Terhitung sudah sepuluh hari sejak putusan perkara pengadilan atas kasus plagiarisme yang menimpa Sakura, gadis itu kini bak tahanan. Untuk menghindari media massa sebagai alasannya, Karin tidak mengizinkan Sakura menginjakkan kaki sejengkal pun untuk keluar rumah. Bahkan menghalangi pertemuannya dengan Sasuke.
Sakura sungguh tidak mengerti. Ia merasa sangat yakin bahwa ia tidak pernah melakukan tindakan plagiarisme atau melakukan apa pun yang menjadi dasar tuduhan tersebut. Bahkan, pikiran tersebut tidak pernah terbersit sedikit pun di dalam pikiran Sakura.
Kimura Konan, salah satu perancang busana di Jepang yang popularitasnya hampir meredup. Setelah Sakura telusuri, orang itu telah bekerja di industri ini selama hampir separuh hidupnya yang kini berusia 45 tahun. Rancangannya kurang banyak diminati karena wanita itu tetap menggunakan prinsipnya tanpa memperdulikan arus perkembangan mode. Ketinggalan zaman, begitulah kata publik.
Sangat tidak masuk akal jika Sakura sudi menjiplak model-model pakaian seperti itu. Sedangkan butiknya sendiri terkenal dengan rancangan unik dan tidak pasaran.
Sakura telah mencoba membela diri dalam pengadilan. Mengatakan seluruh pikirannya secara logika.
Sungguh sial, timeline kejadian itu terjadi pada area waktu yang ikut hilang dalam ingatan Sakura, sehingga ia pun tidak bisa memberikan bukti yang konkrit untuk membela diri.
Mereka mengatakan bahwa butik Sakura berniat menjalin kerjasama dengan Konan sebagai perancang. Keduanya telah menyepakati sebuah rancangan pakaian dan siap untuk dipamerkan. Tuduhan itu berkata Sakura tiba-tiba memutus kerjasama sepihak tanpa alasan yang rasional, dan Sakura tetap memamerkan baju rancangan Konan dan mengklaim atas nama dirinya sendiri.
Pada akhirnya, ia kalah dalam pengadilan dan mengharuskan membayar denda satu juta yen kepada Konan. Haruno Group yang merupakan perusahaan induk atas butik Sakura pun turut mengalami penurunan saham secara drastis.
Wajah sembab dan bengkaknya terpampang dimana-mana. Bahkan ia kini juga mendapat julukan baru. Sakura sang peniru. Bagus.
Sakura dengan cermat memperhatikan pakaian yang diklaim sebagai milik Konan. Sedari tadi, ia sibuk membolak-balik buku desainnya sambil membandingkan dengan rancangan pakaian yang dimaksud. Ia menyadari bahwa pakaian itu memang telah dijual di butiknya sendiri dan menjadi salah satu pakaian dengan daftar tunggu terpanjang.
Mata Sakura menyipit. Entah kehilangan ingatan atau tidak, ia sangat tahu bahwa rancangan itu bukanlah milik orang lain. Setiap detailnya begitu jelas. Bagaimana pernak-pernik pakaian itu diletakkan, kain yang digunakan, potongan-potongan yang dibuat dan beberapa rancangan lainnya. Semua itu adalah ciri khas yang melekat pada karya-karya rancangannya sendiri.
Orang awam mungkin sulit untuk mengerti, tapi sebagai sesama perancang busana hal itu akan terlihat jelas. Bahkan Sakura tidak melihat sedikit pun ciri khas Konan pada rancangan itu.
Dan Sakura menyadari bahwa wanita tua itu hanya ingin memanfaatkan keadaan untuk membuat popularitasnya naik kembali. Sakura kembali merasakan emosinya memuncak, ia sungguh geram dengan keadaan ini. Bukan hanya itu, pihak perusahaan bahkan dengan mudah mengakui bahwa ini kesalahan Sakura tanpa melakukan penyelidikan lebih jauh. Mereka memilih untuk mengalah pada Konan dan membiarkan nama Sakura tercemar.
Lalu mereka ingin Sakura diam dan membiarkan harga dirinya diinjak begitu saja?
Sakura segera beranjak dan mengambil bukunya dengan gerakan sedikit kasar. Ia masih berhak untuk membela diri. Bertahun-tahun ia mewujudkan mimpi yang ia emban, membuat karya-karya sempurna tanpa celah, mengabdikan seluruh waktu dan kreatifitasnya. Dan kini orang-orang itu berusaha untuk membuatnya jatuh dengan memanfaatkan ingatannya yang terbatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Ares
Fiksi PenggemarSasuSaku Fanfiction Sasuke merasa hidupnya telah sempurna dengan kehadiran Karin yang telah dia anggap sebagai cinta sejatinya. Semua itu sirna ketika Karin terpaksa harus menikahi orang lain, Haruno Sasori. Namun pernikahan itu tak alih membuat Sa...