Yoon masih saja terlihat diam dan tidak mah berbicara sepatah kata pun dengan eomma nya atau pun appa nya, dirinya benar benar kesal ketika appa nya memisahkan Yoon dengan Yeji.
"Pergi makan siang, nanti sore kita akan belanja ke mall, Yoon ikut kan?"
Tanya Jimin, anak laki-laki itu langsung membuang wajah nya dari hadapan Jimin.
"Yoon, sudahlah kenapa kau jadi diam diam saja hm, appa tidak mau ya kau jadi anak nakal, harus nurut sama eomma dan appa"
"Kau tidak malu dengan adek mu Yoon? Kau sudah hampir 5 tahun knpa malas bicara? Lihat adek mu yang masih sekecil ini sudah pandai mengoceh"
"Yoon laki-laki, sedangkan anak eomma itu perempuan jadi tidak perlu eomma mengatakan perbedaan ku dengan nya, itu sangat tidak masuk akal"
"Apa begitu bicara pada orang tua! Siapa yang mengajari mu seperti itu!?"
Nada bicara Jimin mulai meninggi menyikapi anak nya yang sudah kelewatan batas baginya.
Ji-Yoon hanya diam dan langsung pergi ke kamar nya meninggalkan appa, eomma dan adek perempuan itu.
Skip malam harinya.
"Sayang, Yoon belum juga keluar aku khawatir dia pasti ngambek karena kejadian tadi siang"
"Biarkan saja, dia sudah cukup umur untuk mengetahui nya, jika aku tidak memberitahu sekarang, susah nanti ketika dia sudah dewasa"
"Tapi dia dari tdi siang belum makan, aku gamau dia sakit"
"Ya sudah, biar aku yang melihatnya"
Jimin naik ke kamar atas untuk melihat putra nya itu.
"Yoon, kajja makan dulu sudah waktunya makan malam, kau belum makan bukan kajja"
"Yoon tidak lapar, appa makan saja dengan eomma"
"Maafkan appa soal tadi nee, appa kebawa emosi karna appa gamau Yoon itu nanti salah dalam menanggapi yang lebih tua"
Tidak ada jawaban dari putra nya itu, Jimin hanya bisa menghela nafas lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh putra nya.
"Baiklah, maafkan appa nee, besok kita jalan biar Yoon happy, night jagoan appa"
Keesokan harinya Naya sedang memasak sedangkan Jimin hari ini libur dan sedang main bersama anak perempuan nya di depan tv.
"Appa mau cemilan ga?"
"Boleh sayang, kebetulan dari tadi juga pengen nyemil tapi gatau nyemil apa"
"Aku buatin cireng mau?"
"Tentu mau, masakan istri ku apa sih yang tidak ku suka"
Naya tersenyum ia kembali melanjutkan aktivitas nya di dapur, kemudian ada seorang anak laki-laki yang baru saja turun dari tangga, Naya yang melihat itu pun sedikit tersenyum.
"Sudah bangun? Kajja mandi dulu eomma mau masak jadi kita mandi lebih cepat nee"
"Yoon sudah mandi"
"Anak eomma mandi sendiri? Sayang eomma belum pernah mengajarkan Yoon mandi sendiri, lain kali tidak boleh yaa"
Yoon hanya diam, ia beralih pada kulkas yaps benar saja dia memang hobi sekali pagi pagi makan es krim, tidak heran karena Naya waktu hamil nya juga seperti itu.
Setelah mengambil es krim, Yoon duduk di ruang tamu sembari menatap samping jendela nya, melihat sekeliling orang yang sedang beraktivitas.
"Yoon sudah sarapan? Kenapa sudah di kasih es krim sayang?"
"Aku tidak bisa melarang nya oppa, selama aku hamil Jira aku sudah melarang nya ini itu dan mengabaikan semua permintaan nya"
"Ya sudah, aku mau menemani nya dulu, oh ya jira ketiduran itu, nanti tolong di bawa ke kamar nee"
Jimin menghampiri putra nya lalu duduk di sebelah nya.
"Apakah enak pagi pagi makan es krim?"
"Tentu"
Jawab nya singkat membuat Jimin gemas dan mencium pipi putra nya.
Yoon bergegas mengelap bekas ciuman appa nya, karna memang dia sejak dulu tidak suka di cium.
"Yoon lagi pengen apa hari ini?"
"Tidur"
"Yaa, appa sudah beberapa tahun hidup dengan paman mu Min Yoongi, yang kerja nya tidur terus, sekarang appa menikah punya anak dan malah kek paman Yoongi juga? Aihs Yoon"
Ji-Yoon hanya diam tidak mengubrusi appa nya yang bercerita panjang lebar dalam hal yang tidak penting.
"Ambil ini"
Ucap Jimin meletakkan sebuah kotak di hadapan Yoon.
"Untuk ku?
"Nee itu untuk mu, kau suka?"
"Appa ini serius untuk ku kan? Gomawo appa!!"
Jimin baru saja membelikan PS baru yang di inginkan Yoon sejak dulu, dengan itu Yoon senyum gembira sampai sampai es krim tdi sudah tidak ada gunanya di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
"APPA KU TERNYATA SUAMI KU?"
Narrativa generalecinta itu buta, sama halnya seperti kisah dari seorang gadis tengil satu ini yg jatuh cinta kepada appa angkatnya sendiri, konyol bahkan sumber dari segala emosi, tpi siapa sangka jika appa nya juga menyukainya? Cerita berdasarkan imajinasi author s...