Kanes berlari sekuat tenaga menuju mading sekolah, air mata mulai bercucuran dari pelupuk matanya. Bahkan gadis itu melupakan bahwa kekasihnya menunggu di taman belakang.
Jauh di belakang sana, Octella berjalan dengan wajah congkak. Tapi tatapan nya menyiratkan sebuah kelegaan.
Kanes berhenti saat banyak orang yang mengerumuni area mading. Banyak pasang mata menatap kearahnya dengan tatapan yang aneh.
"Mi-minggir," ucap Kanes seraya mendekat.
"Ini cewe nya kan?"
"Iwh kalo gue sih malu ya jadi dia,"
Langkahnya terhenti saat melihat seorang pemuda yang sibuk melepaskan beberapa foto dari mading sekolah dengan raut wajah marah.
"BUBAR LO SEMUA SIALAN!" teriak pemuda itu seraya berusaha menutupi mading.
"Rion?"
Pemuda itu menoleh kearah Kanes, "Neisha? Kamu ngapain ke sini?"
"Minggir!" bentak Kanes berusaha menyingkirkan tubuh Rion.
"Ayo pergi, ini bener-bener bukan apa-apa," ajak Rion dengan lembut.
Kanes tidak menghiraukan ucapan Rion. Matanya fokus melihat beberapa foto yang tersisa di mading.
Banyak foto keluarga nya terpampang di sana dengan wajah Nata yang tercoreng tinta merah.
Bahkan banyak foto-foto di saat Miko dan Nata masih muda. Juga terdapat satu foto keluarga yang berisikan foto Miko dan Yura.
Kanes membeku saat melihat tulisan-tulisan kotor yang di tunjukan untuk Nata.
"Bahkan pelakor hidup lebih bahagia daripada istri sah," ucap seorang gadis membuat Kanes menoleh.
"Lo ngga malu punya keluarga hasil mama lo ngerebut suami orang lain?"
"BUNDA GUE BUKAN PELAKOR!" teriak Kanes tak terima.
"Neisha tenang, ayo perg," ajak Rion lagi.
"Rion bunda bukan pelakor," lirih Kanes.
Rion mengangguk beberapa kali, "Iya Neisha, aku percaya,"
"Kanes!" panggil Inka yang baru saja datang bersama Amira saat melihat keramaian di mading sekolah.
"Ayo bawa Neisha pergi!" suruh Rion.
"Kenapa dia harus pergi?"
Suara itu menghentikan pergerakan Kanes. Gadis itu berbalik menatap kearah Octella yang datang membelah keramaian.
"Biarin dia di sini, mungkin dia belum kenyang makan fakta nya," ucap Octella tersenyum mengejek.
Rion berdiri di depan Kanes, "Shut up! Berhenti ganggu Neisha!"
Kanes menatap punggung tegap di hadapannya. Apa yang pemuda ini inginkan? Setelah mengkhianati nya sekarang dia malah melindunginya.
"Why? Gue ngga ganggu dia. Gue cuma ngasih dia fakta, benerkan Kaneisha?"
"Ini bohong! Bunda ngga kaya gitu," ucap Kanes dengan suara bergetar.
Wajah Octella mengeras, dengan satu tarikan gadis itu berhasil menyingkirkan Rion. Octella menarik pergelangan tangan Kanes membuat gadis itu terhuyung kedepan.
"Cewe sialan, ini semua fakta. FAKTANYA BUNDA KESAYANGAN LO ITU UDAH NGEREBUT PAPA GUE! BUNDA LO NGEHANCURIN KELUARGA GUE DEMI NGEBENTUK KELUARGA SIALAN LO!"
Plak
Satu tamparan Octella dapatkan dari Kanes. Dada Kanes naik turun dengan wajah memerah.
"BUNDA GUE BUKAN PERUSAK!" teriak Kanes keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL [END]
Teen Fiction"Seandainya gue punya umur yang lebih panjang, masih banyak yang pengen gue lakuin bareng lo Kaneisha." - Nalendra Azran Adhiyaksa. "Seandainya gue punya kesempatan, bakal perbaiki semuanya dan mulai dengan awal yang lebih baik." - Kaneisha Altann...