senyum."

Ucapan itu bikin Flo langsung sport jantung dan mendongak. Ada Virgo yang sedang tersenyum ke arahnya. Manis banget sampai rasanya Flo perlu memeriksakan kadar gula darahnya karena siapa tahu aja dia kena diabetes dadakan.

"Ma—makasih."

"No need to."

"Hah?"

"Kenapa harus berterimakasih sama hal yang sudah jelas."

Wah, kalau gini caranya bodoh amat dengan kriteria cewek seksi yang punya dada dan bokong segedhe balon pasar malam. Virgo menganggapnya cantik dan dengan kekuatan cintanya Flo bakalan mengubah tipe ideal cowok itu jadi; cewek yang seperti Flo.

"Gue ... nggak tahu harus jawab apa."

Virgo terkekeh sebentar. "Nggak perlu jawab apa-apa. Lo bisa lanjut baca komik lo, karena gue juga mau ngelakuin hal yang sama."

Perkataan Virgo barusan tuh seakan nggak ada artinya buat Flo, karena walaupun cowok itu sudah menyuruhnya buat kembali fokus ke komiknya tapi dia nggak bisa. Kalau ada di tempat yang Flo tempati ada seorang Virgo, maka mustahil baginya buat memberi konsentrasi ke hal selain Virgo. Makanya dari tadi sambil masih membaca komik dengan pelan Flo curi-curi pandang buat melihat ke samping.

LoverBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang