Jeongwoo keluar kamar dengan pakaian yang eum.. Mungkin tidak terlalu formal, namun tetap memberi kesan sopan pada pakaiannya. Berbeda Rose yang masih menggunakan pakaian kantor formalnya.
Rose dan Jeongwoo sudah berada di mobil mereka, di sepanjang jalan Jeongwoo hanya menatap jendela. Oh, ayolah, bukan kah Jeongwoo sedang bersama ibunya? mengapa mereka sangat kaku sekali
"Ku dengar Haruto tiada karena terjatuh dari tebing, aku juga melihat vidio yang di unggah oleh teman temen mu. Apa Jewoo tidak berada disana? mengapa tidak melarang Haruto? ini semua, bukan karna Jewoo kan?" tanya Rose memulai percakapan
"Entah lah, Sudah cukup membahas masa lalu, fokus lah dengan masa depan, lagi pun Jewoo juga akan menikahi calon pilihan mama"
"Baik lah baiklah, apa kamu ingin makan sesuatu terlebih dahulu? kita akan melewati sebuah restoran"
"Tidak, Jewoo sudah makan saat di sekolah. Jewoo masih kenyang mommy" ujar Jeongwoo dengan sifat manjanya
"Hhaa, kamu sama seperti kamu saat kecil dulu. Hh, itu sangat lucu"
"Benarkah? ayo ceritakan pada Jewoo bagaimana Jewoo saat kecil duluu, hhii"
"Jadi..."
.
Jeongwoo turun dari mobil, begitu juga Rose.
" Ayo masuk. " ajak Rose masuk ke rumah besar tersebut
" Hai Rose, apakabar? Ah, apa ini Jeongwoo yang kamu bicarakan? dia sangat tampan"
" Tentu saja, aku tidak pernah gagal dalam hal apapun" ucap Rosé dengan percaya dirinya
"Rose, apa kita bisa berbicara berdua?"
"Boleh saja..."
Jeongwoo duduk lalu memainkan ponsel di tangan nya. Membuka Whatsap yang berisi chat dari banyaknya wanita di sekolah
....
"Rose, anakku juga seorang laki laki"
Rose terkejut mendengar ucapan Lisa.
" Hei, semua orang sudah tau itu. Bagimana jika kita membuat mereka menjadi pasangan Gay?" usul Rosé dengan santai
Lisa semakin terkejut mendengar jawaban teman SMA nya ini.
" Gay? ide yang bagus "
." Sayang, ada tamu ya? " Teriak Jeon dari lantai atas
" Iyaa, turun sini" Lisa
" Loh anak kamu mana jeng? " Rosé
" Eh iya, tunggu ya jeng " Lisa
Lisa naik ke atas menuju kamar putra tunggal nya .
" Avis, kenapa ga turun? "
" Avis ga mau di jodohin! " ujar Travis kepada mamanya
" Kenapa? kan belum liat calonnya, suda ayo turun. Mama yang minta "
" Oke.. "
Tak tak tak
Suara langkah heels terdengar sampai lantai bawah
" Ganteng yaa, Woo! suda main handphone nya"
Jeongwoo melotot, melihat calonnya yang ternyata lelaki yang ia incar selama ini, Travis dengan rambut di kuncir dua seperti memohon untuk segera di nikahi
" Masi mau nolak woo? "
Jeongwoo menggeleng sambil melihat Travis tanpa berkedip
Travis juga terkejut melihat Jeongwoo ada disana, padahal ia suda berusaha menjauh dari Jeongwoo.
Ting Nong~
Suara bel berbunyi, segera Travis membuka pintu. Betapa terkejutnya Travis melihat Junkyu di depan pintu sambil membawa bunga dan martabak manis
" Kamu ngapain disini? " Travis menarik Junkyu ke luar
" Mau ketemu kamu dong vis! "
" A-aku ada tamu kyuu, kamu pulang dulu aja ya"
Senyum di wajah Junkyu hancur, wajah nya menjadi tegas dan menyeramkan, ditambah langit yang mulai meng hitam
" Kamu ngusir aku? "
" Enggakk! aku lagi ga bisa ketemu kyuu, aku ada tamu"
" Ck. " Junkyu pergi meninggalkan rumah besar itu dengan wajah yang menyeramkan.
" Lama banget ketemu Junkyu doang "
Travis terkejut mendengar suara berat Jeongwoo di samping nya
" Sejak kapan kamu disini!? "
" Sejak kamu bilang Kamu ngapain disini ke Junkyu. "
" Udah ayo masuk " Travis menarik tangan Jeongwoo masuk.
" Jangan deketin cowo lain, Park Travis"
DUARR
Petir menyambar bersamaan dengan omongan Jeongwoo
" Lo ga ada hak. Gua itu pacar Junkyu! " Ujar Travis berjalan ke ruang tamu.
.
" Deal ya tanggal 26 Febuary mereka nikah. Oh iya, gimana kalau Jeongwoo nginep sini? biar mereka deket jugaa"
" Ide baguss, kalian ga nginep? "
" Gaa, kita pulang ajaa. Duluan ya siss"
Jangan lupa tradisi kecup pipi kanan dan kiri. Tuan Jeon dan Nyonya Jeon menemani Nyonya Park dan Tuan Park keluar dari rumah mereka
"Nitip Jeongwoo ya lis! bye liss! "
.Saat ini Travis sedang menelfon Junkyu sedangkan Jeongwoo bermain game sembari mendengarkan obralan mereka.
" Malam juga kyuu " Travis mematikan telfon sepihak.
Travis menaruh handphonenya lalu berjalan ke meja belajar hendak mengulang pelajaran tadi. Berbeda dengan Jeongwoo yang sedari tadi bermain game.
Btw mereka satu kamar dengan tiwn bed, jadi ga bareng tidur nya.
" Akhh, tolol. Kalah kan kita, goblokk goblokk"
Travis kurang fokus belajar dikarenakan mulut Jeongwoo yang sedari tadi melontarkan kata kata kata kasar. Untung saja ruangan ini kedap suara
"DIEM DONG!"
Triak Travis kepada Jeongwoo
" Paan sih, sana telfonan aja tu sama Junkyu. Lagian lu ga ada hak buat nyuruh gw diem!"
Travis melempar buku sejaran yang sangat amat tebal di arah Jeongwoo
" Apaan sih! gua ga mukul atau lempar barang ke lo ya! "
Travis berdiri lalu mematikan laptop yang dipakai Jeongwoo untuk bermain
" Ketimbang main game mending belajar! "
Jeongwoo bangkit dari duduknya
" Apa hak lo "
Travis menarik dagu Jeongwoo untuk menatap matanya, hingga nafas mint itu tercium ke indra penciuman Travis
"Aku calon kamu! tentu aku punya hak." ucap Travis dengan nada yang sedikit di tekan
"Lo ga punya hak sama sekali." balas Jeongwoo
...
HHE, SEBENERNYA CUMAN UBAH AWALNYA DOANG, KARNA DARI DULU PAS DI SINI TUH SUDA LAG, GATAU MAU NGETIK APA, MAAPKEUN SAYA

KAMU SEDANG MEMBACA
Mati. [ JeongHaru ]
Roman pour Adolescents"Gw Jeon Travis Manoban, bukan Watanabe Haruto! "