pénte

651 82 8
                                    

Dia, pertanda keputusan cahaya,
Menentang kegelapan, membebaskan bayangan.

Dengan sentuhan cemerlang, dia melukis langit,
Menghilangkan tabir malam, menyingkapkan terbitnya matahari.

Dia, penakluk wilayah malam,
Membangunkan dunia, menghilangkan kutukan.
Jari-jari emasnya, kuas surgawi,
Memunculkan fajar, menghancurkan kegelapan.

— Keruntuhan Fajar, Adikara Eos yang Cemerlang.

---

"Sakura..." Suara Karin bahkan hampir tidak terdengar ketika ia menyebutkan nama itu. Namun Sasuke mendengarnya. Dari cara Karin yang terkejut, Sasuke kini bisa menebak siapa yang tengah berdiri di hadapan mereka saat ini. Haruno Sakura.

Sakura menurunkan lambaian tangannya dan menatap dua orang di bawahnya dengan pandangan meremehkan.

"Kalós orísate, Áres kai Aphrodite"

Sakura menikmati momen yang sudah lama ia nantikan, melihat wajah Karin yang terlihat panik dan ketakutan. Matanya yang tajam menatap langsung ke arah Sasuke dan Karin, menyiratkan kepuasan dalam senyum licik yang terungkap di wajahnya.

Dalam keadaan seperti itu, Sakura tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Kenapa wajah kalian terkejut seperti itu?"

Tatapan tajam Sakura membuat atmosfer semakin tegang. Sasuke dan Karin saling pandang, mencoba mencari cara untuk meredakan ketegangan yang melingkupi mereka. Mereka berdua merasa terjebak dalam perangkap yang tak terduga ini, dan Sakura tampaknya menikmati setiap detiknya.

"Sakura... Ini bukan seperti yang kau pikirkan..." Karin yang masih terpana dan ketakutan, berbicara terlebih dahulu dengan suara gemetar, berusaha menjelaskan kepada Sakura

Senyum licik Sakura semakin melebar. Ia tidak bisa menahan tawanya saat mendengar Karin berusaha mengelak. Tatapan Sakura berubah menjadi tajam dan senyumnya berubah memancarkan kemarahan yang tak terbendung.

"Tidak seperti yang aku pikirkan? Lalu bagaimana caramu menjelaskan semua ini, jalang?" ucap Sakura dengan perkataan yang menusuk. Kata-katanya tidak lagi terjaga, dan ia melontarkan celaan langsung kepada Karin. Sontak, Karin merasa hatinya bak tertusuk belati mendengar cara Sakura menyebutnya. Selama enam tahun mengenal Sakura, ini adalah pertama kalinya Karin melihat sisi gelap yang begitu kuat dalam diri gadis itu.

"Sakura, aku... aku tidak bisa menjelaskan semuanya dengan cepat. Ada alasan di balik ini, tapi tolong dengarkan aku..." Karin merasa terpojok dan tidak tahu bagaimana meredakan kemarahan Sakura. Ia mencoba menjawab dengan kegugupannya.

Namun, Sakura tidak memberikan kesempatan kepada Karin untuk menjelaskan. Tatapan dinginnya masih terpaku pada Karin.

"Mendengarkanmu? Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku ingin mendengarkan penjelasanmu? Kau telah membodohi aku dan kakakku selama ini," Sakura berkata dengan suara yang penuh dengan amarah.

Karin merasa hatinya hancur. Ia tidak pernah mengira bahwa tindakannya akan membawa mereka ke titik ini. Ia merasakan penyesalan mendalam dan ingin meminta maaf kepada Sakura, tapi kata-kata itu seolah terjebak dalam tenggorokannya.

Sasuke yang sejak tadi hanya terdiam, mulai bersuara. Dalam hati lelaki itu mengakui bahwa Sakura bukanlah orang yang bisa ia remehkan. Gadis itu bagaikan bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

"Apa maumu?" tanya Sasuke dengan suara dingin kepada gadis di depannya. Sakura, yang mendengar suara Sasuke merasa tertarik dan mengalihkan perhatiannya padanya. Ia memiringkan kepalanya dan kembali tersenyum.

The Falling AresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang