Sebenarnya nggak ada yang salah dengan seseorang yang memiliki tipe ideal pasangannya sendiri. Itu hak semua orang, meski itu artinya harus siap dihantam kenyataan kalau tipe ideal yang ditetapkan terlalu muluk-muluk. Memang mungkin ada orang yang mendekati tipe ideal semacam udah ganteng, tinggi, kaya, pinter, pengertian, terus romantis lagi. Masalahnya kalaupun cowok semacam itu benar ada belum tentu juga akan nengok atau bahkan suka sama kita.
Makanya sejak kenal yang namanya cinta-cintaan usai putus dengan satu-satunya mantan, Flo nggak pernah memiliki tipe ideal khusus yang muluk-muluk. Tipe idealnya sederhana, cuma cowok yang masih kelihatan ganteng bahkan di bawah terik sinar matahari siang. Cowok semacam itu nggak cuma ada satu di dunia, di kampusnya juga nggak cuma Virgo seorang yang termasuk dalam kategori itu walau jumlahnya nggak banyak juga.
Seperti misalnya cowok fakultas sebelah bernama Cetta yang pernah menyelamatkan ceweknya yang hampir ditabrak truk. Cetta jelas termasuk pada jajaran cowok ganteng kampus dan sinar matahari yang terik sama sekali nggak mempengaruhi kegantengannya, tapi tetap aja walau dikata Cetta ini lebih ganteng setingkat dari Virgo, hati Flo kepatilnya udah sama Virgo.
Singkatnya kadang tipe ideal juga bisa sangat nggak berguna kalau hati sudah bergerak. Untungnya saja tipe ideal Flo sama hatinya bergerak ke arah yang sama.
"Jadi Alfa udah ada cewek?"
"Entah." Flo yang sejak tadi duduk di balkon utama bersama Erina dan Liana mengangkat bahu seadanya.
"Tadi katanya Alfa pernah cerita soal cewek."
"Iya. Itu pun gue paksa sih karena gue pernah nggak sengaja ketemu Alfa lagi sama cewek pakai seragam sma gitu. Mereka kelihatan dekat banget dan setahu gue Alfa pernah bilang punya kakak sama adek cowok, bukan cewek."
Sebenarnya obrolan mereka ini sama sekali nggak direncanakan. Flo dan Liana masing-masing sudah punya pasangan, menjadikan Erina sebagai jomblo di antara mereka yang berpotensi jadi kesepian kalau mereka berdua ada janji dengan pacar masing-masing. Walau tadinya biasa saja, melihat teman dekat punya pasangan otomatis akan bikin siapapun iri walau awalnya nggak tertarik untuk pacaran.
Namanya juga manusia.
"Ternyata seleranya Alfa dedek gemesin, ya. Nggak masuk dong gue."
"Emang Alfa pernah bilang gitu Flo?" tanya Liana sembari melihat wajah galau Erina karena hal yang nggak perlu.
Masa gara-gara mau punya pacar, temannya satu ini malah berniat mendekati Alfa. Nggak ada yang salah sebenarnya, cuma kalau Alfa dan Mariska benar-benar pacaran nanti yang kena juga Flo. Bisa-bisa nanti Flo secara nggak langsung ikut turut serta menghancurkan hubungan temannya.
"Nggak pernah bilang sih Alfa-nya. Lagian sejak kapan dah lo suka sama Alfa, perasaan kemarin-kemarin lo masih suka galauan Tom Holland yang nggak lagi single kenapa mendadak jadi Alfa."
Seakan keadaanya Erina sudah sangat memprihatinkan, temannya itu langsung menurunkan dua sudut bibirnya ke bawah dan wajahnya dibuat semelas mungkin. "Pengen punya Ayang."
Flo dan Liana kompak menunjukkan wajah kesal dengan sikap Erina. Lagi, kalau misalnya Alfa dan Mariska memang nggak pacaran, Flo nggak akan membiarkan sahabatnya itu berakhir dengan seseorang yang cuma kebelet punya ayang. Kasihan Alfa, masa udah lama menjomblo sekalinya punya pacar malah dijadiin ajang buat punya pacar doang. Alfa cowok baik dan Flo yakin sahabatnya itu juga akan mendapat seseorang yang sama baiknya. Ya walaupun kadang kelakuannya ngeselin banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoverBoy
Romance"I don't need a perfect one, I just need someone who can make me feel I'm the only one." *** "Flora." Panggilan itu membuat Flo langsung berbalik. "Hm?" "Janji balik sama gue, ya?" Tanpa bisa ditahan Flo langsung tersenyum. "Iya, gue pasti balik kok...