Setelah insiden peluk pelukan tadi kedua remaja itu mendadak menjadi canggung. Membuat Nata terheran-heran saat menatap mereka dari arah dapur.
"Kenapa tuh dua bocah mendadak jadi bisu semua?" gumam Nata pelan.
Nata mengambil sepiring brownies lalu membawanya kepada kedua remaja itu.
"Diem-diem bae mas sama mbak nya. Ada apa gerangan sih kawan?" tanya Nata seraya duduk di hadapan kedua remaja itu.
"Ga ada apa-apa bun," jawab Kanes pelan. Azran hanya mengangguk menyetujui ucapan Kanes.
"Oh yaudah ga peduli bunda mah, basa basi aja tadi,"
Kanes memutar bola matanya malas, kenapa bundanya sangat prik? Seingat Kanes kakek dan neneknya normal-normal saja.
"Azran ini cicipin brownies nya. Bunda yang bikin loh," ucap Nata seraya menyerahkan piring kepada Azran.
"Iya tan," jawab Azran lalu ingin mengambil sepotong brownies sebelum tangan Kanes menghentikan nya.
Azran menoleh saat tangannya di tahan oleh Kanes, "Kenapa?"
"Demi keselamatan bersama biar gue yang coba duluan," Kanes mengambil sepotong brownies lalu mulai memakannya. Rasa nya normal dengan toping lumer yang normal juga.
"Kok normal bun? Biasanya makanan bunda abnormal," ucap Kanes merasa heran.
Nata memutar bola matanya malas, "Ga usah peduliin manusia purba itu zran dia emang ga pernah makan makanan manusia, kamu makan aja,"
Azran tersedak ludahnya sendiri, apa benar mereka ini ibu dan anak? Kenapa sangat random sekali.
Azran mengambil sepotong brownies dan mulai memakannya. Rasa nya enak tapi menurut Azran ini terlalu manis.
"Enak tan,"
Plak
"Panggil bunda aja sih," suruh Nata setelah memukuk bahu Azran..
Kanes menutup wajahnya menggunakan bantal sofa. Rasanya Kanes ingin menghilang saat ini juga.
"Makan dulu ya baru pulang?"
Azran menggeleng pelan, "Ga usah tan eh bun, Azran langsung pulang aja," tolak nya tak enak.
"Bunda ga nerima penolakan," ucap Nata lalu beranjak dari sana untuk menyiapkan makanan.
"Maaf ya," ucap Kanes tiba-tiba.
Azran menyerngit heran, "Maaf buat apa?"
"Bunda, gue takut lo risih," jawabnya memelas.
Azran terkekeh pelan, "Bunda lo asik gitu, ngapain minta maaf?"
Kanes langsung bersyukur karna Azran tidak merasa risih. Kanes takut kalau Azran menjadi trauma main kerumahnya dan tidak ingin kerumahnya lagi.
"Ayo makan,"
Kedua remaja itu menghampiri Nata yang sudah duduk di meja makan.
"Ayah ga pulang buat makan siang bun?" tanya Kanes seraya mengambil nasi untuk Azran.
Nata menggeleng pelan, "Ayah makan di kantor,"
Kanes mengangguk paham, memang akhir-akhir ini ayahnya sering makan siang di kantor. Miko bilang ia sedang banyak sekali pekerjaan.
Mereka bertiga makan dengan tenang. Tapi Nata nampak seperti melamun. Hal itu tidak luput dari pandangan Kanes.
...
"Gue pulang ya," pamit Azran saat sudah berada di depan gerbang Kanes. Dia sudah berpamitan kepada Nata tadi.
Kanes mengangguk seraya tersenyum lebar, "Makasih,"
![](https://img.wattpad.com/cover/328191970-288-k203653.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL [END]
Teen Fiction"Seandainya gue punya umur yang lebih panjang, masih banyak yang pengen gue lakuin bareng lo Kaneisha." - Nalendra Azran Adhiyaksa. "Seandainya gue punya kesempatan, bakal perbaiki semuanya dan mulai dengan awal yang lebih baik." - Kaneisha Altann...