prólogos

1.4K 87 9
                                    

The Falling Ares

***

"Aku menerima engkau Haruno Sasori sebagai suami, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang. Pada waktu sehat maupun sakit. Untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita...."

Sasuke merasakan emosi memuncak di dalam dirinya tatkala mendengar Karin-kekasihnya mengucap janji pernikahan yang sialnya bukan ditujukan untuknya. Napasnya memburu. Kepalanya terasa pening karena berusaha meredam amarah. Kedua tangannya mengepal seolah ingin meninju siapapun yang ia temui.

Oh ayolah. Siapa yang tidak marah ketika melihat orang yang kau cintai menikah dengan orang lain!

Sungguh tidak adil bagi Sasuke yang sudah lama membayangkan bahwa dirinya dan Karin akan berakhir di altar untuk mengucap janji pernikahan. Menciumi bibir manis wanita itu di hadapan semua orang dan mengatakan dengan lantang bahwa dia hanya miliknya seorang.

Tetapi semua itu hancur karena kehadiran lelaki bernama Sasori. Semua impiannya bersama Karin sirna karena pernikahan sialan itu. Sasuke terus menatap tajam ke arah wanitanya yang tengah berdiri di depan altar. Ya, Sasuke tidak peduli jika Karin sudah menjadi istri orang lain. Dia akan terus mengaggap Karin sebagai miliknya.

Hati Sasuke memanas ketika melihat wanitanya berciuman dengan lelaki bajingan yang telah berstatus sebagai suaminya. Sasuke bahkan tau jika senyum yang Karin perlihatkan di depan sana adalah palsu. Karin hanya mencintainya. Dia tau itu.

Karin. Aku akan merebutmu kembali apapun caranya.

---

Acara pemberkatan sudah dilakukan beberapa jam yang lalu dan kini Karin harus mempersiapkan diri untuk melakukan resepsi. Pernikahan ini sungguh melelahkan baginya karena dia harus memasang begitu banyak topeng untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya.

Karin menatap sendu cincin yang tersemat di jari manisnya. Karin tersenyum getir mengingat dia begitu menginginkan Sasuke yang menyematkan cincin itu suatu hari nanti. Tak terasa air matanya mengalir. Berada di ruangan rias ini sendirian membuat wanita itu mudah mengingat Sasuke dan merasa lebih emosional. Karin menghapus air matanya dengan cepat. Dia tidak mau para perias dan orang lain tau jika ada yang salah. Karin harus terlihat bahagia.


Ditengah pergolakan perasaannya, Karin mendengar seseorang menutup pintu dan berjalan mendekat. Dia terlonjak saat mengetahui ternyata Sasuke lah yang memasuki ruangan ini. Keduanya sempat mematung beberapa detik sebelum akhirnya sasuke mendekap tubuh wanita itu dengan sangat erat. Karin yang begitu terkejut berusaha melepaskan pelukan Sasuke. Namun bukannya terlepas, Sasuke justru mencium dan melumat bibirnya dengan rakus. Seperti orang yang sedang kelaparan.

Karin memukul-mukul punggung Sasuke dan dengan sekuat tenaga dia akhirnya berhasil mendorong lelaki itu. Dengan napas memburu, dia mengunci pintu dengan tergesa-gesa.

"Sasuke apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan disini? Bagaimana jika seseorang melih-"

"Karin ayo kita melarikan diri."

Karin tertegun mendengar penuturan lelaki yang pernah menjadi kekasihnya itu -atau mungkin masih. Dia membuang napas tidak percaya. Apakah laki-laki ini pikir akan semudah yang dia bilang?

"Sasuke, apakah kau benar-benar waras?"

"Tidak, Karin. Aku sedang menggila hingga otakku mendidih," celetuk Sasuke.

