"... Aku bisa bertahan dengan lama..."

186 23 3
                                    

"Nino, apa yang kamu tulis? Caramu salah. Lihat Miku, dia melakukannya dengan benar."

Miku yang mendengar itu tersenyum kemenangan entah kenapa, dan Nino, yang melipat tangannya di dadanya mendengus.

"Hmph, aku juga bisa melakukannya jika aku serius. Jika Miku bisa, aku juga pasti bisa."

"Kata Nino yang mendapatkan ujian sejarahnya 30 poin."

"Hei! Setidaknya nilai bahasa Inggris ku lebih baik darimu!"

"Itu hanya 10 poin. Dan aku lebih baik dari mu 25 poin."

"Apa bedanya lima belas atau dua puluh lima poin jika itu di bawah standar? Keduanya sama-sama nilai merah, tidak ada bedanya."

"Setidaknya, aku lebih baik dari mu."

Kedua gadis yang sama persis saling bertatapan di ruang tamu.

Udara di sekitar mereka menegang.

Eiji dapat merasakan ada percikan petir yang saling bertabrakan.

Kemudian...

"Hmph!"

Nino dan Miku mendengus dan membuang muka secara bersamaan.

Eiji menghela nafas dalam diam.

Tiba-tiba sentuhan kecil di lengan.

"Ne, ne, bagaimana kamu membujuk Nino? Dari kepribadian Nino, dia  pasti tidak akan ikut. Kau tau, Dia sudah banyak mengusir setiap pengajar baru yang datang."

Ichika menyangga dagunya sambil tersenyum manis, dan dia menekan bagian belakang pensil ke lengan Eiji dengan lembut.

Eiji menundukkan kepalanya dan menjawab dengan rendah.

"Itu hal perkara yang mudah... Aku dan Nino melakukan taruhan. Singkatnya, Nino kalah dan aku menang. Tapi karena tidak ada aturan secar detail, Nino berkata..."

Eiji membuat ekspresi yang sama seperti Nino saat di gerbang sekolah. Menoleh dan melipat tangannya di dadanya.

"... 'Hmph, hanya untuk hari ini aku menuruti perkataan mu. Di waktu berikutnya aku tidak akan pernah ikut'. Jadi, aku mengatakan 'Satu hari sudah cukup. Aku akan memberikan kesenangan yang luar biasa yang tidak pernah akan kamu lupakan, sehingga itu akan membuatmu ikut denganku di waktu berikutnya'. Dan entah kenapa Nino memukul ku saat itu. Itu sangat memalukan di depan semua orang."

"... B-begitukah? Yah, aku tidak terpikir hal itu akan terjadi. Aku mengira kau menemukan kelemahan Nino dan memaksanya untuk memenuhi keinginan tersembunyi Asakawa-san."

"Hey, Aku tidak se-bajingan itu, tunggu sebentar-... Ah, seperti aku sempat memikirkan rencana itu."

Ichika tertegun.

Melihat Ichika berwajah masalah, Eiji mengangkat tangannya.

"Maaf, itu bercanda. Jangan dipikirkan dengan serius. Itu akan bermasalah untukku."

"Hahaha... sangat menarik, Asakawa-kun sangat menarik. Aku tidak mengira laki-laki yang terlihat seperti Hikikomori ternyata seperti ini."

Ichika tiba-tiba tertawa manis. Kemudian dia menyelipkan rambut di samping telinganya, dan dia menatap Eiji dengan matanya yang besar dan biru yang seperti permata itu.

"Meskipun ini akan merepotkan... mohon bantuannya untuk ke depannya, Asakawa-kun~"

"Itu memang merepotkan."

Eiji menghela nafas, dan Ichika masih tertawa dengan tangan di mulutnya.

"Ahh! Kepalaku sakit! Aku sudah tidak kuat lagi. Hey, bagaimana kalau istirahat sebentar?"

reincarnation with dimension group chatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang