Hi guys, finally it's the last part! enjoy!
**** ***** *****
(NOVELLA'S POV)
Keesokan harinya, aku, Jorgha, Mika, dan Dylan meninggalkan Dublin-Ireland. Aku sempat bertanya kepada Jorgha tentang Natalie yang tiba-tiba menghilang, ia hanya menjawab, bahwa Natalie sudah pergi dari London, karena ada beberapa masalah di perusahaannya. Well, itu mungkin sesuatu yang buruk baginya, namun aku akui kalau kepergiannya dapat membuatku sedikit bernafas lega. Setidaknya tidak ada lagi adegan ia berlari-lari setengah telanjang di apartment Jorgha, She's so insane...
Kami berempat menaiki private jet menuju London-England. Natalie tidak duduk bersama kami kali ini dalam pesawat, karena terakhir kulihat, yang ada hanya keributan dan caci-maki. Dan itu karena ulahnya sendiri.
Pesawat pun mulai berangkat, cuaca sedikit tak bersahabat karena ini awal musim dingin, jadi pesawat terbang diketinggian agak rendah untuk menghindari kumpulan awan gelap. Didalam pesawat aku duduk tepat dihadapan Jorgha, Mika dan Dylan berada di diseberang kami.
"Jadi, apa maksudnya, bahwa kalian sudah sah...?" Tanya Dylan kepada kami dengan heran. Jorgha tersenyum melihat sahabatnya yang sangat penasaran pada kami, seperti halnya wartawan yang sedang mewawancarai seorang public figure.
"Ya, aku dan Vella..." Jorgha melihat mataku sebelum melanjutkan kalimatnya "Kami sudah menandatangani surat nikah dari catatan sipil, dan kami akan mengurus sisanya nanti..." jelas Jorgha pada Dylan. Dylan terhenyak, ia melirik ke Mika, dan mereka berdua menggeleng terheran-heran.
"Are you serious, buddy?"
"Ya, aku...maksudku, aku mencoba untuk memberinya kejutan, namun aku tau kali ini aku memberinya kejutan yang sangat buruk..." Jorgha melihatku dengan tatapan tidak enak, penuh dengan penyesalan dengan cara ia menikahiku.
"Jorgha, walaupun kau melamarku saat kita sedang bercinta semalam, dimana itu sangat aneh dan ajaib, tapi aku sama sekali tidak peduli, kau tau, apapun caranya, kau sudah memberanikan diri melawan traumamu dan sakitmu itu, and I really appreciate it..." aku menggenggam tangan Jorgha dan memberinya senyuman semangat. Aku lega karena perjuangan kami untuk menikah, akhirnya dapat terealisasi.
"Ouch, melamar saat bercinta, apa itu sedang trend saat ini?" ledek Dylan sambil terkekeh.
"No, it's only in my case, Dylan.." Jorgha menyanggahnya, ia menyeringai mendengar tanggapan Dylan.
"Kau benar-benar tidak mengenal kata ro-man-tis, Jorgha... maafkan dia Vella..."
"Hey, ya, tentu saja, dan kau orang terlalu sering bicara tentang cinta pada setiap wanita, Dylan Mc. Larren... Mika, kau sebaiknya hati-hati dengannya..." balas Jorgha pada Dylan. Mika menganga dan mengerutkan alisnya pada Dylan
"Akan kuhajar orang ini jika dia bermain-main denganku..." ucap Mika serius, Dylan menyentuh dagu Mika lalu berkata "Kau terlihat sangat cantik sayang, bahkan ketika kau sedang marah..." Dylan mencoba sebisa mungkin merayu kekasihnya itu. Aku dan Jorgha tertawa melihatnya, tatapan kesal Mika berubah menjadi tatapan penuh cinta "Oouuwhh...Benarkah, sayang..?" Mereka lalu mendekatkan wajah mereka, dan menempelkan bibir mereka berdua...
"Okay, sekarang carilah ruangan untuk kalian...siapa tau Dylan juga akan melamar..." ucap Jorgha merespon sahabatnya yang sedang asik berciuman mesra. Dylan seketika melepas ciumannya.
"Wait a minute, cara itu boleh juga, namun tidak dalam pesawat yang sedikit berguncang saat ini, Jorgha, bagaimana kalau saat pesta pernikahanmu, oopss! Sorry, kau tidak akan mengadakan pesta ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
RomanceJorgha Aryandhi (28 tahun) adalah seorang Billionaire CEO tampan, seksi, dan sukses yang tidak pernah mau berkomitmen pada suatu hubungan. Ia bahkan mengajukan syarat bagi setiap wanita yang ingin memilikinya, dengan tinggal bersama tanpa adanya ik...