Part 6

811 96 26
                                    

Singto bersembunyi di bawah selimut karna ketakutan mengingat ucapan off tadi, dia terus bergumam mengatakan jika daddy jahat.

Krist mendekatinya dan duduk di tepi ranjang.

"Sing... Teman daddy hanya bercanda, daddy tak makan orang" ucap krist.

"Hikkss... Sing takut dengan daddy... Sing tak ingin di makan hidup-hidup... Sing masih ingin melihat dunia... Sing tak ingin tinggal di perut daddy" gumam singto dengan menangis.

Krist menyingkap selimut itu sehingga membuat singto semakin menangis ketakutan, takut dia akan di makan oleh krist.

"Siapa lagi yang harus sing percaya di sini... Kenapa semua orang jahat... Hikkss... Sing takut... Sing ingin mommy... Hikkss..."

Off masuk ke kamar dan melihat singto menangis ketakutan, dia benar-benar merasa bersalah sekarang karna bercanda mungkin sedikit keterlaluan.

"Sing... Aku hanya bercanda tadi, apa kamu benar-benar setakut itu?" Tanya off.

"Pergi!!... Sing benci kalian!! Hikkss... Sing tak ingin di makan kalian!! Sing masih ingin hidup!!" Teriak singto.

"Lihat off! Lain kali jika ingin bercanda lihat kondisi dan situasi!" Ucap krist marah.

"Maafkan aku, krist" ucap off.

"Apa sing ingin susu?" Bujuk krist.

"Hikkss... Tidak! Pergi dari sini... Hikkss... Hikkss..."

"Ayo kita pergi" ucap krist, kepada off.

"Kenapa?" Tanya off.

"Dia butuh waktu untuk sendiri dan menenangkan dirinya" ucap krist.

Krist dan off sama-sama keluar dari kamar itu dan meninggalkan singto sendiri, membiarkan singto menangis hingga singto puas dan lega.

"Kamu benar-benar pengertian, aku mau menjadi kekasih seorang psikiater seperti mu" ucap off.

*Bughh... Satu pukulan mendarat di bahu off dari krist sehingga membuat off meringis kesakitan.

"Sebaiknya kamu pulang sekarang" ucap krist.

"Hmm... Ya, aku benar-benar minta maaf untuk masalah tadi" ucap off.

"Hmm" jawab krist singkat kemudian off langsung pergi dari sana.

Krist membersihkan tubuhnya di kamar lamanya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai.

Krist pergi ke balkon kamarnya dan berdiri di sana sembari memperhatikan pemandangan indah di bawahnya.

Krist pergi ke balkon kamarnya dan berdiri di sana sembari memperhatikan pemandangan indah di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krist memikirkan singto, bagaimana bisa ia bernafsu dengan singto tadi. Krist meremas rambutnya sendiri.

Singto tak sehat, singto sakit, kejiwaannya sedang terganggu, dia trauma dan krist tak menyangka jika pikiran kotornya bisa muncul kepada pria seperti itu.

Harusnya krist melindungi dan menjaga singto bukan malah ingin memakannya, bukankah singto sudah mempercayainya dan menganggap jika dia orang baik? Harusnya krist menjaga kepercayaan singto.

Hampir 3 jam krist termenung di balkon kamarnya, merenungi kesalahannya tadi, beruntung off datang di waktu yang tepat, jika tidak mungkin singto sudah di makan olehnya dan berakhir trauma singto kambuh karna masalah coklat itu.

"Daddy...." Ucap singto, membuat krist tersadar dari lamunannya.

Dia sudah mengira jika singto akan menghampirinya sendiri di saat dia sudah tenang, itu sebabnya krist membiarkan singto sendiri lebih dulu.

Krist melihat singto masih menggunakan boxernya tadi yang masih basah bekas mereka berenang.

Krist mengerti, mungkin singto menghabiskan waktu 3 jamnya dengan menangis sehingga tak ada waktu untuk mengganti celananya.

Krist menghampiri singto dan memegang tangannya membawa singto kembali ke kamarnya. Ia mengambil pakaian hangat untuk singto dan mengambil minyak kayu putih juga untuk menghangatkan singto.

Ia menuangkan minyak tersebut ke tangannya kemudian mengusapkan ke sekitar dada dan perut singto sedangkan singto hanya menurut saja.

"Apa benar daddy baik?" Tanya singto.

"Kenapa menanyakan itu?" Tanya krist.

"Daddy tak akan memakan sing kan?" Lirih singto.

"Tidak, daddy tak akan memakan mu. Teman daddy hanya bercanda tadi" ucap krist.

"Sing sayang daddy... Jangan makan sing, dad... Sing tak ingin tinggal di perut daddy" ucap singto sembari memeluk tubuh krist.

"Daddy benar-benar tak ingin memakan mu tadi, off hanya bercanda" ucap krist yang mulai frustasi.

"Daddy hanya ingin mencium mu, ciuman itu tanda sayang daddy pada mu" jelas krist.

"Cium? Sing ingin di cium daddy" ucap singto.

"Sekarang daddy tak ingin mencium mu" ucap krist.

Bukan tanpa alasan, krist takut dia lepas kendali nanti.

"Biar sing saja yang mencium daddy" ucap singto kemudian ia mendekatkan wajahnya dan mencium pipi krist membuat krist tersenyum senang.

"Biar sing saja yang mencium daddy" ucap singto kemudian ia mendekatkan wajahnya dan mencium pipi krist membuat krist tersenyum senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Krist memberikan pakaian untuk singto dan menyuruh singto memakainya sendiri.

"Ayo makan malam bersama" ajak krist, setelah singto selesai memakai pakaiannya.

"Ayo, dad!?" Ucap singto bersemangat.

Setelah makan malam bersama, krist mengajak singto untuk gosok gigi bersama sebelum tidur.

Seperti rutinitas setiap malamnya setelah menggosok gigi, singto minum susunya dengan botolnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sedangkan krist duduk di sampingnya sembari membacakan buku dongeng untuk singto.

Krist benar-benar memperlakukan singto seperti anak kecil, walau kecil kemungkinan singto bisa sembuh dan bersikap layaknya pria dewasa tapi setidaknya krist sudah berusaha  menjadi yang terbaik untuk singto, mencoba mengajari singto banyak hal yang mungkin tak pernah di ajarkan oleh paman dan bibinya.

Krist mengajari singto menulis, membaca dan menggambar, mengajarinya berhitung. Mungkin saat bersama ibu dan ayahnya singto pernah belajar tapi singto melupakan itu sejak dia mengidap syndrom little space itu sebabnya krist mengajari semuanya dari awal.





















Tbc.

Guardian angel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang