II

58 5 0
                                    

Setelah keakuran mereka, mereka kembali memutuskan untuk hidup satu atap lagi, bagaimana dengan Clara? Yoo ndak tau kok tanya saya :v tanya lah sama Naya.

Naya sudah tinggal bersama Jimin 2 Minggu ini, walaupun begitu, ia tetap masih sering keluar dan main bareng dengan Clara.

"Sepi ya rumah kalau ga ada anak kecil yakann"

Naya yang tadinya bermain handphone langsung menoleh ke arah Jimin saat mendengar ucapan Jimin.

"Huftt tapi yaa, walaupun anak nya ada kalo cuma satu tetap sepi, minimal sepuluh deh"

Naya melirik ke arah Jimin, ia merasa aneh dengan ucapan Jimin tadi.

"Jangan berandai-andai, memang nya eomma seulgi mau buat anak sama lo?"

"Aku tidak berharap banyak dari seulgi, lagipula aku juga tidak ingin anak darinya"

"Lalu? Mengapa kau membahas anak hm?"

"Ihs dasar yaa ga peka peka kamu tu"

"Oppa sayang, ini udah 2023, ga jaman nya lagi kode kode'an, mending langsung to the point'aja"

Ucap Naya memegang rahang bawah Jimin dengan kedua tangan nya.

"Memang nya jika aku jujur kau yakin ingin memberikan nya?"

"Huh dasar!, Dulu aja aku yang ngebet pengen nikah, sekarang kamu yang pengen anak, yakali anak punya anak"

"Bukan nya dirimu yang bilang kalau aku bukan appa mu? Berarti tidak ada salah nya bukan, jika aku memiliki hubungan dengan mu"

"Salah!"

Jawab nya sembari lari dari tempat duduk nya dan meninggalkan Jimin.

"Yakk nayaaa!! Kembaliii dasar kau!!"

Naya pergi ke kamar nya dan Jimin tidak tinggal diam, ia juga ikut ke kamar, sampai di sana Jimin masuk dan langsung mengunci pintu kamar itu.

"Yaa! Kenapa di kunci, panas loh kamarnyaa, tu AC juga belum di benerin kan?"

"Belum, belum sempat appa memanggil tukang, lagian nanti tidur di kamar appa aja, di sini biar kosong kan dulu"

"Ihh ngk! Gamau!"

"Eughh, punya anak satu keras kepala banget"

"Kalo ga keras, bukan kepala namanya"

"Jawab aja terus"

"Selagi punya mulut kenapa ga di jawab eheheh"

Jimin naik ke kasur dan tidur di sebelah Naya, tangan nya tidak Tinggi diam, mulai memeluk pinggang Naya dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Sayang, kau mau aku mati? Udah panas begini peluk peluk lagi"

"Eumm gamau, mau peluk"

Naya menghela nafas beratnya, bukan sedikit lagi tapi kali ini ia benar benar frustasi di buat Jimin.

Setelah Naya membiarkan Jimin memeluknya, Jimin sudah tertidur pulas, kesempatan besar untuk Naya keluar kamar.

"Huftt sesak sekali, dia mau membunuh ku apa gimana? Huh dasar untuk saja aku tidak mati"

"Nayaaaa!!!"

"Arghh jinjja shiball kau Park Jimin!!!!"

"APPA KU TERNYATA SUAMI KU?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang