Not a Bad Thing (New Story)

39.3K 585 5
                                    

Ini cuplikannya guys... enjoy!

Sidney V Steele.

"Hai manis! kau terlihat cantik seperti biasanya, dengan rambut coklat bergelombang, mata besar yang indah, hidung mancung, dan bentuk bibir yang sempurna, tak heran jika setiap laki-laki akan kehilangan konsentrasinya jika berdekatan denganku, kau sungguh mempesona." Ucapku pada diriku sendiri saat berdiri didepan cermin besar yang berada didalam kamarku.

Yup, Tuhan tidak hanya menganugerahiku tubuh indah, namun juga jabatan yang cukup strategis di perusahaan. Actually, aku tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan semua pekerjaanku dikantor. Semua seperti menuruti apa mauku, aku seperti seorang ratu yang bisa dengan mudah mendapatkan apapun yang kuinginkan.

Tak ada laki-laki yang bisa menolakku, sejak saat itulah, aku dipatenkan menjadi wanita penakluk pria. Damn! Apa itu benar diriku? of course, and I like it! Itu adalah pencapaian yang sangat baik bagi wanita sepertiku. Aku sangat menikmatinya. Menjadi seorang Sidney yang cantik, kaya, dan terkenal apapun itu, siapa yang tidak mau!


Jaden Wesley.

Hey Ladies! Aku adalah seorang pemain basket, posisiku sebagai Team Leader sekaligus Point Guard. Banyak sudah penghargaan dan trophy yang berhasil aku dapatkan, aku dipanggil 'the3king' karena keahlianku dalam mencetak skor, 3 points, kecepatanku dalam berlari, kecakapanku dalam membuat strategi penyerangan, dan tentu saja stealing.

Bukan hanya itu, berkat kerja kerasku dan fokus pada apa yang aku kerjakan selama ini, aku berhasil mendapatkan sebuah rumah mewah senilai jutaan dollar di kawasan favoritku Orange County, yang aku beli 3 hari yang lalu, dari seorang yang memasang iklan disitus Realestate.com. Selain itu, aku juga mendapat sebuah mobil sport super keren dari kepala asosiasi, karena berhasil mencetak hattrick di musim ini.

Sidney Valencia Steele.

Ya tuhan, aku mengenal kostum itu. Itu kostum atau baju jersey yang biasa dipakai oleh pemain basket saat bertanding. Euw! That's Sucks, I hate basketball player, karena bagiku mereka semua such a P.L.A.Y.E.R ! Sorry, mereka bukan typeku! Batinku sambil memalingkan muka.

TWO DAYS LATER...

(Sidney's Pov)

"Mr. Wesley, apa kau punya waktu untuk bicara?" Tanyaku dengan sopan, ya, mulai saat ini aku harus sopan dengan dia, and it feel like hell. Siang itu aku menemuinya di Stadium, kulihat Jaden sedang mendrible bola basketnya, ia melakukan tembakan jarak jauh, ia juga melakukan rebound, slam dunk, dan memutar bola dengan cepat menggunakan jari telunjuknya. Dan entah kenapa, aku tak bisa melepas pandanganku. Ia menarik? Sangat. Tapi juga sangat menyebalkan.

"Kau?" jawabnya heran begitu ia menyadari keberadaanku, aku melangkah mendekatinya, kami berdua berada ditengah-tengah lapangan, aku masih menggunakan pakaian office, dan ia menggunakan kostum Lakers.

"Ya, ini aku..."

"Mau apa kau kesini, aku tidak ingin melihat tingkah manja, dan sombongmu lagi, please, jangan mengganggu hidupku, akutidak akan berubah pikiran, keputusanku tetap sama, nona! Sebaiknya kau menyerah.."

"Aku tidak ingin berdebat denganmu..."

"Lalu? Apa yang kau inginkan..."

"Kesepakatan..."

"Apa kesepakatannya... jangan buat kesepakatan yang aneh-aneh, karena aku tidak akan menyetujuinya!" Jaden kembali mendrible bola basketnya, lalu melemparnya kebelakang, bola itu berhasil masuk ke dalam keranjang. Ia benar-benar pemain yang handal. Aku cukup terkesan. Tapi, tidak, jangan Sidney... kau harus fokus pada apa yang telah kau rencanakan.

