#57 [ Principal ]

562 76 6
                                    

Tepat di depan pintu masuk dungeon ujian itu, ada banyak sekali orang yang menunggu, dan salah satu dari orang yang menunggu di sana adalah Brian Kartis.

Para murid yang sudah keluar langsung dievakuasi dan dibawa kepada para dokter.

Di saat mereka semua mengira bahwa kejadian ini sudah selesai semua, sebuah cahaya muncul entah darimana dan mengeluarkan Bassan dan Oshun keluar dari dungeon itu.

Setelah melihat bahwa orang yang barusan keluar adalah teman dari Randall, Brian langsung bertanya kepada mereka,

"Syukurlah kalian semua bisa kembali dengan selamat... Tetapi dimana Randall?"

"Sialan itu!"

"Huh.."

Melihat Oshun yang tiba-tiba mengumpat  adalah hal yang sangat langka. Hal itu langsung membuat Brian khawatir dengan keadaan adik kecilnya saat ini.

"Apa.. Yang terjadi?"

Bassan tidak membuka mulutnya dan hanya berjalan menuju ke gerbang itu dan mencoba untuk membuka gerbang dungeon itu dengan pedangnya sendiri.

Krek..

Srek..

Suara besi yang menyayat batu pun terdengar ke seluruh tempat itu.

Tetapi pintu itu tetap tidak bisa terbuka setelah apapun yang dia lakukan.

'Apa yang akan terjadi... Randall kumohon tetaplah hidup.'

"Bassan, apa yang terjadi? Beritahu aku."

Bassan menjatuhkan pedangnya dan memberitahu Brian tentang semua hal yang telah terjadi di dungeon itu. Tetapi tentu saja dia tidak memberitahu situasi rumit jiwa Randall kepadanya.

"Apa?! Randall akan dibunuh?"

"Aku tidak tahu.."

Mendengar hal itu, Brian sebagai kakak Randall tidak bisa tinggal diam saja. Kemudian dia langsung pergi ke tempat kepala sekolah Asyndellim dengan kekuatan kakinya yang cepat.

Karena ruangan kepala sekolahnya lumayan jauh dari dungeon itu, Brian hanya bisa berharap bahwa Randall masih hidup saat dia sampai di sana. Jika tidak.., dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

Setelah Brian tiba di tempat itu, hal pertama yang dia lihat adalah sebuah lorong panjang yang dipenuhi dengan sebuah cairan berwarna merah.

'Apa ini.. Darah?! Jangan bilang..!'

"Louis!"

Di saat Brian masuk ke dalam ruangan kepala sekolah itu, muncullah seorang pria dengan baju putihnya yang sekarang dipenuhi dengan darah milik para penjaga diluar tadi.

dan nampaknya orang itu sudah tidak sabar lagi untuk membunuh orang (kepala sekolah) yang saat ini sedang berada tepat di depannya.

"B-brian! Syukurlah kamu datang s-selamatkan a-aku dari psikopat ini!"

Kepala sekolah itu kemudian langsung lari ke belakang Brian agar Louis tidak bisa menyerangnya lagi.

"Louis! Ada apa ini!?"

"Bukankah aku sudah memperingati kamu ya pria tua bajingan? Kurasa peringatan ku ini tidak pernah kamu masukan ke dalam otak kecilmu itu ya?"

Melihat Louis yang memiliki aura berbeda dari biasanya,

Gulp..

Brian pun jadi ikut merasa takut.

"L-louis bisakah kamu jelaskan dulu..?"

Living In Another World As The Useless PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang