[37] 𝑫𝒂𝒏𝒂𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑰𝒏𝒅𝒂𝒉, 𝑺𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊𝒎𝒖

233 17 0
                                        

Setelah beberapa saat akhirnya mereka tiba di area danau. Ada beberapa pengunjung yang berada di tempat ini tapi tidak terlalu ramai.

"Ihh kok yang jualan dikit banget sih. Nanti kalo laper gimana," rengek Kanes pelan. Saat ini mereka sama sekali belum keluar dari mobil.

"Ini alasan kenapa gue ajak beli cemilan dulu tadi," jawab Azran seraya melepas seatbelt miliknya.

Plak.

"Tapi lo ga bilang kalo yang jualan di sini dikit," ucap Kanes setelah memukul lengan Azran pelan.

"Iya-iya gue yang salah, maaf ya?"

Kanes hanya diam seraya mengerucutkan bibirnya, "Yaudah lah ayo turun," ucapnya lalu melepas seatbelt yang membelit tubuhnya.

"So cute," ucap Azran tiba-tiba seraya mencubit pipi Kanes pelan.

Blush.

Gue kenapa kampret! Batin Kanes merasa tertekan dengan respon tubuhnya.

Kanes segera turun dari mobil sesaat setelah memberi tatapan maut kepada Azran. Azran hanya tersenyum kecil melihat mata Kanes yang berbinar-binar melihat danau yang tenang.

"Ayo kesana," ajak Azran seraya menggenggam jemari Kanes. Kanes hanya diam tanpa menolak sedikitpun.

Baru seperti ini saja Kanes sudah merasa di ratukan oleh Azran. Azran tidak membiarkan Kanes membawa beban barang sedikitpun.

Tangan kanan Azran menggenggam jemari Kanes sementara tangan kirinya menenteng kantong berisi cemilan.

"Disini aja ya?" tanya Azran saat berhenti di tepian danau yang terhalang rimbunnya pepohonan.

"Oke," jawab Kanes pelan.

Mereka berdua duduk beralaskan rerumputan hijau. Kanes tersenyum seraya mengeluarkan beberapa cemilan.

"Danaunya indah banget," puji Kanes seraya menyedot susu kotak rasa strawberry.

"Sama kaya lo,"

Kanes menoleh seraya menyerngit heran, "Sama gimana?"

"Sama-sama indah, lo jauh lebih indah," ucap Azran memelan di akhir kalimat.

"Lo paling bisa bikin orang salting, ga yakin kalo ga pernah pacaran,"

Azran hanya terkekeh pelan, "Gue emang belum pernah pacaran, lo ga percaya banget sama gue,"

Kanes mengangkat bahunya acuh, gadis itu kembali menatap kearah danau sesekali memotret pemandangan yang ada di tempat itu.

"Lebih suka pantai atau danau?" tanya Azran ikut menatap kearah danau.

"Pantai, gada yang bisa ngalahin keindahan pantai!"

Azran kembali tersenyum saat sudut matanya menangkap sebuah senyuman dari bibir Kanes.

"Kapan-kapan mau ke pantai lagi? Berdua?"

Kanes mengangguk penuh semangat, "Lo kemaren udah pernah bilang mau ngajak gue ke pantai lagi. Kapan-kapan kita ke pantai ya?"

"Sure, anything for you,"

Hati Kanes kembali bergetar, Kanes rasa perasaan nya sudah melebihi kapasitas sebagai teman.

Kanes harus apa? Kanes takut rasanya bertepuk sebelah tangan. Tapi perlakuan Azran seakan memberi isyarat bahwa Azran merasakan hal yang sama.

Tapi sungguh, Kanes masih merasa ragu akan perasaannya. Bagaimanapun Kanes harus bilang bahwa dia sepenuhnya belum lepas dari jeratan masa lalu.

Kanes benci Rion? Itu sudah pasti dan tidak akan pernah bisa di ubah. Tapi kenangan indah bersama Rion terus-terusan menghantam pikiran Kanes.

EPHEMERAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang