Kanes dan Inka berjalan menghampiri dan Amira yang sudah duduk anteng di salah satu meja kantin.
"Lo pada lama banget anjir," ucap Amira.
Inka memutar bola matanya malas, "Kaya ga tau Pak Mumun aja,"
Kanes hanya mengangguk pelan, kepala nya sangat pusing mendengar cerita Pak Mumun yang melimpir kemana-mana tadi.
"Liat noh mie bakso kalian udah ngembang kek rambut singa," ucap Zendaya.
"Gapapa lah asal ga beneran berubah jadi rambut singa aja," ucap Kanes langsung meracik baksonya. Begitupula dengan Inka.
"Btw zen, gimana? Udah dapet belum cowo buat gue?" tanya Kanes lalu memakan baksonya.
Zendaya menoleh, "Belum, tapi gue punya rekomendasi cowo buat Lo deketin,"
"Siapa siapa?" tanya Kanes penuh semangat.
"Noh," zendaya menunjuk seseorang menggunakan dagunya.
Kanes langsung memutar kepalanya, menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Zendaya.
"Namanya Arga,"
Mata Kanes terus melihat ke arah Arga, tapi ia buru buru memutuskan tatapan nya karena iris matanya tidak sengaja bertubrukan dengan Arga.
"Matanya kaya silet cuy,"
"Loh bukannya Arga udah punya Belia ya?" tanya Amira membuat Kanes melongo.
Plakk
Kanes memukul bahu Zendaya kuat, "Lo mau gue jadi pelakor? Ya kali lo ngumpanin cowo orang!"
"Ngga anjir. Belia cuma sahabat masa kecil Arga makanya mereka deket," jelas Zendaya seraya mengusap bahunya.
"Gamau ah. Pasti mereka punya rasa satu sama lain!"
Zendaya memutar bola matanya malas, "Yaudah lo deketin kakak nya aja,"
"Ini lebih gila," celetuk Inka tiba-tiba.
Kanes melotot, "Jangan bilang kakak nya udah punya anak bini?"
"Sembarangan! Tuh kakak nya Arga," ucap Inka menunjuk ke arah meja yang berada di sudut.
"Azran?"
Mereka bertiga hanya menganggukkan kepala.
"Bener kata Inka, ini lebih gila lagi. Dia ngeliat gue aja kaya ngeliat kuman kampret!" ucap Kanes mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Ini lo suruh gue deketin dia? Bisa musnah duluan gue nya sat," sambung Kanes lagi.
"Halah bilang aja kalo lo ga bisa ngeluluhin dia. Gini katanya banyak cabang?" ejek Zendaya.
"Apasih! Gue bukan nya gabisa tapi gue masih mau hidup lebih lama!"
"Gimana kalo kita taruhan?" tanya Zendaya mengundang tatapan dari mereka semua.
"Taruhan apa?"
"Kanes harus deketin Azran. Dia harus bisa buat Azran jadi pacarnya!"
Inka terkejut dengan ide gila Zendaya, bukannya ia takut ini tidak berhasil. Inka justru takut jika tantangan nya berhasil. Bukankah ini sama saja mempermainkan perasaan Azran?
"Ga setuju. Ini menyangkut perasaan seseorang loh. Gimana kalo Azran beneran jatuh cinta sama Kanes padahal ini cuma sebatas taruhan?" jelas Inka panjang lebar.
"Inka bener, walaupun belum tentu berhasil, tapi gimana kalo dia beneran jatuh cinta sama gue?" tanya Kanes sedikit kepedean.
Zendaya mengangguk-anggukan kepalanya, "Yaudah ga usah sampe jadian,"
"Terus?"
"Deketin aja Azran nya, lo harus jadi temen deket Azran dalam waktu 2 minggu," jelas Zendaya.
"Cuma temen deket. Okelah," ucap Kanes sambil melirik ke arah Azran yang ternyata sedang menatap ke arahnya.
Inka dan Amira pun hanya menganggukkan kepala mereka. Hanya teman dekat. Sepertinya tidak masalah.
"Tapi kalo berhasil gue dapet apa? Trus kalo gagal gue ngasih apa?" tanya Kanes.
"Kalo lo berhasil gue bakal kasih salah satu koleksi mobil gue, tapi-
"ANJING SERIUS!?"
Teriakan Kanes terdengar diseluruh penjuru kantin, Kanes yang sadar sedang di perhatikan pun hanya cengengesan sambil menyatukan kedua tangannya.
"Bukan temen gue,"
"Dengerin dulu kelanjutan nya oneng!" ucap Zendaya menarik Kanes agar duduk kembali.
"Apa?"
"Tapi kalo lo gagal, lo harus ngajak mantan lo balikan!"
"APAAN BANGET BANG-
"KANES!!"
***
Arga hanya diam mendengarkan teman-teman nya yang sedang bergosip. Entah lah apa yang ada di dalam mimpi Arga sampai-sampai mendapatkan teman biang gosip semua.
Mata Arga terus menatap ke arah Belia yang sedari tadi asik menimpali topik yang Zain berikan.
Bibir Arga menarik sebuah senguman kecil, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tapi secara tidak sengaja matanya bertubrukan dengan sepasang mata yang sedang menatap nya.
Kenapa dia natap gue gitu? Terpesona sama gue kah? Batin Arga.
***
"Ayolah Za traktir gue ya~" Raja terus merengek kepada Gazza seperti anak kecil.
"Ga mau,"
Raja mendengus kesal, tapi tidak sengaja mata nya melihat ke arah Azran yang terlihat sedang menatap sesuatu. Mata Raja pun mengikuti kemana arah pandangan Azran.
Gotcha!
Raja menemukan orang yang sedang di tatap oleh Azran. Kaneisha!
"EKHEM!"
Raja melambaikan tangan nya didepan wajah Azran, "Fokus banget natap nya pak. Kedip napa kedip,"
Azran yang tersadar langsung mendatarkan wajahnya, "Apa sih!"
Teman-teman Azran seolah tau maksud dari tatapan Raja pun mulai mengeluarkan senyum tengil.
"Apa?" tanya Azran saat mereka mulai menatap kearah nya.
"Oo'ow kamu ketahuan~" ucap Romeo sambil menarik turunkan alisnya.
"Kaya nya udah mulai tumbuh benih benih cinta nih," goda Radit sambil merangkul Azran.
"Ga usah nyebar hoax," balas Azran sambil melepaskan rangkulan Radit.
"Lo suka dia?" tanya Kalandra.
"Gu-
"ANJING SERIUS!?"
Teriakan itu mengejutkan mereka semua.
"Buset keceng banget kaya klakson tronton," celetuk Raja seraya mengusap telinganya.
"Gue ga suka dia. Lo semua tau gue ga suka cewe kasar," jelas Azran dengan menatap ke arah Kanes.
"Kalian bisa liat dia. Jelas Kaneisha bukan tipe gue,"
.
.
.
.
wdyt part dua
jgn lupa vomment!!
See u again
tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/328191970-288-k203653.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL [END]
Genç Kurgu"Seandainya gue punya umur yang lebih panjang, masih banyak yang pengen gue lakuin bareng lo Kaneisha." - Nalendra Azran Adhiyaksa. "Seandainya gue punya kesempatan, bakal perbaiki semuanya dan mulai dengan awal yang lebih baik." - Kaneisha Altann...