[31] 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂 𝑴𝒂𝒘𝒂𝒓

109 12 6
                                    

Miko mengantar Azran dan Kanes depan pintu, matanya terus menatap ke arah kedua remaja itu.

"Azran jangan terlalu malem nganternya ya?"

Azran mengangguk pasti, "Siap om, saya izin bawa Kanes ya,"

Anjing dari tadi gue latihan ngomong yang keluar cuma ini doang. Batin Azran berteriak sangat kesal.

"Hati-hati," ucap Nata tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Salam buat orang tua kamu ya. Buat monyet satu ini kalo muak tinggalin di pinggir jalan gapapa,"

"Bunda ah!" teriak Kanes kesal.

"Bencanda nyet, udah sana pergi,"

Keduanya memasuki mobil yang Azran bawa dengan wajah memerah. Lucunya melihat remaja yang sedang jatuh cinta. Keduanya jatuh cinta? Atau hanya sepihak? Entahlah.

"Kenapa ga bawa motor aja sih biar sat set," protes Kanes sambil memasang s seat belt miliknya.

"Biar sat set atau biar bisa meluk gue?" tanya Azrab seraya menghidupkan mesin mobil.

"Halah bilang aja lo yang mau di peluk sama gue,"

"Mau," gumam Azran pelan, tetapi ternyata mampu di dengar oleh Kanes.

Jantung gue ga aman bangsat.

***

Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di kediaman keluarga Adhiyaksa.

"Assalamualaikum," ucap Azran seraya memasuki rumah, tangannya menarik Kanes pelan.

Tangan gue yang di tarik tapi hati gue yang melar. Batin Kanes.

"Waalaikumsalam," ucap mereka secara bersamaan.

Kanes tersenyum lalu menyalimi tangan kedua orang tuanya. Azran melotot terkejut saat mengingat kelakuannya tadi.

SIALAN GUE LUPA SALIM! Batin Azran berteriak malu.

"Eh udah dateng, sini duduk," ajak Naila seraya menggandeng tangan Kanes.

"Hai nes," sapa Arga ramah.

"Oh hai Ar,"

"Kaneisha inget saya?" tanya Agam lalu tersenyum tipis.

"Inget om, om pernah jemput Azran sama Arga waktu itu,"

Naila sejak tadi memperhatikan wajah putra sulungnya yang terlihat lebih berseri-seri dari biasanya. Naila bisa menangkap apa yang sedang Azran rasakan saat ini.

"Gimana kalo kita makan malem dulu? Nanti baru ngobrol lagi," ajak Naila pada mereka semua.

"Eh jadi ga enak tan, mana saya baru dateng," ucap Kanes pelan.

Naila tersenyum lembut, "Kan emang tujuannya mau ngajak makan bareng sayang, udah gapapa. Ayo makan,"

...

Setelah makan malam, Naila benar-benar mengajak Kanes mengobrol sampai-sampai gadis itu hanya memperdulikan Naila.

Azran menatap kearah sang ibu dengan malas, Naila sedang membongkar semua aib masa kecilnya kepada Kanes saat ini.

EPHEMERAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang