"....Kau menang. Aku tidak akan menganggumu lagi. Gadis yang kumanfaatkan juga telah tiada. Jika kau ingin aku pergi, maka aku akan melakukannya. Nikmati hidupmu dan jagalah Suigetsu dengan baik."
Walaupun terdapat sedikit keraguan, Sasuke akhirnya menekan tombol berbetuk pesawat dan mengirim pesan itu kepada Karin. Sedikit emosi terdapat dalam diri Sasuke. Ia tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa ia dan Karin akan berakhir seperti ini.
Ia mengirimkan pesan itu bukan tanpa alasan, bukan sekedar sebuah perpisahan. Tujuannya adalah mengecoh Karin. Ia tidak ingin wanita itu curiga dengan ketidakberadaannya yang tiba-tiba setelah tragedi yang menimpa Sakura. Sulit dipercaya, tapi ia mengaku bahwa ia di pihak Sakura sekarang. Untuk sementara ini, ia membantu Sakura bersembunyi. Jauh dari Ibukota serta membiarkan orang-orang menganggap Sakura telah mati. Tak tanggung-tanggung, ia rela membeli sebuah rumah kosong di salah satu desa di Okinawa—sebuah prefektur paling selatan dan terletak di pulau yang terpisah.
Sasuke menghela napas lelah. Lalu melempar ponsel itu pada meja kayu panjang dihadapannya. Kepalanya terangkat memperhatikan rumah yang tiba-tiba ia beli. Lelaki itu bahkan tidak tahu apakah rumah ini berhantu atau memiliki jejak mengerikan lainnya. Yang bisa ia duga adalah rumah ini sudah lama ditinggalkan. Kayu-kayunya masih kokoh, walaupun tampak kehitaman di beberapa sudut. Para laba-laba telah lama membuat hunian yang rapat pada langit-langit. Sepertinya ia harus meminta Sai untuk mengirim tukang kebersihan. Menyingkirkannya sendiri cukup merepotkan.
Sasuke menurunkan pandangannya dan kembali fokus pada siaran langsung di laptop hitamnya. Malam ini, konferensi pengesahan Karin sebagai direktur utama di Haruno Group sedang berlangsung. Yang menarik, Karin juga mengangkat Juugo, yang pada awalnya hanya seorang asisten, menjadi salah satu direktur di perusahaan tersebut.
Ia hampir saja melepaskan tawa mengejek ketika melihat simbiosis mutualisme antara dua pengkhianat yang licik itu. Namun, niatnya terhenti saat pintu kamar Sakura perlahan terbuka, dan sosok gadis itu muncul di hadapannya. Sakura keluar dengan rambut panjangnya yang dikepang, lalu ia sampirkan diatas bahu. Gadis itu juga memakai dress merah yang Sasuke belikan setelah mereka pindah kerumah ini. Wajahnya yang sebelumnya tampak pucat dan kacau, kini terlihat lebih segar dengan pewarna bibir yang tidak terlalu mencolok. Sasuke cukup lega karena Sakura mungkin sudah membaik dari keadaan sebelumnya.
"Sakura," sapa Sasuke tak lupa menyunggingkan senyuman untuknya. "Apa yang kau rasakan?"
Sakura membalas dengan senyum simpul. Sebenarnya ia masih belum bisa sepenuhnya melupakan masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Setiap malam gadis itu masih menangis ketika mengingat Sasori dan nasib buruk yang menimpa dirinya. Walaupun ia masih kesulitan untuk tidur nyenyak, Sakura tetap berusaha keluar dari keterpurukan. Ia harus tetap bangkit untuk melawan mereka yang telah mengambil apa yang menjadi haknya.
"Cukup baik," cicit Sakura, berbohong.
Jawaban yang tidak memuaskan bagi Sasuke. Sepertinya lelaki itu tahu jika Sakura tidak berterus terang. Cekungan kehitaman pada kelopak matanya merupakan jawaban tak terucap yang bisa Sasuke simpulkan. Namun ia tidak bertanya lebih banyak, memilih untuk terlibat dalam dusta. Jika itu bisa membuat Sakura lebih baik.
"Tidak masalah jika kau masih ingin berada di kamarmu, sayangku. Atau kau membutuhkan sesuatu?"
Sakura hanya menggeleng pelan, langkahnya mendekati Sasuke. Sorot hijaunya terpaku pada potongan-potongan video di layar laptop lelaki itu. Sementara Sasuke, dengan penuh perhatian, menyadari sensitivitas momen itu bagi Sakura. Dengan lembut, ia menutupnya, tidak ingin Sakura terluka dengan apa yang mungkin dia saksikan.
"Kupikir mereka sedang berduka," ungkap Sakura dengan suara yang menyiratkan sebuah kepahitan di dalamnya. "Tidak apa-apa, Sasuke. Televisi di kamarku juga menyiarkannya secara eksklusif." Ia menyunggingkan senyuman tipis sebagai tanda bahwa itu tidak akan menganggunya terlalu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Ares
FanfictionSasuSaku Fanfiction Sasuke merasa hidupnya telah sempurna dengan kehadiran Karin yang telah dia anggap sebagai cinta sejatinya. Semua itu sirna ketika Karin terpaksa harus menikahi orang lain, Haruno Sasori. Namun pernikahan itu tak alih membuat Sa...