[45] 𝑷𝒖𝒌𝒖𝒍𝒂𝒏 𝑻𝒆𝒍𝒂𝒌

114 13 2
                                    

Setelah insiden kecil kemarin, Arga menjadi sedikit murung dari biasanya. Tapi Azran sangat bersyukur karena orang tuanya pulang terlambat.

"Arga kamu kenapa diem aja dari semalem? Ada masalah?" tanya Agam karena merasa heran dengan tingkah sang putra yang biasanya seperti monyet lepas kandang tiba-tiba menjadi pendiam.

"Gapapa Pa," jawab Arga singkat.

Azran yang melihat hal itu memutar bola mata malas, "Alay banget bocah," Gumamnya dengan sangat pelan.

Azran menyelesaikan sarapannya dengan cepat karena ia berencana untuk menjemput Kanes lagi.

Tak

"Arga berangkat ya, assalamualaikum,"

"Azran juga,"

Seperti nya selain membujuk Kanes, Azran harus membujuk Arga terlebih dahulu. Jika terus-terusan seperti ini maka orang tua mereka akan merasa khawatir.

...

"Heh bocah!" panggil Azran pada Arga yang berada di samping motor.

"Apa kak?" tanya Arga pelan.

Azran melangkah maju mendekat kearah sang adik, "Lo masih marah karna kemaren?"

Arga menggeleng pelan, "Arga duluan ya mau piket,"

"Sok rajin, ga usah ngambek lagi. Nanti gue traktir," ucap Azran berusaha membujuk.

Mata Arga sedikit berbinar, "Serius?"

"Hm,"

"Oke deal!" ucap Arga lalu memeluk Azran dengan erat, "Arga sayang kak Azran,"

Dengan ragu Azran membalas pelukan Arga. Arga yang merasakan pergerakan Azran merasa terkejut sekaligus bahagia.

"Udah, lepas," pinta Azran.

Arga melepaskan pelukan mereka, laku menaiki motornya, "Jangan lupa traktiran,"

Azran memutar bola matanya malas, "Mudah banget ngebujuknya, cuma modal traktir langsung di iyain. Murahan banget jadi cowo,"

***

Azran sudah berada di depan pintu rumah Kanes. Saat berada di depan gerbang tadi tiba-tiba Miko keluar untuk berangkat kerja, jadilah Azran di suruh menunggu di dalam oleh pria itu.

Ting Tong

Azran menekan tombol bel dengan wajah penuh harap. Tidak lama gagang pintu bergerak pertanda ada yang membuka pintu.

"Sia-

Ucapan Kanes terhenti saat melihat Azran yang berdiri di depan dengan tersenyum lebar.

"Hai," sapa Azran seraya tersenyum.

"Ngapain?" tanya Kanes menyerngit heran.

Azran menghela napas saat mendengar nada bicara Kanes tidak seperti biasanya.

"Jemput, berangkat bareng gue aja,"

Kanes membelalakkan matanya terkejut, "Gue bawa motor sendiri,"

"Gue udah di sini, ga usah ngebantah, ayo buruan!" paksa Azran membuat Kanes mendengus kesal.

...

Keadaan parkiran sudah ramai saat motor Azran memasuki area sekolah. Walaupun bukan pertama kali berangkat bersama tetap saja banyak pasang mata  yang menatap kearah mereka.

"Rambut sialan! Rasanya pengen botak aja gue!" omel Kanes saat melihat rambutnya berantakan.

"Nanti gue bantu botakin," ucap Azran asal.

EPHEMERAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang