Titipan II

52 6 3
                                    

"Naya, sudah kah kau berusaha untuk mencari orang tua dari Cantika?"

Tanya Jimin tiba tiba pada Naya.

"Aku sudah mencari tau di seluruh sosial media tapi--"

"Tapi apa? Kau hanya mencari nya sekali bukan? Kau harus berpikir aku bekerja untuk menghidupi kalian berdua, itu pun akan lebih jika aku mempunyai anak dari Seulgi, lihat Cantika, siapa dia? Dia bukan anak ku dan bukan darah daging ku, mengapa kau membawanya ke sini, kau ingin menambah beban ku!?"

"Jim, tapi ini hanya sementara ku mohon beri aku waktu untuk mencari lebih lagi tentang orang tua dari Cantika"

"Aaahh sayangg kepala aku pusing banget aww"

Tiba tiba seulgi merasakan pusing dan ingin pingsan.

"Sayang, kau kenapa? Astaga kajja ke kamar, Naya, ambil kan air hangat"

Skip kamar.

"Eomma eomma!! Lihat lah kucing ini sangat lucu bukan?"

Seulgi melotot ketiak melihat kucing yang ada di tangan Cantika, dia sangat phobia dengan kucing.

"Aaaaaaahh....!!! Hushh syuhh syuhh, buang Cantika!! Dasar anak nakal! Naya keluar kan Cantika dari sini huss pergiii!!"

Setelah itu, sore harinya Seulgi mengalami alergi karena bulu kucing yang kena dengan kulitnya.

"Naya! Aku sudah memperingatkan diri mu untuk menjaga anak kesayangan mu ini! Kesabaran ku sudah habis pergilah, jangan pernah kembali aku muak dengan tingkah mu salam ini!"

"Jim, sadarlah apa yang membuat mu begini, Jim lihat aku, aku Naya!"

Plakk.!!!!

Naya memegang pipi nya yang baru saja di tampar oleh Jimin.

"Eomma hiks hiks"

Cantika memeluk Naya karena ia sangat takut jika melihat orang dewasa bertengkar.

"Ga papa sayang, ada eomma di sini kita pergi sekarang yaa"

Naya menatap sejenak mata Jimin, lalu ia kembali berjalan keluar rumah.

Ia pergi membawa Cantika keluar lagi rumah itu, ia benar benar tidak habis pikir dengan tindakan Jimin, selama ini ia selalu menganggap ini wajar, namun lama kelamaan kenapa jadi seperti tidak wajar.

Naya mencari rumah kecil di daerah dekat kota, karna biar mudah baginya mencari kebutuhan hidup.

"Ma, kita tinggal di sini euh?"

Tanya Cantika menatap mata Naya.

"Nee, untuk sementara kita tinggal di rumah kecil ini dulu ya sayang, nnti kalau eomma udh punya uang lebih kita bisa cari rumah yang lebih bagus oke?"

"Oke maa, asalkan tinggal bareng eomma aku sudah sangat bahagia walaupun tinggal di sini"

Naya tersenyum mendengar jawaban dari gadis kecil itu, masih kecil saja ia sudah mengerti untuk membiasakan hidup dengan bersyukur.

Skip malam harinya.

"Eomma..."

"Nee sayang, kenapa? Kamu mau makan hm?"

"Anniya, aku kangen dengan appa dan eomma, kapan aku bertemu dengan mereka? Hiks"

"Jangan menangis sayang, eomma yakin, Cantika akan segera bertemu dengan eomma dan appa Cantika, untuk sekarang Cantika sama eomma Naya dulu ya"

"Nee eomma"

Cantika memeluk tubuh Naya, Naya juga tidak bisa menahan ini semua, ia harus melakukan sesuatu agar Cantika kembali dengan orang tua nya.

Keesokan harinya Naya pergi ke luar, ia ingin mencari tau lebih lanjut siapa orang tua Cantika, maka dari itu ia harus membeli poster tentang anak yang ia temukan agar lebih membantu jika ada orang yang melihat poster tersebut.

"Bersabar yah sayang, eomma akan melakukan yang terbaik untuk mu, semoga ada orang yang mengenali mu"

Naya kembali berjalan untuk memberikan dan menempel kan poster di tempat yang cukup ramai.

"APPA KU TERNYATA SUAMI KU?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang