[59] 𝑲𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒂𝒏

98 11 4
                                    

Setelah melewati beberapa hari yang buruk, Kanes rasa hari ini sangat lah menyenangkan karena tidak ada satupun pengganggu yang terlihat.

Kanes berjalan riang menuju rooftop sekolah, dia sudah berjanji pada Zendaya untuk membicarakan perihal taruhan.

Kanes memasuki area rooftop, terlihat seorang gadis membelakangi nya. Bertumpu pada pembatas rooftop.

"Zendayanjing im coming," panggil Kanes seraya merentangkan kedua tangannya.

Zendaya berbalik dengan wajah datar, "Nama gue jangan di tambah-tambah ya anjing,"

"Estetik gitu," ucap Kanes sambil melangkah mendekat.

Kanes tersenyum lebar lalu meremas kedua bahu Zendaya. Gestur tubuhnya seakan-akan ingin melompat lompat.

"AAA GUE NGGA NYANGKA BAKAL SAMPE KAYA GINI!" teriak Kanes di depan wajah Zendaya.

Gadis itu ikut tersenyum senang, "Gue juga ngga nyangka bangsat,"

"Selamat ya lo berhasil," ucap Zendaya tersenyum bangga.

"Apa sih yang gue ngga bisa. Udah gue bilang, gada yang bisa nolak pesona seorang Kaneisha. Dapetin Azran mah gampang," balas Kanes seraya membusungkan dadanya, merasa bangga.

"Lo menang, mobil lo bakal gue kirim nanti malem,"

Kanes melompat-lompat kecik, "Taruhan yang menguntungkan! Ngga sia-sia gue nerima taruhan dari lo,"

Kedua gadis itu tertawa bersama, tanpa mereka sadari seorang pemuda berdiri di pintu rooftop dengan tatapan membunuh.

Flashback on.

Raja terus memperhatikan Kalandra yang tiba-tiba menjadi lebih pendiam dari biasanya.

"Lo lagi mikirin apa?" tanya Raja membuat mereka semua menoleh kearah Kalandra.

"Lo kelilit utang?" Tanya Raja lagi.

"Apasih ja?" tanya Kalandra bingung.

Raja berdiri, "Lo kek ayam ketelen karet anying, diem mulu,"

"Kan dia juga biasanya diem," ucap Azran di angguki oleh mereka.

"Tapi dia ngga pernah diem kalo di ganggu,"

"Gue ngantuk," ucap Kalandra lalu keluar dari kelas. Kalandra berjalan tak tentu arah, pikirannya berkelana entah kemana.

Tanpa disadari pemuda itu sudah sampai di depan pintu rooftop. Tanpa pikir panjang Kalandra masuk kesana.

Langkahnya terhenti saat mendengarkan suara yang tidak asing untuknya. Pemuda itu berhenti tepat di pintu rooftop, dia bisa melihat dengan jelas kedua gadis yang membelakangi nya.

"Selamat ya lo berhasil,"

Kalandra menyerngit bingung mendengar ucapan tunangannya, pemuda itu semakin menajamkan pendengarannya.

"Apa sih yang gue ngga bisa. Udah gue bilang, gada yang bisa nolak pesona seorang Kaneisha. Dapetin Azran mah gampang,"

Wajah Kalandra mengeras mendengar ucapan Kanes, tangannya mengepal erat sampai buku-buku jarinya memutih.

Flashback off.

Kalandra berusaha mengontrol emosi nya ketika melihat kedua gadis itu tertawa gembira.

"Berani-beraninya kalian mainin Azran,"

Kalandra mundur, lalu pergi dari sana. Kedua tangannya masih mengepal erat. Matanya menatap tajam seolah-olah ingin menghancurkan semua yang ada di hadapannya.

EPHEMERAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang