Part 21: Blame Me!

48.1K 2K 11
                                    

Dalam perjalanan pulang, Jorgha dan aku hanya bisa terdiam seribu bahasa. Perkataan Ayah Jorgha terus terngiang di kepalaku. Aku tau Jorgha belum siap untuk menikah. Karena itu mengapa tadi ia tidak menjawab permintaan sang Ayah. Trauma masa lalu itu ternyata masih menghantuinya.

Aku pun tidak tau harus bagaimana, walau ia sudah memberanikan diri untuk menjalin hubungan yang lebih serius denganku, namun, jika harus berperang melawan masa lalu yang pahit, dan meninggalkan luka yang dalam... kurasa kata menikah akan menjadi hal yang terakhir baginya.

Jorgha mengendarai Mobil Audinya dengan cepat, ia mulai terbakar emosi, dan penyesalan yang dalam.

"Jorgha, tenanglah!"

Dia tidak menjawab, hanya terus menyetir dan memandang nanar kedepan. Aku takut. Penuh antisipasi.


AT PROVIDENCE TOWER

Jorgha masuk kedalam apartmentnya dengan gusar. Ia melangkah cepat menuju dapur, mengambil gelas dan menuang wine dengan ceroboh. Aku tak menyangka kata menikah itu memberi effect yang besar baginya. Ia berjalan dengan gelisah, mondar-mandir dengan pikiran kacau dan matanya berkilat amarah. Now what?

"Jorgha, sudahlah, kalau ayahmu-

"Ayahku tidak bisa mengaturku seperti itu!" Ia memotong kalimatku dengan tegas.

"Jorgha, ia hanya ingin kau-

"Aku tidak mau membahasnya denganmu, Ok?!"

"Kenapa? Apa kau takut? Katakan padaku, Jorgha? apa yang kau takutkan??"

"I'm not afraid, Vella!! "Katanya padaku dengan tajam. Mata indah selalu menatapku dengan cinta, kini berubah menjadi mata yang penuh derita dan penyesalan. "Aku memang bodoh, sangat bodoh! Begitu ingin aku membina hubungan denganmu, tapi saat mendengar kata itu, seolah semua kenangan buruk itu menyerang kepalaku bertubi-tubi, sehingga aku menjadi orang yang berbeda, I'm totally f***ed up!!"  Ia mencengkram kuat pinggiran meja panjang itu.

"Ya Tuhan Jorgha, itu hanya masa lalu, kau berhak untuk bahagia, aku berhak bahagia, jangan menjadi lemah karena masa lalu, lihat masa depanmu saja... lihat aku!!"

"Vella sudahlah, aku tak mau berdebat denganmu, kau pikir ini mudah?"

Aku menarik nafas panjang, mencoba untuk tenang "Sebenarnya tidak ada yang sulit, kau hanya perlu memaafkan dan menerima, tapi kenapa kau malah membiarkan masa lalumu menguasaimu, kenapa kau ha-

"CAUSE THIS IS MY F***ing LIFE!!" Teriak jorgha padaku, tatapannya sungguh mengerikan.

Nafasku berubah menjadi tak beraturan, God, orang ini sungguh... "Jadi...hubungan macam apa kita ini, Jorgha?? Lalu apa artinya aku bagimu?? Apa??"  Tanya ku padanya dengan nada tinggi.

Ia hampir memecahkan gelas itu saat ia meletakkannya dimeja dengan kasar. Sambil menatapku dengan tatapan marah, ia melangkah menghampiriku, tubuhnya gemetar karena amarah sudah menjalar ke pikirannya. Otot-otot diwajah, leher dan lengannya kaku karena menahan geram. Ia melihatku seperti tentara yang bersiap melawan musuhnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku ketakutan

"Kau adalah milikku, Vella, apapun yang terjadi!"

"Jorgha, kau sedang tidak berpikir jernih. Kau sedang marah!"

"Kenapa kau mempertanyakan semua itu, Vella? Jadi kau ragu padaku??" Jorgha terus mendekat, dan mendesak tubuhku. Aku mundur perlahan dengan penuh waspada tinggi...

"Jorgha, orang lain akan melihat kita!"

"Aku tidak peduli!!"

Jorgha langsung menyergapku, tangannya yang kuat menangkap tubuhku dan menariknya kedalam tubuhnya dengan kasar . Kedua tubuh kami menempel dari dada sampai lututku. Aku terkesiap karena syok dan tak percaya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang