Naya baru saja pulang belanja bulanan, ia harus belanja sendiri karna Jimin pergi ke kantor siang itu.
"Arghh panas sekalii, sangat melelahkan ternyata menjadi ibu rumah tangga, untung saja aku belum di nikahi oleh nya huh"
Naya menata barang barang nya di kulkas untuk simpanan nya, saat sedang sibuk dengan kegiatannya, ia mendengar seperti orang tertawa di kamar atas.
"Mwo? Suara apa itu? Perasaan di rumah tidak ada siapa siapa, Jimin juga belum pulang, yakali ada setan siang bolong begini ada ada saja"
Naya naik ke kamar atas untuk melihat dan memastikan bahwa tidak ada siapa siapa di sana.
Sesampainya ia di kamar atas, Naya melihat kamar tamu yang pintunya terbuka, Naya bingung siapa yang membuka pintu kamar itu.
"Siapa di dalam? Aneh sekali"
Naya mendekati kamar tersebut dan ketika hendak membuka lebih lebar pintu itu....
"Nay? Naya? K-kau sudah pulang?"
Jimin gelagapan saat melihat Naya berada di depan pintu.
"Huh? Kenapa kau bertanya seperti itu? Seharusnya aku yang bertanya, sejak kapan kau pulang? Lalu siapa di dalam?"
Tanya Naya menatap manik Jimin.
"Em bukan siapa siapa, kajja turun aku lapar"
"Jawab dulu pertanyaan ku, sejak kapan kau pulang? Lagi pula ini belum jam makan siang"
"Hadeuhh berisik banget sih lo wanita caper, mau pulang jam berapa pun terserah Jimin dong"
Ucap Seulgi yang tiba tiba saja keluar dari kamar itu.
"K-kau?"
"Nee ini aku, Kang Seulgi, why? Kenapa wajah mu terlihat terkejut begitu? Hm?"
"Jim, apa maksud dari semua ini, kau?"
"Naya, aku minta maaf, sebenarnya waktu ku untuk mu kemaren hanya sebuah omong kosong, aku hanya ingin terlihat baik baik saja dengan mu di mata keluarga ku"
Naya menatap tidak percaya dengan perkataan Jimin, ini yang kedua kali nya Jimin membuat ia merasa kecewa.
"Sudahlah lagi pula kau sudah tau kan? Jadi kita tidak perlu diam diam lagi dan menutupi nya dari mu, kajja sayang kita jalan"
Ucap Seulgi menggandeng tangan Jimin dan membawanya keluar rumah.
Tubuh Naya melemas, kaki nya tidak tahan untuk menopang tubuh nya, ia terduduk lemas di depan pintu kamar itu, matanya mulai berkaca-kaca masih tidak percaya apa yang barusan ia ketahui.
"Lagi? Hiks lagi Park Jimin!? Arghhh hiks apa salah kuu!! Kenapa kau sangat jahat pada ku hiks, aku membenci mu Park Jimin!!"
Keesokan harinya Naya sudah bangun dan memasak untuk sarapan pagi ini.
"Wahh bagus banget, gitu dong pembantu memang harus bangun cepat dan masak untuk majikan"
Naya menatap mata Seulgi, rasanya ingin sekali ia melemparkan piring ke hadapan Seulgi.
"Aduh Naya Naya, kan udah gue bilang, gue itu ga mungkin kalah, dulu aja lo ngeremehin gue, sekarang? Ahaha makan tu nasip!"
"Ada apa sih pagi pagi udah ribut"
Tanya Jimin baru saja selesai mandi dan turun dari tangga.
"Ini nih sayang, masa dia kan masak tapi asin bgtt, kan bisa bahaya buat kulit akuu"
"Ya ampun, Naya kalau masak yang bener yaa, ga baik jika kebanyakan garam"
"Jika ingin makan, makan lah aku bukan pembantu kalian, dan untuk mu Park Jimin, kau itu laki laki yang paling brengsek yang pernah aku kenal"
Ucap Naya meninggalkan Jimin dan seulgi di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"APPA KU TERNYATA SUAMI KU?"
General Fictioncinta itu buta, sama halnya seperti kisah dari seorang gadis tengil satu ini yg jatuh cinta kepada appa angkatnya sendiri, konyol bahkan sumber dari segala emosi, tpi siapa sangka jika appa nya juga menyukainya? Cerita berdasarkan imajinasi author s...