Hari-hari berlalu begitu saja, krist mulai terbiasa dengan tingkah ajaib singto, di bangunkan tengah malam hanya untuk membuat susu atau menemaninya ke toilet, krist juga dengan telaten mengajari singto banyak hal.
Sejauh ini masih belum ada masalah, krist juga sering menyuruh off mencari tahu tentang paman dan bibi singto apa mereka mencari singto atau tidak dan off selalu mengatakan mereka bahkan tak pernah menyebut nama singto dan seakan benar-benar menganggap jika singto tak ada di kehidupan mereka.
Krist terbiasa dengan tingkah kekanak-kanakan singto, walau tak jarang jika singto sering tantrum karna krist yang selalu sibuk dengan perkerjaannya hingga mengabaikan dirinya, singto bahkan sering bangun tidur tanpa melihat krist dan tidur malam sebelum melihat krist, sesibuk itu krist sekarang.
"Apa daddy sudah tak menyayangi sing lagi... Hikkss..." Gumam singto dari bawah selimut.
Dia memang tengah menangis sedari tadi karna sudah beberapa hari ini tak melihat wajah daddynya.
Krist yang kebetulan pulang sedikit lebih awal hari ini melihat sebuah getaran dari bawah selimut, dia menghampiri itu dan mendengar suara tangis singto yang semakin jelas.
"Sing... Apa kamu menangis?" Tanya krist.
Singto menyingkap selimut yang menutup seluruh tubuhnya dan menatap krist yang baru saja datang.
"Hikkss... Daddy jahat!! Daddy selalu sibuk!!" Ucap singto marah.
"Uhh... Maafkan daddy, tapi pasien daddy di rumah sakit sedang membutuhkan daddy, itu sebabnya daddy selalu berangkat awal dan pulang larut" ucap krist sembari duduk di samping ranjang.
Singto langsung memeluk krist dan menangis sedangkan krist mengusap punggungnya menenangkannya.
"Apa sing mau susu?" Tanya krist agar singto berhenti menangis.
"Tidak... Sing tak mau susu... Sing mau daddy..." Ucap singto.
"Apa daddy sudah tak menyayangi sing lagi? Apa sing nakal hingga daddy selalu sibuk?" Tanya singto sembari menatap wajah krist.
"Daddy masih menyayangi mu tapi perkerjaan daddy benar-benar banyak beberapa hari ini. Sing juga tak nakal... Jangan pernah berpikir jika daddy tak menyayangi mu lagi" ucap krist.
"T-tapi... T-tapi... Daddy selalu sibuk... Sudah beberapa hari sing tak melihat wajah daddy saat bangun tidur... Hiksss... Sing takut..."
"Sing... Sing takut daddy tak menyayangi sing lagi karna sing nakal... Sing takut daddy akan meninggalkan sing... Hikkss... Sing takut... Dad..."
"Sing... Sing... Hikkss--"
"Sssttt.... Jangan bicara hal aneh lagi. Daddy benar-benar hanya sedang sibuk, bukan tak lagi menyayangi mu" ucap krist.
Krist memeluk tubuh singto dan mengusap rambutnya dengan lembut.
"Apa sing sudah makan malam?" Tanya krist.
"Belum, sing tak selera makan"
"Baiklah, ayo makan bersama daddy"
"Tidak!"
"Bukankah sing sudah berjanji tak akan nakal?"
"Sing mau daddy"
"Ya, makan bersama daddy"
Krist menggandeng tangan singto membawanya keluar dari kamar berjalan menuju dapur.
Krist mendudukan singto di sebuah kursi dan mengambilkan singto makanan.
"Apa daddy tak makan?" Tanya singto.
"Daddy sudah makan di rumah sakit tadi"
"Daddy makan tanpa sing, hikkss.. daddy jahat!!" Ucap singto sambil memukul lengan krist.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian angel ✓
ContoHidup singto hancur dalam satu malam, dia di buang oleh keluarganya sendiri, menghadapi kerasnya dunia luar, kelaparan, kedinginan dan tak mempunyai tempat untuk berlindung membuatnya takut dengan sekitar hingga seorang malaikat tampan menemukan dir...