From : Chérie
"Aku sedang mengunjungi iparku. Mungkin akan memakan waktu yang lama karena ini pertemuan pertama kami setelah dia kembali dari Tsurui. Sepertinya kita akan menginap. Aku akan menghubungi mu nanti. Aku mencintaimu, Sasuke"
Dengan wajah bersungut lelaki bernama Sasuke itu melemparkan handphone nya ke atas meja. Dia bahkan terlihat tidak peduli jika benda kotak itu terbentur lumayan keras. Jas hitam yang ia kenakan ia sampirkan ke Coat Hanger Stand sebelum akhirnya ia menjatuhkan badannya pada sofa empuk berwarna krem.
Sasuke menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dan menghela napas lelah. Pekerjaannya begitu padat hari ini. Sebagai tutor Matematika yang cukup memiliki nama, ia harus bekerja extra terlebih lagi mendekati masa kelulusan para siswa menengah atas yang mana akan menjadi awal peperangan untuk menggaet kursi di kampus ternama.
Mereka berambisi untuk dapat menjawab soal ujian dengan sangat baik dan sempurna. Dan inilah tugas Sasuke. Memastikan semua murid dibawah bimbingannya menyelesaikan soal ujian dengan akurat dan lolos ke universitas yang mereka inginkan.
Selama hampir 6 tahun, Sasuke telah mengalami perkembangan karir yang cukup signifikan. Setelah lelaki itu merelakan kekasihnya menikahi orang lain, ia merasa bahwa dirinya telah dikalahkan. Lelaki itu bertekad untuk merubah hidupnya agar menyamai kelas sosial dari orang-orang kaya yang bisa melakukan apapun dengan uang. Setelah pernikahan itu, Sasuke nekat meminjam uang dari Bank dan mengambil kuliah. Lelaki itu berhasil menjadi mahasiswa di salah satu universitas terbaik dan bahkan menjadi lulusan dengan nilai tertinggi. Tak membutuhkan waktu lama, ia mendapat berbagai tawaran kerja dari berbagai lembaga dan berhasil menjadi guru bersertifikat.
Sasuke memijit pelipisnya. Otaknya kembali memutar memori sejauh apa usahanya mencapai ke titik ini. Bagaimana lelaki itu harus mengambil kerja paruh waktu dimana-mana untuk melunasi pinjaman bank, jam tidur yang berantakan demi nilai tinggi di seluruh mata kuliah, dan menjadi pelanggan setia makanan expired minimarket agar bisa mengisi perutnya dengan setengah harga.
Semua usaha yang Sasuke lakukan semata-mata hanya untuk satu tujuan, merebut Karin. Sasuke berasumsi jika dia punya banyak harta, Karin akan kembali ke pelukannya mengingat alasan wanita itu memilih menikahi Sasori adalah karena kesejahteraan.
Usaha yang lelaki itu lakukan membuahkan hasil. Sasuke berhasil mendirikan lembaga bimbel belajar Matematika yang banyak digemari -sebagian besar adalah pelajar putri. Tak hanya itu, lelaki itu juga telah digaet menjadi Brand Ambassador dari platform belajar daring nasional yang sangat terkenal. Bisnisnya kian meluas setelah ia juga ikut andil dalam kerjasama pembangunan sekolah menengah pertama di Ibaraki dan Fukui. Sasuke merasa pencapaiannya sudah sangat cukup untuk hidup bersama Karin. Tapi entah mengapa wanita itu masih betah menjalani hubungan diam-diam seperti ini dan memilih bertahan sebagai nyonya Haruno.
Tunggu sebentar lagi, Sasuke. Itu adalah kalimat andalan wanita itu ketika Sasuke menuntut untuk segera meninggalkan suaminya. Nafas lelaki itu memburu. Entah kenapa akhir-akhir ini dia merasa Karin lebih sering memilih menghabiskan waktu bersama Sasori. Membayangkan apa saja yang pasutri itu lakukan membuat otaknya mendidih.
Suara derit pintu dan derap langkah tidak serta merta membuat lelaki itu terganggu. Tidak sebelum sebuah suara bariton memasuki inderanya.
"Tuan, 10 menit lagi untuk siaran langsung pertama hari ini"
Sasuke membuka mata dan mendapati Sai -manajernya, kini tengah berdiri di depannya. Lelaki itu menghela napas lelah, kelas terakhirnya baru saja berakhir beberapa menit yang lalu dan pesan dari kekasihnya membuat lelaki itu tidak berminat melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Ares
FanficSasuSaku Fanfiction Sasuke merasa hidupnya telah sempurna dengan kehadiran Karin yang telah dia anggap sebagai cinta sejatinya. Semua itu sirna ketika Karin terpaksa harus menikahi orang lain, Haruno Sasori. Namun pernikahan itu tak alih membuat Sa...