"Aku ingat, kau pernah bilang tidak akan tertarik padaku yang kecil dan pendek ini, iya kan...?"

"Ya, dan itu memang benar, kenapa harus tersinggung...?"

"Aku tidak tersinggung, Wesley! tapi aku akan membuktikannya padamu, kalau aku bisa membuat siapapun tertarik padaku!"

Jaden terkekeh "Kau ini bicara apa?" Jaden mulai membalikkan badan berjalan menjauhiku, aku harus menghentikannya.

"Aku serius, dan jika itu berhasil, kau harus menyerahkan rumah itu..."

"Tidak akan, nona! Apapun yang berkaitan dengan Pool house itu, aku tidak akan menyetujuinya...itu tindakan yang bodoh." ia menjawabku sambil terus berjalan menjauh, orang-orang di stadium mulai memperhatikan kami berdua.

"Jadi kau Takut, heh...??" Tantangku padanya, dengan nada tinggi.

Jaden berhenti seketika ia berbalik lalu melangkah mendekatiku dengan gusar, tubuhnya kini sangat dekat denganku dan tatapan matanya tajam.

"Aku tidak takut, apalagi padamu...Sidney Steele...aku tidak akan tertarik pada wanita sombong sepertimu, kau terlalu banyak drama, manja dan sok tahu...!"

"Kalau begitu, buktikan padaku!"

"Baiklah! Aku akan buktikan padamu..."

"Ba-

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Jaden langsung menutup mulutku dengan mulutnya, Oh my Godness, ia menciumku, aku terkejut setengah mati karena sikap spontannya itu, ia mencium bibirku kuat, tapi itu bukanlah ciuman, itu penghinaan. Sialan kau Jadenn...!

Ia kemudian melepas ciumannya.

"Aku sudah membuktikannya, aku tidak merasakan apa-apa bahkan ketika aku menciummu..." ucapnya sombong.

Aku mulai terbakar, sumpah, orang ini benar-benar membuat kepalaku mau pecah. Tidak, Sidney, kau tidak pernah diperlakukan seperti ini, seperti wanita rendah, kau adalah Sidney Steele...Damn!

"Itu bukan ciuman, Wesley, itu hanya menempelkan kedua bibir...kau bodoh atau apa?" Sanggahku cepat. Kami berdua berdiri sangat dekat, masih saling menatap dan tiba-tiba seperti ada yang mendorongku, aku mendekatkan wajahku padanya.

"Ayolah, jagoan, mari kita sama-sama buktikan..." lanjutku dengan suara menggoda. Jaden hanya terdiam, tidak menolak, juga tidak begitu antusias. Aku sendiri kaget dengan kata-kataku barusan, Ya tuhan, apa yang sudah ia lakukan padaku?

Aku menciumnya, bibirku dan bibirnya bertemu, tidak seperti ciuman yang tadi, ciuman kali ini benar-benar sungguhan, aku mencoba menelusuri garis bibirnya, merasakan, mencicipi bibir yang menggodaku sejak tadi.

Sialan, kenapa jantungku tiba-tiba berdebar, kenapa tubuhku merespon saat aku menciumnya. Tangan kiriku bergerak mengelus leher sampingnya, lalu naik dan menyusupkan jariku meremas rambutnya, sial, sial, aku menyukai ini...

Aku terus menggodanya, dan akhirnya, Jaden membuka mulutnya memberiku akses untuk masuk. Kami bergerak seirama, lidahnya menari-nari dengan lembut namun kuat didalam mulutku. Dia melumat bibirku dengan penuh antisipasi, namun aku yakin dia juga menyukainya.

Tangannya menyentuh tengkuk ku, dan mengelusnya lembut. Sebuah erangan lolos dari mulutku, Oh, ini tidak mungkin! tubuh kami memanas, dan bergairah, ini sungguh ide yang buruk, Sidney! sampai kapan kau akan menciumnya? kau seperti seorang penggoda sejati. Hentikan! Itu tindakan yang bodoh!

Akhirnya ciuman itu terlepas, namun kami tidak berkomentar, tidak berdebat, tidak mengucapkan satu-kata-pun. Yang kami lakukan hanya saling menatap. Dan setelah itu, aku pergi meninggalkannya...

***untuk cerita selengkapnya silahkan ke acc distyLuv untuk membacanya, Happy reading!***


Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang