Diamlah!

16 5 2
                                    

Next..........

pintu terbuka kembali dan menghadirkan sosok pria berjas Rapi memasuki kamar itu sambil menatap lurus ke arah mereka semua berkumpul.

Semuanya mendadak sepi dan senyap....

'Tap tap tap'
Deru suara langkah kaki besar lelaki itu bergema didalam kamar rawat inap yang di tempati Ryan dan teman-temannya.

Mata Ryan beradu dengan pria itu secara bersamaan ,pria tersebut menatap Ryan dengan tajam melihat wajah Ryan yang di penuhi oleh bekas lipstik wanita yang sedang memeluknya dengan erat.Pria tersebut mengernyitkan matanya.

Hening semakin mencengkram didalam ruangan itu.ayla dan Sylvia juga terdiam karena belum tau mereka sedang menghadapi situasi seperti apa saat ini.begitu pulalah dengan madman namun madman terlihat lebih sedikit rileks walaupun terdiam seribu bahasa sambil menatap gelagat pria yang saat ini menatap tajam ke arah sahabat bodohnya itu.

"Jadi.....siapa yang memukulmu sampai bonyok seperti ini?"ucap pria tersebut ketus sambil memandang sinis Ryan yang sedang di peluk wanita tersebut.

"Heyri!!"tegur ibu Ryan yang masih tetap memeluk Ryan dengan lengket.

"Kamu diam."ketus pria tersebut .

Sylvia yang melihat hal itu memperhatikan reaksi Ryan dan terkejud melihat Ryan yang tersenyum sinis seakan meremehkan didepan pria tersebut.

'siapa sebenarnya pria ini?'batin Sylvia

"Heh..dasar kepo"ketus Ryan sambil tetap menatap tajam balik pria di hadapannya.

seakan menahan amarah dan kekesalan Pria tersebut pun mendekapkan wajahnya dengan satu telapak tangan kanannya sambil berkacak pinggang menghela nafas berat.

"Hahhhh padahal sudah hampir sebulan tidak bertemu dasar anak satu ini tetap saja tidak punya sopan santun yang formal terhadap orang yang lebih tua.. karena itulah..."pria tersebut mengentikan perkataannya lalu dengan gerakan gesit menatap Ryan dan melayangkan sebelah tangannya ke arah Ryan dengan cepat.

Sylvia dan Ayla yang melihat hal itu pun terbelalak dan ternganga karena tau apa yang mungkin akan terjadi .

"Heyr..!!"ucap ibu Ryan spontan ketika kepalan tangan pria tersebut melayang ke arah putra tersayangnya.

Ryan pun memejamkan matanya walaupun dia tau apa yang akan segera terjadi kepadanya.

"Pluk "pukulan pelan pun mendarat di pipi ryan

Ryan terbengong membuka matanya.

"Pluk"tamparan pelan pun mengenai pipinya yang satu lagi sehingga pria tersebut mendekap wajah Ryan di dalam tangannya.

Dengan emosi yang tertahankan pun akhirnya pria tersebut angkat suara.

"Dasar anak durhaka!!! Berani-Beraninya kamu kabur dari rumah kesekian kalinya di malam ayah mu ini pulang dari dinasnya di luar negri selama satu bulan!! Apakah aku masih kau anggap sebagai ayahmu!!apa kau tidak tau aku juga ingin bertemu dengan muka konyolmu itu sekali lagi hahh!!??? Dasar bocah nakal!!!askskdibfhdkwhehdj@$Sbshwjsj...."
Omel pria tersebut yang ternyata adalah ayahnya Ryan sambil mengunyel-unyel pipi Ryan dengan kekuatan penuh.

"Aaarrghh !!aduh AA..ayah!! Sakit!!sakitt aaa!!"keluh Ryan yang merasakan pipinya seolah akan robek karena kegemasan ayahnya dengan tingkat kekuatan tangan ayahnya yang 100% di kedua pipinya .

"Sa..sayang!!sudah sudahhh!!cukup !!"ucap ibu Ryan yang mencoba menghentikan perkelahian antara ayah dan anak ini.

Ayla dan Sylvia yang terbengong mendengarkan fakta bahwa ternyata kedua orang itu adalah ayah dan ibu dari Ryan mereka hanya bisa menatap dan pasrah tanpa menolong dengan tatapan bingung.

Pemabuk Itu PelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang