Titipan.

53 6 1
                                    

Rumah bukan lagi tempat ternyaman bagi Naya, dia lebih suka menghabiskan waktu di luar, walaupun tidak mempunyai teman, Clara sekarang ada di Jepang, ia tinggal bersama Nenek nya di sana.

"Ohh ya tuhan, kenapa harus terjadi pada ku?, Aku sangat lelah dengan ini semua, bisakah kau memberikan cobaan ini pada org lain saja huftt"

Keluh Naya menatap bunga bunga yang berguguran di dekat jalan.

Dan ketika sedang menatap tak jelas, ia beralih pada seorang anak kecil yang sedang menangis di bawah pohon.

"Loh, itu anak siapa, kok nangis begitu, memang orang tua jaman sekarang suka sekali membuang buang titipin aneh!"

Naya bangkit dari duduknya dan menghampiri putri kecil yang sedang menangis itu.

"Heii, kamu kenapa sayang? Kok nangis, dimana eomma dan appa mu, kok kamu sendirian?"

"Hiks eonie aku tidak tau di mana eomma, tadi aku sedang main dan ketika ingin kembali ke eomma, eomma sudah tidak ada di sini hiks hiks"

"Ya ampun, sudah nee jangan menangis, ada eonie di sini, cup cup, nnti kita cari eomma nee, kajja ikut eonie, rumah eonie tidak jauh dari sini"

Anak kecil itu hanya mengangguk dan berjalan sambil mempererat gandengan tangan Naya.

Sampai nya di rumah, Naya membiarkan anak kecil itu duduk di depan telivisi, dan ia pergi membuatkan susu hangat untuk nya.

"Taraa...!! Eonie buatin kamu susu, minum dulu yaa"

"Wahh makasih eonie"

"Sama sama sayang"

Jawab Naya sambil tersenyum melihat wajah anggun dari anak itu, wajah nya sangat manis sekali.

Tak sadar ternyata ada Jimin dan Seulgi yang baru saja turun dari kamar nya.

"Ehh ehh apa apaan ini, lo bawa gembel ke rumah!? Iyuhhh, sayangg gimana jika anak itu bawa penyakit? Pasti dia anak kotor kan?"

"Naya! Kamu bawa anak siapa, jangan asal sembarangan membawa seseorang ke rumah, ini rumah ku!"

"Aku hanya membawa anak kecil, apa salah nya? Apakah dia seorang malaikat pencabut nyawa? Tidak kan?"

"Sayang, pokoknya aku tetap tidak setuju kalau ada anak itu di rumah"

Ucap Seulgi menatap sinis wajah Naya dan wajah anak kecil itu.

"Tunggu sampai aku menemukan orang tua nya, tidak akan lama, kumohon mengerti lah"

"Jika sampai itu melebihi dari ucapan mu, kau juga harus pergi dari sini, iyakan sayang?"

Jimin hanya diam dan menatap mata Naya, pikiran nya sangat kacau, ia bingung harus mendengarkan siapa.

"Aku terima perjanjian itu, kajja sayang kita istirahat di kamar eonie"

"Ihh ihh Naya! Anak itu kotor! Naya!!"

Naya naik ke kamar dengan putri kecil nya itu, ia membawanya istirahat dan menyiapkan baju untuk nya.

Cantika, setelah beberapa waktu Naya hidup dengan anak kecil itu, Naya baru tau jika nama anak kecil itu ialah Cantika.

Naya sengaja bangun lebih awal karna ingin memasakkan makanan kesukaan Cantika.

"Cantika!! Kajja turun! Sarapan sudah selesai sayang"

"Nee eonie ini Cantika turun"

Jimin melihat drama pagi hari itu, ia yang sedang asik main PS kini tatapannya di rebut oleh kedua orang yang ada di dapur itu, tak sadar senyum mengambang di bibir Jimin ketiak melihat pemandangan seperti itu.

"Tadi udah gosok gigi belum?"

"Udah kok, Cantika kan rajin gosok Gigi eonie"

"Hehe pinter nyaa, ya sudah kajja makan, lihat eonie masak apa?"

"Wahh ini kesukaan ku!!"

"Nee habiskan ya"

Cantika mengangguk, ia memakan masakan Naya dengan lahap.

"Eonie, Cantika boleh minta sesuatu ga?"

Naya menghentikan makan nya saat mendengar ucapan Cantika.

"Minta apa sayang?"

"Boleh ga kalo Cantika panggil eonie itu eomma, Cantika kangen sama eomma, masakan eonie juga sama persis seperti masakan eomma"

Naya menatap sendu mata Cantika, baru kali ini ia merasakan keluh kesah dari diri seorang anak kecil.

"Boleh sayang, kamu boleh panggil eonie dengan sebutan eomma"

"Beneran!?"

Naya mengangguk dan tersenyum mantap Cantika.

"Yeay makasih eomma"

Cantika langsung memeluk erat tubuh Naya bahkan pelukan nya seperti memang sudah sangat merindukan sosok ibu.

"APPA KU TERNYATA SUAMI KU?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang