Aroma khas antiseptik menyusup ke dalam hidung lelaki yang terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Terdengar riuh suara alat-alat medis yang berirama, bersamaan dengan kesadarannya yang kembali. Dengan upaya yang tak berdaya, lelaki itu mencoba membuka matanya yang terasa begitu berat, pandangannya masih samar-samar. Dia mengedipkan mata beberapa kali, berusaha menyingkap kabut yang menyelimuti penglihatannya. Pandangannya mulai terlihat jelas, dan matanya mengitari ruangan yang didominasi oleh warna putih, mengamati setiap detail yang ada.
Dalam keheningan, lelaki itu merasakan hembusan udara dingin yang menyentuh wajahnya. Ia merasakan kelembutan dari sentuhan seprai yang menutupi tubuhnya yang rapuh. Suara langkah ringan perawat yang mendekat membuatnya merasa ada seseorang di dekatnya.
Lelaki itu membuka matanya dengan hati-hati, memandang sekeliling dengan lebih jelas kali ini. Lampu-langit-langit yang terang menerangi ruangan, menciptakan suasana yang tenang dan terasa nyaman. Di sebelah ranjangnya, ada meja kecil dengan segelas air dan beberapa pil obat yang siap diminum.
Perawat itu bergerak dengan sigap, memeriksa setiap detail kondisi lelaki itu dengan cermat sebelum bergegas keluar dari ruangan. Tak lama kemudian, seorang dokter memasuki ruangan dengan sikap yang tegas, diikuti oleh sosok yang dikenalnya dengan baik.
"Syukurlah Tuan Sasuke telah sadar, mungkin butuh sedikit waktu lagi agar ia bisa pulih," jelas dokter dengan serius kepada pria albino yang berada di dekatnya.
Sai menatap Sasuke dengan kekhawatiran yang jelas terpancar dari matanya. Ia ingin tahu apa yang terjadi dan apa yang Sasuke alami. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter dan staf lainnya meninggalkan ruangan, meninggalkan mereka berdua dalam keheningan.
Sasuke merasakan kelelahan yang begitu mendalam menghantam tubuhnya. Meskipun ia berusaha keras untuk berbicara dengan Sai, kata-kata sepertinya terjebak dalam kerongkongan yang kering. Dalam keputusasaan, Sasuke memilih untuk memejamkan mata, mengizinkan dirinya untuk beristirahat dan memulihkan energi yang terkuras.
Beberapa waktu setelah itu, Sasuke akhirnya terbangun dari tidurnya. Ia melihat Sai yang setia duduk di sofa di dekatnya. Meskipun masih merasa agak lemah, Sasuke merasa jauh lebih baik daripada sebelumnya. Dengan upaya yang besar, ia memindahkan tubuhnya dan mendudukkan dirinya dengan bersandar pada kasur.
Sai dengan sigap mendekati Sasuke dan memberikan masukan, "Anda masih perlu istirahat, Tuan. Tubuhmu perlu waktu untuk pulih sepenuhnya."
Sasuke mengangkat tangannya dengan lemah, memberi tanda kepada Sai bahwa tidak perlu khawatir. Ia menatap Sai dengan tatapan tegas, seolah menuntut untuk mendengar cerita tentang apa yang telah terjadi selama ia tidak sadarkan diri.
Sai memahami ekspresi Sasuke dan menyadari bahwa pria itu ingin tahu apa yang telah terjadi selama kesadarannya terganggu. Dengan penuh perhatian, Sai duduk di samping Sasuke dan mulai menceritakan secara rinci segala yang terjadi.
Sasuke menarik nafas dan memijat pelipisnya, teringat akan kejadian naas yang menimpa dirinya. Namun, yang membuatnya penasaran adalah keadaan gadis yang telah ia selamatkan.
"Gadis itu?" tanya Sasuke.
Sai menjawab, "Dia juga selamat."
Sasuke merasakan campuran emosi dalam dirinya. Ia menarik nafas dengan lega, sambil memperhatikan perasaannya yang bertentangan. Meskipun sebelumnya ia ingin menyingkirkan Sakura, ia merasa sedikit lega mengetahui bahwa gadis itu tidak kehilangan nyawanya. Namun, ia juga menyadari bahwa masalah besar akan menantinya setelah ini.
"Ketika saya tiba di tempat kejadian, saya melihat kalian berdua dalam posisi yang mesra. Seingat saya, anda memiliki niat untuk menjualnya," celetuk Sai, menciptakan ketegangan di udara dan mendapat tatapan tajam dari Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Falling Ares
FanfictionSasuSaku Fanfiction Sasuke merasa hidupnya telah sempurna dengan kehadiran Karin yang telah dia anggap sebagai cinta sejatinya. Semua itu sirna ketika Karin terpaksa harus menikahi orang lain, Haruno Sasori. Namun pernikahan itu tak alih membuat Sa...