"Cepat keluar dari sini, aku tidak ingin orang lain melihat kau ada disini." Karin berusaha menarik lelaki itu untuk keluar tetapi hal itu sia-sia karena lelaki itu sama sekali tidak bergeming. Sasuke mencengkeram lengan wanita itu dan menatapnya marah.

"Kau bahkan tidak mencintai lelaki berengsek itu jadi untuk apa kau melakukan semua ini seperti jalang penurut hah?," desis Sasuke.

Karin menarik lengannya kasar dan menampar pipi Sasuke. Apa dia mengatainya jalang sekarang? Sasuke memang orang yang sentimental, tapi menyebutnya dengan sebutan tak pantas benar-benar menggores hatinya. Air mata Karin sudah tidak dapat terbendung. Dia tau Sasuke sedang kalut, dia juga merasakan hal yang sama. Bahkan semesta tau bagaimana Sasuke dan Karin sangat mencintai satu sama lain. Tapi tidak banyak yang bisa Karin lakukan, dia tidak punya pilihan.

"Kau tau apa Sasuke? Aku tidak punya pilihan selain melakukan ini semua. Aku tidak bisa mempertahankan semuanya. Tidak ada pilihan lain yang bisa aku pilih," suara Karin bergetar bahkan nyaris menghilang. Dia menarik nafas pelan berusaha menguatkan dirinya.

"-Ayahku pergi ke neraka dengan meninggalkan hutang yang bahkan tidak cukup jika aku membayarnya dengan nyawaku. Aku selalu ketakutan ketika para lintah darat itu datang. Aku sangat mencintaimu Sasuke, tapi aku juga perlu mencari cara agar aku bisa hidup dengan layak"

Sasuke tertegun mendengar perkataan Karin. Dia tidak bisa berpikir apapun. Karin benar, Sasuke tidak bisa menyelesaikan semua masalah yang wanita itu miliki. Bahkan hidup Sasuke sendiri juga penuh kesulitan. Sasuke mengusap wajahnya gusar. Matanya memanas dan rahangnya mengeras.

"Lalu menikah dengan anak yang terlahir dengan sendok perak di mulutnya adalah sebuah solusi?," tanya Sasuke dengan suara memelan.

Hatinya terasa teriris saat melihat Karin mengangguk. Sasuke bisa melihat bibir dan tangan wanita itu gemetar. Rasa bersalah menggelenyar dihatinya. Sasuke juga melihat penderitaan yang ia rasakan pada Karin. Oh, dia tidak bisa melihat wanitanya terluka. Dengan lembut Sasuke menarik pinggang wanita itu agar lebih dekat dengannya. Tangannya bergerak mengusap air mata yang membasahi pipi Karin. Perlahan Sasuke membawa Karin ke pelukannya. Sasuke merasakan punggung wanita itu bergetar dan air mata yang mengalir membasahi dadanya. Sasuke memejamkan mata, mencoba untuk menenangkan diri. Hingga satu pemikiran melintas di otak lelaki itu. Sasuke membuka mata pelan dan sedikit mendorong pundak Karin. Dia menatap wanitanya dengan penuh tekad.

"Karin, kau salah jika kau berpikir kita tidak bisa bersama lagi. Aku akan tetap bersamamu, bahkan jika itu harus di balik kegelapan." Sasuke mendekatkan wajahnya dan menempelkan dahi keduanya. Dia merasakan bagaimana deru nafas wanita itu menerpa wajahnya.

"Sasuke..."

"Aku berjanji, Karin. Apa kau percaya itu?," tanya Sasuke berusaha meyakinkan Karin. Senyum kecil terukir di wajah wanita itu dan Sasuke merasakan harapan itu kembali ketika melihat Karin menganggukkan kepalanya.

Dengan penuh perasaan bahagia Sasuke melumat bibir ranum wanita itu. Karin membalas ciuman itu dan melingkarkan kedua lengannya di leher Sasuke.

Uzumaki Karin, tidak peduli apa yang terjadi, dia akan selalu menjadi kekasihnya.

tbc.

The Falling AresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang