"Di ujian kali ini, kalian akan masuk ke dalam dungeon dengan kesulitan tingkat 10,"
Mendengar kesulitan dungeon ini hanyalah 10, para peserta pun langsung tertawa memikirkan monster apa yang akan mereka lawan di dungeon ini.
"Diam semua! Kalian pasti mengira bahwa dungeon ini adalah dungeon yang sangat mudah bukan? Kalian salah."
Guru itupun kemudian memunculkan pintu untuk masuk ke dalam dungeon itu. Tetapi semua peserta tahu bahwa, pintu itu bukanlah pintu menuju dungeon biasanya.
"Kalian pasti bingung dengan pintu ini kan? Ya itu karena kalian tidak akan memburu monster-monster yang berkeliaran di dalam dungeon ini, untuk informasi lebih lanjut bacalah kertas yang aku berikan."
Fwoosh.
Sebuah kertas tiba-tiba muncul di depan semua peserta, kertas tersebut berisi tentang peraturan dan syarat yang harus mereka lakukan agar bisa lulus dari ujian itu.
[Rules & Requirements]
[1. Dilarang membunuh.]
[2. Harus melewati daerah finish dengan seluruh anggota kelompok.]
[3. Harus mengambil tag kelompok lain agar bisa lolos.]
"Semua peserta yang tidak mematuhi peraturan tersebut akan langsung saya keluarkan. Baiklah karena kalian sudah membaca semua peraturannya, kurasa sekarang sudah saatnya untuk membuka gate."
Guru itu langsung membakar kertas tersebut dan membuka sebuah pintu menuju dungeon itu.
Grrrkkk.
Sebuah pintupun terbuka, para peserta langsung masuk tanpa memikirkan apa yang akan terjadi di dalam situ, sedangkan Randall dan kelompoknya masih mendiskusikan tentang sesuatu.
"Jadi.. Apa ini?"
"Kurasa ini adalah tag yang dituliskan di kertas itu."
[ 5D Violet ]
"Jadi benda ini harus kita simpan agar tidak diambil orang?"
"Kurasa begitu...?
"Baiklah kalau begitu ayo masuk." Kata Deon sambil berjalan masuk ke dalam pintu itu.
"Tunggu.. Bukankah kita setidaknya bisa membuat sebuah rencana terlebih dahulu?"
Deon tidak mendengarkan perkataan Violet dan langsung masuk ke dalam pintu itu.
"Huft... Biarin aja tu orang emang susah diajak omong." Kata Randall sambil memegang kepalanya.
"Haha.."
Karena Deon sudah masuk duluan, Randall dan Violet pun juga langsung menyusulnya agar mereka tidak terpencar.
Fwoosh..
***
"Ughh... Kepalaku sakit sekali, ini berbeda dengan dungeon yang dulu pernah aku datangi."
Ujian pun dimulai, dan sekarang Randall sedang berada di sebuah gunung es yang penuh dengan kabut tebal.
"Aku tidak bisa melihat apa-apa..."
Randall bangun dan melihat sekitarnya untuk mencari teman-temannya, tetapi mereka tidak ada di dekatnya.
Saat dia sedang mencari mereka, dia melihat ada sebuah cahaya yang tiba-tiba keluar dari dalam kabut itu, seperti... Sebuah cahaya lentera...?
Karena dia tidak ingin langsung bertarung di dalam dungeon ini, Dia tahu bahwa cahaya itu bisa saja menjadi perangkap yang sudah dipasang oleh orang lain. Jadi dia langsung pergi ke arah yang berlawanan dari cahaya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living In Another World As The Useless Prince
Adventure"Rahel... Aku minta maaf." Kata-kata tersebut pun keluar dari mulut seorang pria dengan jubah hitamnya sambil mengulurkan tangannya. Dulu Rahel hanyalah seorang pelajar sekolah menengah ke atas, hari pun berganti saat dia bangun, dia melihat dirinya...