New day II

56 6 1
                                    

Karna belum punya dana lebih untuk hidup, Naya lebih memilih hidup seperti orang lain di sini, kehidupan di sini sangat damai, bahkan lebih damai dari yang Naya kira.

Pagi hari ini Naya setelah beres-beres rumah ia keluar untuk membeli sayuran di depan, biasanya jam segitu ada tukang sayur keliling yang lewat daerah situ.

Setelah beberapa saat Naya menunggu, akhirnya tukang sayur itu datang, ia berbelanja bersama ibu ibu lain nya, mereka sangat baik dan ramah pada Naya.

"Ehh non Naya belanja juga?"

"Iya ajhuma, kebetulan stok nya juga sudah menipis hehe"

"Non Naya ini manis sekali ya, andai saja anak saya belum nikah, pasti saya jadikan non Naya jadi mantu hehe"

Ucap salah satu ibu ibu itu membuat Naya tersenyum.

"Bisa saja Bu, oh ya non, anak saya belum nikah, non pasti mau lah lumayan kok non hihi"

"Terima kasih atas kepercayaan nya ajhuma, tapi Naya belum kepikiran untuk menikah, kemungkinan jika Naya sudah siap Naya akan mencari jodoh sendiri"

"Wah udah cantik, manis, baik banget hati nya, semoga cepet dapet jodoh ya baik ya non"

"Nee gomawo ajhuma"

Setelah selesai berbelanja Naya masuk ke dalam rumah, ia kembali mulai masak.

"Eomma wajah nya seperti apa ya, pasti sangat cantik, Naya tidak tau eomma dimana sekarang, apakah eomma masih ingat Naya?"

Naya menghentikan aktivitas nya, ia mengambil nafas secara dalam, entah apa yang membuat nya ingat dengan eomma kandung nya.

"Terlalu banyak drama ma, Naya tidak tau harus mengadu ke siapa, Naya tidak punya rumah yang nyaman untuk mengadu, eomma dimana"

"Mengapa kau menjadi seperti Cantika? Kau sudah dewasa Naya"

Naya membalikan badannya dan melihat orang yang memeluknya dari belakang.

"Mau apa kau kesini lagi? Jangan ganggu aku lagi, sudah cukup aku lelah dengan kehidupan ini"

"Maafkan aku nee? Aku tidak bermaksud waktu itu, setelah aku berfikir lebih matang, aku salah telah memutuskan kau yang pergi"

"Lalu?"

"Ikut pulang dengan ku lagi nee?"

"Maaf aku tidak bisa, aku sudah punya kehidupan sendiri"

"Naya"

Jimin mengambil tangan Naya dan meletakkan nya ke dada bidang nya.

"J-jim kau?"

"Ayolah, aku tidak ingin berpisah dengan mu lagi"

"Stop, jangan memaksa ku"

Jimin bingung harus melakukan apa lagi biar Naya mau ikut dengan nya.

"Hiks huwaaaa....!!"

Naya bingung saat mendengar Jimin menangis seperti anak kecil.

"Yaa, kenapa kau menangis huh? Berhenti menangis"

"Hiks hiks pulang dengan ku"

Jimin memeluk pinggang Naya sambil menangis dengan kuat.

"Jimin-ah berhenti astaga Jim"

Jimin semakin menguatkan suara nya bahkan terlihat wajah Naya yang sangat kesal karna nya.

"Nee nee aku akan pulang ke sana, jadi berhenti menangis bangun"

"Hiks tidak mau, kau bohong hiks hiks"

"*Astaga dasar bantet sialan* nee aku akan ke sana, aku tidak bohong jadi berhenti menangis nee"

Jimin mengumpat kan wajah nya di perut Naya sambil masih sedikit terisak.

"Sudah ayo bangun, jangan nangis di situ kajja"

Jimin bangun dan tetap masih memeluk Naya.

"Sudah dong, kau berat aku susah gerak kalau kau begini"

"Aku laper"

Ucap Jimin memanyunkan bibirnya ke depan hampir sama seperti anak itik.

"Tunggu lah di situ, aku akan memasak makanan dulu ini tidak akan lam"

"Eum iyahh"

"APPA KU TERNYATA SUAMI KU?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang