Di lautan cinta yang gelap dan dalam,
Dalam keangkuhan dan daya pikat yang mempesona,
Terjebak dalam kebingungan yang tak berkata.Dia memandang ke cermin kehidupan,
Melihat refleksi dirinya yang berkabut.
Apakah cinta membawa kebahagiaan,
Ataukah hanya kehancuran?Dia menelusuri aliran sungai hati yang tak terduga,
Mengikuti jejak-jejak cinta yang berkelok-kelok.
Dalam keindahan, terselip pertanyaan,
Apakah cinta membawa kedamaian?— Asmara yang Terhampar, Aphrodite.
---
Karin terus menatap keluar jendela mobil dengan pandangan yang kosong, sambil menggigit jarinya dengan cemas. Wajahnya mencerminkan kekacauan yang melandanya. Sejak pertemuannya dengan Sakura tiga hari yang lalu, Karin bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Lingkaran hitam yang terbentuk di bawah kelopak matanya menjadi bukti nyata akan tingkat stres yang ia alami. Bahkan rambutnya pun mulai rontok dengan parah.
Permintaan Sakura untuk melepaskan segala pemberian yang diberikan oleh Sasori mengguncang Karin secara emosional. Itu berarti Karin harus meninggalkan dunianya yang sekarang, dengan segala keistimewaannya. Dia harus melepaskan posisinya sebagai direktur yang dihormati di Haruno Group. Selain itu, Karin harus meninggalkan peran pentingnya dalam lingkaran kekuasaan dan pengaruh yang telah ia bangun.
Karin memijat pelipisnya dengan keras, mencoba meredakan kebingungan yang melanda pikirannya. Pikirannya dipenuhi dengan keraguan dan konflik internal yang memusingkannya. Sopirnya, Jugo, yang selalu setia berada di sampingnya, melirik dengan kekhawatiran yang jelas terpancar dari mata cermin di dashboard mobil.
"Apa yang terjadi, Nyonya?" tanya Jugo dengan suara penuh kekhawatiran, mencoba menjalin kontak mata melalui cermin tersebut.
Karin menggelengkan kepala dan mengibaskan tangannya, memberikan isyarat kepada Jugo untuk tidak mengganggunya.
"Tidak ada masalah. Antar aku pulang ke rumah Sasuke," perintah Karin kepada sopirnya dengan tegas.
Ia menyembunyikan masalah yang ia hadapi ini dari siapapun, termasuk Jugo. Namun, Jugo memang sudah mengetahui tentang hubungan rahasia antara Karin dan Sasuke. Anehnya, Jugo tetap setia bekerja untuk Karin seperti seekor anjing, tanpa melaporkannya kepada Sasori. Sebagai seorang wanita yang sering mendapatkan pujian, Karin sadar bahwa Jugo juga memiliki perasaan khusus terhadapnya. Perasaan itu terlihat jelas dalam tindakan dan ekspresi Jugo.
Karin tidak pernah merespons dengan serius terhadap perasaan Jugo. Bagi Karin, Jugo tetaplah sebatas seorang sopir dan asisten, dan dia tidak ingin menurunkan levelnya dengan terlibat dalam hubungan lebih dalam dengan pria itu. Sasori dan Sasuke sudah lebih dari cukup.
Beberapa menit kemudian, mobil mewah yang ditumpangi Karin berhenti di depan pintu gerbang megah rumah Sasuke. Dengan sigap, Jugo membuka pintu mobil untuk tuannya. Karin melangkah keluar dengan langkah mantap, memancarkan aura kekuatan dan tekad yang tak tergoyahkan.
Karin tanpa ragu masuk ke dalam rumah Sasuke seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri. Dia mencari Sasuke dengan pandangan gelisah, berusaha menemukan kekasihnya itu. Dalam keadaan terburu-buru, Karin berjalan menuju kamar Sasuke dan membuka pintunya dengan tergesa.
"Sasuke, kita harus bica—" Sebelum Karin bisa menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya tiba-tiba ditarik dan didorong ke dinding. Sasuke menghimpit tubuh Karin dan menahan kedua tangannya di sisi kepala Karin. Sasuke menatap mata dan bibir Karin dengan pandangan yang penuh godaan.
"Aku telah menantikanmu, sayangku" bisik Sasuke dengan suara berat, mengisi ruangan dengan keintiman yang membara.
Karin terkejut dengan perilaku tiba-tiba Sasuke. Wajahnya memanas saat menyadari bahwa Sasuke berdiri di depannya dengan tubuhnya yang bertelanjang dada, rambutnya masih basah dan mengeluarkan aroma segar sabun. Karin bisa menebak bahwa Sasuke baru saja selesai mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Ares
FanfictionSasuSaku Fanfiction Sasuke merasa hidupnya telah sempurna dengan kehadiran Karin yang telah dia anggap sebagai cinta sejatinya. Semua itu sirna ketika Karin terpaksa harus menikahi orang lain, Haruno Sasori. Namun pernikahan itu tak alih membuat Sa...